Operasikan Bus Listrik, Transjakarta Pastikan Tarif Perjalanan Tetap Rp 3.500

Selama ini pihak Transjakarta menggunakan skema rupiah per kilometer untuk menentukan biaya operasional bus yang dioperasikan oleh operator.

oleh Ika Defianti diperbarui 10 Mar 2021, 14:38 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2021, 14:30 WIB
Bus listrik Higer yang akan digunakan Transjakarta
Bus listrik Higer yang akan digunakan Transjakarta

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyatakan sebanyak 100 unit bus listrik untuk Transjakarta ditargetkan beroperasi pada 2021.

Kata dia, untuk tarif penumpang bus listrik Transjakarta juga tidak ada perubahan. 

"Tentu polanya jika itu digunakan di koridor Transjakarta, tarifnya akan sama saat ini Rp 3.500. Jadi artinya selama pendekatan tarif dalam koridor Transjakarta itu akan mengikuti," kata Syafrin saat dikonfirmasi, Rabu (10/3/2021). 

Kendati begitu, dia mengatakan untuk biaya dari PT Transjakarta ke pihak operator bus listrik belum ditentukan. 

Selama ini pihak Transjakarta menggunakan skema rupiah per kilometer untuk menentukan biaya operasional bus yang dioperasikan oleh operator. Sedangkan biaya bus listrik per kilometer berbeda dengan bus dengan bahan bakar fosil atau mineral. 

"Tentu komponen biaya operasional kendaraannya itu akan dihitung secara cermat oleh rekan-rekan di Badan Pengelola Barang dan Jasa DKI Jakarta," jelas dia. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Target Bus Listrik di 2030

Penerapan Sistem E-Tilang di Jalur TransJakarta
Pengendara motor melaju di belakang bus Transjakarta di kawasan Pasar Rumput, Jakarta, Rabu (20/2). PT Transportasi Jakarta akan memasang kamera pengawas (CCTV) di setiap halte untuk menerapkan tilang online atau E-Tilang. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengungkapkan bahwa Pemerintah DKI Jakarta memiliki target untuk mendistribusikan seluruh armada bus TransJakarta menggunakan bus listrik pada 2030.

Kendati demikian, hal itu harus dipikirkan kembali ketika bencana seperti wabah virus corona menyerang Indonesia, sehingga memerlukan adanya relaksasi program bus listrik.

Syafrin menyebutkan bahwa DKI Jakarta memiliki target tahun 2030 seluruh armada TransJakarta sudah menggunakan bus listrik.

Kendati demikian di tengah pandemi virus corona, seluruh sendi perekonomian terkena dampak termasuk dengan rencana pengadaan bus listrik.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya