Puluhan Rumah di Lebak Rusak Berat Akibat Pergerakan Tanah

Sebagian besar kondisi bangunan rumah mereka sudah retak-retak dan bolong-bolong dan nyaris roboh akibat pergerakan tanah tersebut.

oleh Rinaldo diperbarui 02 Feb 2021, 06:06 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2021, 06:06 WIB
Lima rumah di Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat rusak akibat pergerakan tanah.
Lima rumah di Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat rusak akibat pergerakan tanah. (Liputan6/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 41 Rumah di Kampung Jampang, Desa Sidomanik, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Jumat (29/1/2021), rusak berat dan satu di antaranya roboh akibat pergerakan tanah menyusul curah hujan tinggi selama sepekan terakhir.

Bayi, Ketua Rukun Tetangga Rt01/02 Kampung Jampang di Cimarga, mengatakan warga yang terdampak bencana pergerakan tanah itu mengharapkan bantuan pemerintah untuk relokasi rumah mereka ke daerah yang aman.

"Mereka sangat ketakutan jika hujan lebat disertai angin kencang karena khawatir rumah roboh dan menimbulkan korban jiwa," ujarnya, Senin (1/2/2021).

Menurut dia, sebagian besar kondisi bangunan rumah mereka sudah retak-retak dan bolong-bolong dan nyaris roboh akibat pergerakan tanah tersebut.

Sementara itu, Plh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan pemerintah daerah akan memberikan dana stimulan bagi 41 warga yang terdampak pergerakan tanah itu dengan kisaran minimal Rp 10 juta sampai Rp 25 juta.

Dana stimulan itu, kata dia, untuk relokasi pembangunan rumah di tempat yang lebih aman dari ancaman bencana alam.

"Kami sudah mengajukan dana stimulan itu dan berharap Bupati Iti Octavia secepatnya dicairkan untuk membantu warga korban pergerakan tanah," katanya seperti dikutip Antara.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Firasat Rumah Roboh

Sementara Aning (60), salah satu korban bencana mengatakan dirinya bersyukur karena rumahnya roboh hanya beberapa jam setelah ia mengungsi ke rumah kerabatnya di desa itu.

"Saya punya firasat rumah akan roboh, jadi setelah salat Subuh langsung mengungsi ke rumah kerabat, dan sekitar pukul 08.0 WIB rumah roboh. Alhamdulillah, kami masih dilindungi," kata janda beranak tiga itu.

Ia berharap mendapat bantuan pemerintah untuk membangun rumah di lokasi lain yang lebih aman karena sudah tidak mempunyai tabungan untuk membangun rumah.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya