Gamer China Gugat Perusahaan Game Setelah 'Dilempar Telur' 4.800 Kali Secara Virtual

Gamer tersebut merasa tersinggung ketika diserang secara virtual ribuan kali dalam permainan online.

oleh Benedikta Miranti T.V Diperbarui 10 Apr 2025, 21:24 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2025, 21:24 WIB
cara mendownload game di laptop
cara mendownload game di laptop ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Beijing - Seorang gamer di China menjadi sorotan publik setelah menggugat sebuah perusahaan game karena mengaku mengalami depresi akibat diserang secara virtual ribuan kali.

Pria dengan nama samaran Qiaoben ini merupakan pemain veteran "Three Kingdoms Kill Online", sebuah game multipemain berlatar era Tiga Kerajaan.

Mengutip SCMP, Kamis (10/4/2025), "Three Kingdoms Kill Online" merupakan game strategi multipemain yang dikembangkan perusahaan asal Hangzhou, dan telah beredar sejak tahun 2009. Dalam satu sesi permainan yang melibatkan 4 hingga 8 pemain, durasi permainan berkisar antara 10 hingga 30 menit.

Sebagai pemain dengan peringkat tertinggi, Qiaoben mengaku kerap menjadi sasaran kemarahan pemain lain setelah mereka kalah. Ia menyebut bahwa dalam enam bulan terakhir, karakternya telah "dilempar" dengan item seperti telur dan sandal jerami sebanyak lebih dari 4.800 kali.

Item-item tersebut memicu efek visual seperti tamparan di wajah karakter, yang menurut Qiaoben melukai harga dirinya. Dalam satu pertandingan, ia bahkan mengalami tamparan virtual selama lebih dari 90 detik secara terus-menerus.

"Setiap kali saya dilempar telur, harga diri saya terganggu dan saya merasa depresi," katanya.

Item tersebut bisa didapatkan secara gratis melalui aktivitas dalam game, atau dibeli dengan harga murah. Qiaoben menuding perusahaan game membiarkan praktik ini demi keuntungan penjualan.

Gugat ke Pengadilan

Ilustrasi gamer  (sumber: Unsplash)
Ilustrasi gamer (sumber: Unsplash)... Selengkapnya

Setelah berkali-kali mengeluh ke layanan pelanggan tanpa respons memadai, Qiaoben akhirnya memutuskan untuk menempuh jalur hukum dan mengajukan gugatan, meskipun jumlah kompensasi yang diminta tidak diungkapkan.

Di media sosial Tiongkok, banyak pemain mengakui bahwa mereka menggunakan strategi serupa sebagai bentuk pelampiasan setelah kalah.

"Tak peduli sekuat apa seorang pemain, dia tetap bisa dihancurkan oleh telur dan sandal jerami," tulis salah satu warganet.

Pada 31 Maret, perwakilan perusahaan mengakui bahwa item seperti telur dan sandal memang bagian dari fitur permainan, namun pihaknya berjanji akan menerapkan pembatasan ke depannya.

Pakar hukum dari Provinsi Shandong, Jin Xiaodong, menyebut bahwa benda seperti telur dan sandal dalam konteks tersebut memiliki unsur penghinaan.

"Perusahaan game memiliki tanggung jawab untuk menjaga ketertiban dalam permainan," ujarnya.

Seorang ahli hukum lainnya menambahkan bahwa jika tindakan bullying dalam game melanggar hak pribadi seseorang, maka perusahaan dapat dimintai pertanggungjawaban secara perdata.

Infografis Dampak Bermain Game Berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis dampak bermain video game berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya