Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan dua masalah utama dalam pembebasan lahan untuk program normalisasi sungai sebagai upaya mengatasi banjir di ibu kota.
"Satu, masalahnya banyak (lahan) yang bersengketa, masih di pengadilan," kata Riza Patria di Jakarta, Jumat malam (5/3/2021).
Baca Juga
Dengan begitu, Pemprov DKI membutuhkan waktu menunggu proses sengketa lahan selesai sebelum melakukan pembebasan lahan untuk penanganan banjir.
Advertisement
Selain itu, pembebasan lahan untuk proyek normalisasi sungai di Jakarta juga terkendala anggaran. "Kedua masalah anggarannya, kami kan punya keterbatasan," kata Riza dikutip dari Antara.
Politikus Gerindra itu menuturkan, Pemprov DKI sudah menganggarkan sekitar Rp 5 triliun sampai dengan tahun 2024 hanya untuk pembebasan lahan untuk proyek normalisasi di aliran Sungai Ciliwung.
Jika dibandingkan dengan daerah lain, anggaran tersebut terbilang jauh lebih besar. Riza memberi contoh pembebasan lahan dan waduk di Ciawi dan Sukabumi, Jawa Barat yang menelan sekitar Rp 1,3 triliun, namun sudah mendapatkan waduk berkapasitas besar.
"Angka sebesar itu buat pembebasan lahan di Jakarta tidak cukup. Kami anggarkan sampai 2024 tidak kurang Rp 5 triliun untuk pembebasan lahan saja. Untuk normalisasi, belum yang lain-lain. Itu pun baru Ciliwung, belum sungai lain," katanya.
Sementara itu, anggaran yang dibutuhkan untuk membuat konstruksi di aliran sungai atau "sheet pile" jauh lebih murah yang diperkirakan mencapai sekitar Rp 370 miliar.
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Target Pembebasan Lahan Rampung 2022
Riza menargetkan hingga tahun 2022, pembebasan lahan di aliran Sungai Ciliwung sudah bisa dirampungkan dan memerlukan dukungan dari DPRD DKI dan Pemerintah Pusat.
Namun, ia belum merinci daerah mana yang akan dilakukan pembebasan lahan untuk mengatasi banjir karena memerlukan beberapa tahapan. Adapun beberapa aliran sungai yang menjadi perhatian misalnya Kali Pesanggrahan, Sunter, Angke, atau Ciliwung.
"Semua tentu ada tahapannya, menjadi perhatian, tapi ada prioritasnya," kata Riza.
Riza menambahkan tahun lalu, pembebasan lahan sekitar 7,6 kilometer atau sekitar 3 kilometer untuk masing-masing sisi kanan dan kiri Sungai Ciliwung sudah dirampungkan.
Sehingga pengerjaan untuk pemasangan "sheet pile" sudah bisa dilakukan yang diharapkan rampung akhir 2021. Dengan begitu, diperkirakan pembebasan lahan di Ciliwung yang belum terealisasi mencapai sekitar 10 kilometer.
Ia menambahkan alokasi anggaran untuk penanganan banjir di DKI Jakarta tiap tahun terbilang besar yang berkisar 20 persen dari belanja modal, atau sekitar Rp 2 triliun dari belanja modal mencapai Rp 9-10 triliun.
Advertisement