Momentum Hari Pahlawan, Kemendikbud Ajak Tumpas Kemiskinan dan Kebodohan

Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto mengajak semua pihak memanfaatkan momentum Hari Pahlawan untuk berjuang menumpas musuh bersama yakni kemiskinan dan kebodohan.

oleh Yopi Makdori diperbarui 10 Nov 2021, 13:52 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2021, 13:52 WIB
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto. (Liputan6.com/Yopi Makdori)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Wikan Sakarinto mengajak seluruh pihak menumpas musuh bersama pada momentum Hari Pahlawan 10 November 2021. Adapun musuh bersama itu adalah kemiskinan dan kebodohan.

"Semangat, tekad, dan keyakinan pahlawan, harusnya dapat menginspirasi dan menggerakkan kita semua untuk mengemban misi bersejarah mengalahkan musuh bersama yang sesungguhnya, yaitu kemiskinan dan kebodohan dalam arti yang luas," tutur Wikan Sakarinto saat upacara peringatan Hari Pahlawan di halaman Kantor Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta, pada Rabu (10/11/2021). 

Setiap orang, kata Wikan, dapat menjadi pahlawan. Bahkan hal itu bisa diawali dari menjadi aktor yang berkontribusi secara ekonomi bagi keluarga.

"Marilah kita jadikan nilai–nilai kepahlawanan sebagai inspirasi di setiap langkah yang penuh dengan inovasi dan daya kreasi. Setiap orang bisa menjadi pahlawan di bidang apa pun, dan bahkan bisa pula memulai dengan menjadi pahlawan bagi ekonomi keluarganya dan komunitasnya,” ujar Wikan.

Dia mengharapkan anak-anak muda dapat menjadi generasi Indonesia yang sebenarnya dengan memahami dan menghormati Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan Undang-undang Dasar 1945. "Semoga kita menjadi pemenang dalam era kehidupan normal baru," katanya. 

Tantangan Bonus Demografi

Dalam 20 tahun mendatang, kata Wikan, Indonesia akan memasuki bonus demografi, yaitu periode di mana angka dependency ratio (rasio ketergantungan) mencapai angka minimal. Dalam periode ini, akan terdapat lebih banyak tenaga kerja produktif yang bermanfaat untuk memenangkan perang melawan kemiskinan dan kebodohan. 

Namun, di sisi lain, juga terdapat kecenderungan berkurangnya lapangan pekerjaan yang harus diantisipasi dengan cerdas dan seksama. Kenyataan ini, lanjut Wikan, harus dihadapi dengan semangat wirausaha yang sesungguhnya.

"Hal ini harus menjadi cambuk untuk meneguhkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Kini saatnya kita berdiri dan bergandengan tangan seraya berteriak, kita pasti bisa," pesannya.

Untuk itu, melalui peringatan Hari Pahlawan tahun 2021, pihaknya mengajak masyarakat Indonesia untuk memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara sesuai kemampuan dan profesi masing-masing.

"Apakah manfaat kemerdekaan yang diperjuangkan para Pahlawan, jika kita bukanlah Tuan dan Nyonya di Negeri sendiri? Oleh karenanya, kita akan mengupayakan program graduasi yang sesungguhnya, melalui pendidikan vokasi serta peningkatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan berbasis peluang yang ada atau peluang yang bisa diciptakan atau minat dan bakatnya," tutur Wikan. 

Di matanya, setiap insan masyarakat Indonesia seyogyanya memiliki semangat kepahlawanan dan tergerak hatinya untuk membangun negeri sesuai dengan potensi dan profesi masing-masing. 

"Semangat kepahlawanan itu perlu terus dipertahankan oleh warga Indonesia untuk mengenang para pahlawan," tandas Wikan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya