Anggota Polri-TNI Dikeroyok, Pemprov DKI Segel Kafe di Jalan Falatehan

Seorang anggota Brimob Polri dan anggota Kopassus TNI menjadi korban pengeroyokan oleh orang tak dikenal di dekat kafe di Jalan Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 20 Apr 2021, 15:38 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2021, 22:53 WIB
Ilustrasi penyegelan Satpol PP
Ilustrasi - Satpol PP DKI Jakarta menyegel tempat hiburan malam di ibu kota. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta menyegel sebuah kafe di Jalan Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Penyegelan diduga terkait kasus pengeroyokan yang menewaskan anggota Brimob Polri dan melukai anggota Kopassus TNI AD pada Minggu (18/4/2021) pagi. 

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan, penyegelan kafe di Kebayoran Baru itu dilakukan karena ada pelanggaran.

"Biasanya, penyegelan oleh Satpol PP itu karena ada beberapa sebab, seperti pelanggaran protokol kesehatan, atau di situ terjadi perkelahian. Tentu ada aturannya harus disegel," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Senin (19/4/2021).

Meski begitu, Riza mengaku belum mengetahui detail persoalan penyegelan oleh jajaran Pemprov DKI itu merupakan buntut insiden pengeroyokan dua orang yang merupakan anggota Kopassus dan Brimob.

"Nanti detailnya kita tanyakan pada Satpol PP," ucap Riza dikutip dari Antara.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Anggota TNI dan Polri Dikeroyok

Sebelumnya, anggota TNI dan Polri menjadi korban pengeroyokan oleh orang tak dikenal di dekat kafe di kawasan Jalan Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Insiden itu dikonfirmasi Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0504 Jakarta Selatan Kolonel Infantri Ucu Yustiana.

Dia mengungkapkan, peristiwa pengeroyokan yang menewaskan anggota Brimob Polri dan melukai anggota Kopassus TNI AD itu terjadi pada Minggu (18/4/2021) pagi.

"Sementara kan emang benar ada kejadian seperti itu, hari ini tadi pagi," kata Ucu saat dihubungi Merdeka.com, Minggu (18/4/2021).

Dirinya masih belum bisa menjelaskan soal kronologis terjadinya pengeroyokan tersebut. Pasalnya, masih mengumpulkan saksi yang ada.

"Karena pagi hari itukan orang-orang mungkin sudah abis sahur, jadi mungkin tidur lagi. Jadi sangat susah untuk kita nyari saksi-saksinya," jelas Ucu.

Dia mengungkapkan, TNI dan Polri saling bekerja sama untuk mengungkap kasus pengeroyokan ini.

"Betul (kerjasama dengan Polres Metro Jakarta Selatan), dilaksanakan Polres Jakarta Selatan dengan Pomdam Jaya," kata Ucu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya