Dokter Reisa: Sebagian Besar Orang Tua Siswa Sudah Izinkan Anaknya PTM ke Sekolah

Menurut Reisa, tingkat kepercayaan orang tua murid terhadap protokol kesehatan di sekolah selama PTM sudah cukup tinggi.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 17 Okt 2021, 12:21 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2021, 12:17 WIB
Antusiasme Murid Kelas 1 SD Ikuti Pembelajaran Tatap Muka
Suasana murid kelas 1 mengikuti PTM Terbatas di SDN Malaka Jaya 07 Pagi, Klender, Jakarta, Senin (30/8/2021). Di SDN Malaka Jaya 07 Pagi kegiatan PTM dibagi atas dua sesi yang masing-masing kelas rata-rata terdiri dari 10 murid dengan durasi belajar 2-3 jam. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro menyebut, sebagian besar para orang tua sudah mengizinkan anak mereka melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) ke sekolah. Menurut dia, tingkat kepercayaan orang tua murid terhadap protokol kesehatan di sekolah sudah cukup tinggi.

"Sebagian besar orang tua siswa di semua tingkat pendidikan percaya bahwa sekolah sudah cukup siap untuk melanjutkan pembelajaran tatap muka (PTM) dan akan mengizinkan anak-anak mereka kembali ke sekolah," kata Reisa dikutip dari siaran persnya, Minggu (17/10/2021).

Dia mengatakan, hal tersebut diperoleh berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan UNICEF pada tanggal 10 sampai 14 September 2021 di 34 provinsi.

Survei tersebut mengumpulkan tanggapan melalui telepon dari 1.200 orang tua dan wali murid dari anak-anak pra-sekolah, taman kanak-kanak, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

"Ini adalah perkembangan bagus sebagai hasil dari kerja keras kita bersama," ujarnya.

Reisa menyampaikan, sekolah yang aman Covid-19 termasuk dengan tersedianya fasilitas cuci tangan pakai sabun menambah kepercayaan diri orang tua siswa. Sehingga, mereka mengizinkan anak-anaknya kembali ke sekolah mengikuti PTM.

"Pemerintah bahkan mewajibkan ketersediaan sarana wash atau water sanitation and hygine sebagai syarat dibukanya kembali sekolah," jelas dia.

Sekolah akan dibantu pengadaan sabun

FOTO: Pemberlakuan Pembelajaran Tatap Muka di Surabaya
Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di sebuah sekolah di Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/9/2021). Pemerintah kembali membuka sekolah di tengah pandemi COVID-19. (JUNI KRISWANTO/AFP)

Dia menuturkan, kemitraan swasta pemerintah untuk cuci tangan pakai sabun telah mengumumkan tekad untuk melindungi satu juta anak agar aman dari Covid-19. Total ada 15.000 sekolah yang menerima perlengkapan untuk sekolah aman Covid-19.

"Perlengkapan yang akan diterima oleh sekolah aman Covid-19 adalah berupa sabun batang dan cair, cairan pembersih tangan, dan cairan disinfektan," ucap dia.

Adapun sekolah yang akan menerima perlengkapan tersebut meliputi SD, SMP, dan Madrasah yang berlokasi di Aceh, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sumatra Utara, Papua, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat. Upaya ini diharapkan menjadikan sekolah sebagai lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak.

"Dengan adanya langkah-langkah mitigasi risiko Covid-19 seperti masker, saluran udara yang memadai di kelas, dan sistem hadir 50 persen, dan tersedianya tempat cuci tangan pakai sabun, sekolah dapat menjadi lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak," tutur Reisa.

 

Isi Tas Siaga Covid-19 Saat Siswa Ikut PTM Terbatas

Infografis Isi Tas Siaga Covid-19 Saat Siswa Ikut PTM Terbatas. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Isi Tas Siaga Covid-19 Saat Siswa Ikut PTM Terbatas. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya