Ribuan Pengungsi Gunung Semeru Butuh Air Bersih hingga Peralatan Tidur

Gunung Semeru mengeluarkan awan panas guguran pada Sabtu 4 Desember 2021. Sebanyak 45 orang meninggal dunia dan sembilan orang hilang akibat peristiwa tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Des 2021, 20:51 WIB
Diterbitkan 10 Des 2021, 20:50 WIB
Kondisi Lokasi Pengungsi Erupsi Gunung Semeru
Warga terdampak letusan gunung Semeru mengungsi di tempat penampungan sementara di desa Sumber Wuluh di Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Berdasarkan laporan Posko Tanggap Darurat Bencana Gunung Semeru erupsi, total korban jiwa ada sebanyak 15 orang meninggal dunia. (Juni Kriswanto/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pengungsi bencana awan panas guguran Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, mencapai 6.573 orang. Mereka tersebar di 126 titik pengungsian.

Saat ini, para pengungsi membutuhkan bantuan berupa tandon air, air bersih, dan alat-alat kebersihan. Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru Kol Inf Irwan Subekti mengatakan, pengungsi juga membutuhkan peralatan tidur seperti kasur dan perlengkapan mandi.

"Termasuk membutuhkan pakaian dalam untuk laki-laki dan perempuan ukuran besar, termasuk untuk pakaian dalam ibu-ibu," kata Irwan dalam konferensi pers, Jumat (10/12/2021).

"Ini yang sangat kita harapkan apabila ada saudara-saudara kita yang akan memberikan bantuan," tambah Irwan.

 

45 orang meninggal dunia

Gunung Semeru mengeluarkan awan panas guguran pada Sabtu 4 Desember 2021. Sebanyak 45 orang meninggal dunia dan sembilan orang hilang akibat peristiwa tersebut.

Irwan mencatat, korban luka berat 19 dan luka ringan 19 orang. Korban luka ringan ini mengalami luka bakar. Dia menambahkan, kerugian material sementara berupa 2.970 rumah dan 33 fasilitas umum.

"Salah satu fasilitas umum sampai sekarang yang terparah adalah putusnya Gladak Perak," kata dia.

 

Relokasi Warga

Sebelumnya, Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengungkapkan pemerintah memutuskan merelokasi warga yang terdampak awan panas guguran Gunung Semeru ke lahan milik negara, seperti Perhutani. Keputusan ini sudah mendapatkan persetujuan Presiden Joko Widodo.

"Masyarakat yang sekarang ada di lokasi bencana, yang rumahnya tertimbun, sawahnya juga tertimbun awan panas, Presiden merencanakan untuk relokasi," katanya dalam konferensi pers, Selasa (7/12/2021).

Thoriq mengaku sudah mengusulkan kepada Kepala Negara agar warga Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang direlokasi ke lahan Perhutani yang lebih dikenal Jatian.

Sementara untuk warga desa lain, pemerintah masih mencari lahan. Lahan relokasi dipastikan tetap milik negara.

"Kita terus carikan lahan relokasi. Tadi disampaikan tidak hanya soal relokasinya tapi juga pembangunan rumah dan kawasan pemukiman," ucap dia.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya