Kepala BNPB: Dalam Sehari, Rata-Rata 9 Bencana Alam Terjadi di Indonesia

Doni menyebut, setiap bencana yang terjadi selalu diikuti dengan kerugian ekonomi dan korban jiwa.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mar 2021, 15:59 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2021, 15:31 WIB
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo (dokumentasi BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, melaporkan total bencana alam yang terjadi di Indonesia sejak Februari 2020 hingga Februari 2021. Dalam rentang waktu satu tahun, tercatat 3.253 bencana alam terjadi.

"Ini artinya setiap hari setidaknya ada 9 kali kejadian bencana terjadi," katanya dalam acara Peresmian Pembukaan Rakornas Bencana di Istana Negara, Rabu (3/3/2021).

Dari ribuan bencana alam tersebut, di antaranya ada gempa bumi, tsunami, erupsi gunung, kebakaran hutan dan lahan. Kemudian banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin puting beliung.

Doni menyebut, setiap bencana yang terjadi selalu diikuti dengan kerugian ekonomi dan korban jiwa. Kementerian Keuangan mencatat, setiap tahun kerugian ekonomi akibat bencana alam mencapai Rp22,8 triliun.

"Angka yang sangat besar," kata Doni.

  

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Upaya Mitigasi Bencana

Gorontalo Utara Diterjang Banjir Bandang, Ratusan Rumah Terendam (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Gorontalo Utara Diterjang Banjir Bandang, Ratusan Rumah Terendam (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Sementara berdasarkan data statistik, korban jiwa akibat bencana alam dalam 10 tahun terakhir sebanyak 1.183 orang.

Doni melanjutkan, Bank Dunia juga melaporkan, Indonesia merupakan salah satu dari 35 negara di dunia yang memiliki risiko paling tinggi terhadap bencana alam.

Meski demikian, pemerintah tidak tinggal diam. Doni memastikan, pemerintah pusat bekerja sama dengan TNI, Polri dan pemerintah daerah melakukan berbagai upaya mitigasi bencana.

"Termasuk di dalamnya perencanaan pembangunan yang berlandaskan pengurangan risiko bencana, pelibatan pakar untuk memperkuat sistem peringatan dini, menyusun rencana kontigensi dan edukasi serta pelatihan bencana," jelasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya