Liputan6.com, Eastern Cape - Seekor penguin yang "tidak diamankan" di dalam kotak kardus menjadi penyebab kecelakaan helikopter di Afrika Selatan, demikian temuan laporan mengenai insiden tersebut.
Penguin, yang telah ditaruh di dalam kotak dan di pangkuan seorang penumpang, meluncur dan menjatuhkan kendali pilot tepat setelah lepas landas dari Pulau Bird di lepas pantai Eastern Cape pada 19 Januari 2025.
Baca Juga
South African Civil Aviation Authority (Otoritas Penerbangan Sipil Afrika Selatan) mengatakan dampak tersebut menyebabkan helikopter jatuh ke tanah. Tidak seorang pun di dalamnya, termasuk penguin, terluka.
Advertisement
Otoritas tersebut mengatakan bahwa "kurangnya pengamanan penguin" menjadi penyebab terciptanya "situasi berbahaya".
Menurut laporan yang dirilis pekan ini, penerbangan tersebut telah melakukan survei udara di pulau di Gqeberha, Provinsi Eastern Cape.
Setelah menyelesaikan survei, helikopter mendarat, di mana seorang spesialis kemudian meminta pengangkutan satu penguin kembali ke Port Elizabeth.
Laporan tersebut tidak menyebutkan alasan mereka menjemput penguin tersebut.
Otoritas penerbangan mengatakan pilot melakukan "penilaian risiko" tetapi tidak menyertakan pengangkutan penguin di dalamnya yang "tidak sesuai dengan Civil Aviation Regulations (CAR) 2011 atau Peraturan Penerbangan Sipil 2011.
Ketika helikopter berada sekitar 15 meter (50 kaki) di atas tanah, kotak kardus meluncur dari pangkuan spesialis ke kanan dan menyebabkan tuas kontrol pitch siklik bergerak ke posisi paling kanan yang menyebabkan pesawat berguling, demikian yang ditentukan dalam laporan tersebut.
Karena tidak dapat pulih, bilah rotor utama kemudian menghantam tanah dan helikopter akhirnya jatuh di sisi kanannya sekitar 20 meter dari titik lepas landas.
Meskipun helikopter mengalami kerusakan parah, baik pilot maupun penumpang tidak terluka. Pun demikian dengan si penguin.
Laporan tersebut mengatakan semua situasi harus tunduk pada "protokol keselamatan yang ditetapkan" dan kepatuhan terhadap prosedur keselamatan penerbangan.
Laporan tersebut juga mengatakan bahwa evaluasi yang tepat terhadap situasi dan potensi bahaya (seperti pemindahan kargo) seharusnya dilakukan.
"Tidak adanya peti yang layak dan aman menyebabkan penahanan penguin tersebut tidak sesuai dengan kondisi penerbangan," bunyi laporan tersebut yang dikutip dari BBC, Jumat (11/4/2025).