JIK Dukung Pengajuan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Calon Kapolri

Publik harus diberikan edukasi dalam menilai seorang pemimpin mestinya dari aspek kompetensi, profesionalisme dan integritas.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jan 2021, 19:38 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2021, 17:05 WIB
Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit di Bareskrim Polri, Kamis (30/1/2020). (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)
Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit di Bareskrim Polri, Kamis (30/1/2020). (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memutuskan mengajukan nama Komjen Listyo Sigit Prabowo untuk menjadi calon tunggal Kapolri ke DPR menggantikan Idham Azis yang memasuki masa pensiun. Komjen Listyo Sigit Prabowo merupakan salah satu nama yang direkomendasikan Kompolnas kepada Presiden untuk jadi calon Kapolri.

Disetornya nama Komjen Listyo Sigit Prabowo disampaikan oleh Ketua DPR Puan Maharani di gedung DPR, Rabu (13/1/2021). Surat presiden untuk calon Kapolri dikirimkan ke DPR hari ini langsung oleh Mensesneg Pratikno.

Merespons hal tersebut, Koordinator nasional Jaringan dai dan mubalig muda, Jaringan Islam Kebangsaan (JIK) Irfaan Sanoesi menilai bahwa pengajuan Komjen Listyo Sigit Prabowo oleh Presiden Jokowi ke DPR tidak ada yang harus dipermasalahkan. Dia menyebut bahwa dinamika penunjukan Kapolri baru dari kalangan non-muslim bukan hal yang baru.

Kapolri pertama dari kalangan non-muslim adalah Jenderal Widodo Budidarmo periode 1974-1978. Dia pun mengajak agar publik tidak terus digelisahkan oleh faktor suku, agama maupun ras seseorang. Tapi publik harus diberikan edukasi dalam menilai seorang pemimpin mestinya dari aspek kompetensi, profesionalisme dan integritas.

"Jika mulus melenggang, Pak Sigit ini bukan yang pertama menjadi Kapolri dari kalangan non-muslim. Sejarah mencatat Jenderal Widodo Budidarmo adalah Kapolri pertama non-muslim. Jadi penunjukan ini mestinya tidak dibesar-besarkan," terang Irfaan, Rabu (13/1/2021).

"Mestinya wacana yang dibahas bukanlah dari sisi agama sesorang. Kita harus naik kelas, harusnya wacana yang dibangun oleh publik adalah dari aspek kompetensi, profesionalisme dan integritas sesorang. Dari sisi ini Pak Sigit layak menjadi Kapolri baru menggantikan Pak Idham Azis," imbuh dia.

Irfaan menjelaskan, saat Komjen Listyo Sigit Prabowo menjabat Kapolda Banten, dia membangun komunikasi kepada para alim ulama dengan hangat sehingga tercipta hubungan yang harmonis di antara setiap umat beragama.

"Ketika Pak Sigit menjadi Kapolda Banten, dia dekat dengan ulama di sana. Membangun komunikasinya pun tak usah diragukan lagi, sehingga dapat membangun kamtibmas Banten yang harmonis dan kondusif," sambungnya.

Hal senada juga disampaikan pemandu kajian komunitas anak-anak muda Bandung Muhammad Multazam. Menurutnya, penunjukan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri baru akan menjadi spirit baru dalam menjaga tenun kebhinekaan di Republik Indonesia.

"Dia berhasil diterima oleh mayoritas pemuka agama terutama para kiai di wilayah Banten ketika menjabat sebagai Kapolda Banten. Jika sukses melewati tahap selanjutnya, Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri akan menguatkan spirit baru dalam tenun kebangsaan dan kebhinekaan," ujar Multazam yang juga Koordinator JIK Jabar itu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Karakter dan Rekam Jejak

Dia menilai rekam jejak Komjem Listyo Sigit Prabowo cukup mentereng dan sudah lama bekerja sama dengan Joko Widodo ketika menjabat Wali Kota Solo. Faktor profesional dan loyalitaslah yang membedakan Kabareskrim dengan calon-calon Kapolri lain yang diajukan Kompolnas.

"Pak Jokowi sudah tahu karakter dan telah lama berkerja sama dengan Pak Sigit. Pak Jokowi sudah tahu karakter dan seluk beluknya, sehingga akan lebih memudahkan dalam berkomunikasi dan berkoordinasi. Modal ini penting guna menciptakan kamtibmas semakin kondusif di setiap lapisan masyarakat," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya