Tak Boleh Dine In, Restoran di Puncak Bogor Banyak yang Tutup Saat PPKM Darurat

Orang yang datang ke restoran di Puncak Bogor, bukan hanya sekadar makan minum saja, namun juga menikmati suasananya.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 19 Jul 2021, 12:28 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2021, 10:12 WIB
Libur Panjang Akhir Pekan, Warga Berwisata di Kawasan Kebun Teh Puncak
Kawasan Kebun teh Puncak Kabupaten Bogor Jawa Barat. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Bogor - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor mengatakan sebagian besar restoran di kawasan Puncak Bogor memilih tutup akibat kebijakan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat.

"Mayoritas resto di Puncak Bogor yang melayani dine in tutup," kata Wakil Ketua PHRI Kabupaten Bogor Boboy Ruswanto, Minggu (18/7/2021).

Meskipun sektor usaha restoran diizinkan tetap beroperasi, namun dengan adanya kebijakan larangan makan dan minum di tempat (dine in) membuat sepi pengunjung. Sebab, sebagian besar pengunjung yang datang adalah wisatawan berasal dari luar Bogor.

"Orang yang datang ke restoran di Puncak kan bukan hanya sekadar makan minum saja, tapi menikmati suasananya," ujar Boboy.

Tak hanya restoran, sektor perhotelan di Kabupaten Bogor terutama di kawasan Puncak pun demikian. Adanya larangan tempat wisata untuk beroperasi berimbas pada anjloknya tingkat hunian kamar atau okupansi hotel di wilayah itu. Di sisi lain adanya penyekatan untuk mengurangi mobilitas masyarakat juga menyebabkan jumlah wisatawan menurun.

"Berdasarkan data dari teman-teman kemarin, rata-rata okupansi hotel di bawah 10 persen," ungkapnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tingkat Hunian Hotel di Bawah 5 Persen

Salah satu contohnya Hotel Ayuda yang dikelola dirinya. Selama masa PPKM Darurat, tingkat hunian kamar hanya terisi di bawah 5 persen dari kapasitas yang tersedia.

"Okupansi 5 persen saja sekarang sudah bagus," ucap Manager Ayuda Hotel itu.

Menurutnya, kondisi tingkat hunian sempat membaik di awal tahun 2021 dibandingkan pada tahun lalu dimana pandemi Covid-19 baru-baru melanda dunia sehingga semua hotel hampir tutup.

"Maret 2021 sempet membaik 30 persen. Ya kalau kondisinya masih seperti ini, kemungkinan terburuk ada yang tidak bisa bertahan," kata dia.

Kendati saat ini masih tetap beroperasi, lanjut Boboy, namun pemilik hanya mempekerjakan karyawan di saat ada tamu yang akan menginap di hotel.

"Kita mempekerjakan karyawan seperlunya dan jadwalnya juga tidak normal seperti biasa," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya