Gempa Sulbar Rusak 103 Sekolah

Sekolah yang rusak akibat gempa paling banyak berada di Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Sulbar.

oleh Yopi Makdori diperbarui 20 Jan 2021, 13:46 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2021, 13:46 WIB
Evakuasi Korban Gempa Mamuju Tetap Dilanjutkan
Warga memeriksa reruntuhan bangunan yang rusak akibat gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021). Jalan dan jembatan yang rusak, pemadaman listrik, dan kurangnya alat berat menghambat evakuasi setelah gempa bermagnitudo 6,2 SR yang melanda Majene- Mamuju. (AP Photo/Yusuf Wahil)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa yang terjadi di Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) merusak sejumlah fasilitas umum, termasuk sekolah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat, ada 103 sekolah yang dilaporkan rusak akibat gempa yang mengguncang sejumlah titik Sulbar.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud, Hendarman, menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah elemen untuk mendata dampak gempa Sulbar pada sektor pendidikan.

“Kami terus melakukan koordinasi dalam melakukan pendataan, kebutuhan, dan intervensi yang dibutuhkan,” kata Hendarman dalam keterangan tulis pada Selasa (19/1/2021).

Jumlah sekolah yang terdampak itu tersebar di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Mamuju terdapat 18 sekolah yang masuk kategori rusak berat, 12 sekolah mengalami rusak sedang, dan 10 sekolah mengalami rusak ringan. Sementara di Kabupaten Majene 19 sekolah mengalami rusak berat, enam sekolah mengalami rusak sedang, dan 21 sekolah mengalami rusak ringan.

Berikutnya, di Kabupaten Polewali Mandar dua sekolah mengalami rusak berat, satu sekolah mengalami rusak sedang, dan tujuh sekolah rusak ringan. Di Kabupaten Mamasa, tujuh sekolah mengalami kerusakan ringan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pos Pendidikan Sulbar

Hendarman mengungkapkan bahwa dalam rangka penanganan darurat bencana di Sulbar, Kemendikbud, Kementerian Agama (Kemenag), Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), UNICEF, dan klaster nasional pendidikan saling bekerja sama mengoperasikan Pos Pendidikan Sulawesi Barat.

Pos itu diketuai oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Sulawesi Barat. Pos Pendidikan Sulawesi Barat disebut menjadi sentra koordinasi penanganan darurat gempa bumi bidang pendidikan. Adapun pos ini menginduk kepada posko utama penanganan darurat bencana gempa bumi Sulawesi Barat.

"Kemendikbud telah membuka posko di Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP PAUD Dikmas) di Kabupaten Mamuju dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di Kabupaten Majene," katanya.

Seperti diketahui, gempa yang terjadi sejak Kamis lalu ini (14/1/2021), memberikan dampak kepada 1.203 satuan pendidikan, 192.027 peserta didik, serta 16.620 pendidik dan tenaga kependidikan yang berada di Provinsi Sulawesi Barat. Usai terjadinya gempa itu, Kemendikbud langsung meresponsnya dengan sejumlah upaya, antara lain:

1) Pengelolaan pos pendidikan (kaji cepat dampak dan kebutuhan, rencana tanggap darurat, dan pengelolaan data dan informasi);

2) Pengelolaan bantuan (pengumpulan, penyimpanan, dan distribusi bantuan bagi pendidik, tenaga pendidik, dan peserta didik).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya