Liputan6.com, Jakarta - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menyebut, cara berbusana merupakan salah satu penyebab terjadinya kejahatan seksual.
Terlebih, banyak penelitian empiris yang menyimpulkan bahwa busana dijadikan cara untuk mengomunikasikan hasrat seksual dan menarik perhatian lawan jenis.
Advertisement
Baca Juga
"Orang dengan gaya berbusana yang provokatif juga dipandang lebih berisiko mengalami pelecehan seksual dan memprovokasi terjadinya pelecehan seksual," kata Seto Mulyadi dikutip dari siaran persnya, Jumat (24/12/2021).
Pria yang karib disapa Kak Seto ini menuturkan, penilaian tersebut ternyata tidak hanya datang dari satu jenis kelamin saja, namun bisa dari perempuan dan lelaki. Seto mengakui bahwa gaya busana memang tak dapat dijadikan pembenaran bagi siapa pun untuk melakukan kejahatan seksual.
"Namun bertitik tolak dari sekian banyak riset yang relevan, sungguh realistis apabila masyarakat sama sekali tidak dapat mengabaikan gaya berpakaian sebagai salah satu faktor risiko," katanya.
Kak Seto pun mengapresiasi Tim Penggerak PKK Kota Salatiga yang telah mengingatkan keluarga tentang pentingnya anak-anak untuk berbusana secara baik. Dia ingin hal ini dapat dikampanyekan secara lebih luas lagi.
"LPAI optimis, jika tidak hanya Tim Penggerak PKK Kota Salatiga, tapi juga Tim Penggerak PKK di seluruh penjuru Tanah Air juga memproduksi imbauan-imbauan konstruktif dan multidimensi, anak-anak dan keluarga Indonesia akan semakin terlindungi dari risiko mengalami viktimisasi seksual," tutur Kak Seto.
LPAI Ajak Masyarakat Dukung Tim Penggerak PKK
Di samping itu, LPAI mengajak masyarakat untuk mendukung sepenuhnya gagasan dan kerja Tim Penggerak PKK di wilayah masing-masing.
LPAI berharap pemerintah dan DPR/DPRD dapat memberi perhatian lebih kepada keluarga, PKK, dan organisasi-organisasi lainnya yang juga konsen dalam urusan keluarga.
"Termasuk penguatan berupa penyusunan undang-undang khusus tentang keluarga. PKK yang tangguh dan produktif adalah manifestasi 'negara hadir' dalam jarak yang paling dekat dengan masyarakat," tutur Seto.
Advertisement