Menanti Kiprah Gus Yahya, Nakhoda Baru PBNU

KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026 pada Muktamar ke-34 NU di Lampung.

oleh Luqman RimadiNafiysul QodarDelvira HutabaratLizsa Egeham diperbarui 25 Des 2021, 00:03 WIB
Diterbitkan 25 Des 2021, 00:03 WIB
gus yahya
KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyampaikan sambutan di depan ratusan pendukung, di Graha Wangsa, Selasa (21/12/2021) malam. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU) periode 2021-2026. Pemilihan Ketum atau Ketua Tanfidziyah PBNU ini dilakukan secara voting dalam rangkaian Muktamar ke-34 NU yang digelar di Lampung, Jumat (24/12/202).

Seperti disiarkan langsung TVNU lewat kanal Youtube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, Gus Yahya terpilih menjadi Ketum PBNU setelah mengantongi 337 suara. Dia unggul dari calon lainnya yakni KH Said Aqil Siroj yang mengantongi 210 suara. Sementara, ada satu suara yang dianggap batal.

Sebelumnya, dalam penjaringan bakal calon Ketum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya unggul setelah mengumpulkan 327 suara. Sementara petahana, Said Aqil Siroj, menempati posisi kedua dengan perolehan 205 suara.

Di tempat ketiga ada As'ad Said Ali yang mengantongi 17 suara, lalu Marzuqi Mustamar 2 suara, Ramadhan Buayo 1 suara, abstain 1 suara, dan 1 suara batal. Sehingga hanya 552 suara atau berkurang 6 suara dari total 558 muktamirin yang memiliki hak suara.

Berdasarkan ketentuan AD/ART PBNU, maka yang dinyatakan lolos sebagai calon ketua umum hanya dua kandidat, yakni Gus Yahya dan Kiai Said karena mengumpulkan lebih dari 99 suara pada penjaringan bakal calon.

Usai penetapan, pimpinan sidang pleno Muktamar ke-34 NU, M. Nuh menyampaikan selamat kepada Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) usai resmi terpilih menjadi Ketum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

"Selamat untuk Gus Yahya telah terpilih menjadi Ketua Umum PBNU. Mudah-mudahan Beliau dapat membawa NU ke depan menjadi lebih dan lebih baik," kata M. Nuh sambil menangis haru.

Mantan Menteri Pendidikan Nasional itu juga menyampaikan terima kasih kepada Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj atas jasa-jasanya selama menjadi Ketum PBNU.

"Terima kasih Kiai Said, mudah-mudahan dapat menjadi tauladan bagi kita semua atas semua kontribusinya selama menjadi Ketua PBNU," kata dia.

M Nuh mengaku terharu lantaran Muktamar ke-34 berlangsung sejuk dan damai dan tidak ada kekisruhan seperti Muktamar ke-33 di Jombang pada 2015 lalu.

"Muktamar ini dibayangi Muktamar 33 yang sangat menyedihkan kejadiannya. Karena itu para kiai berpesan pada saya tolong dijaga betul muktamar ini sejuk, sejuk. Alhamdulillah panjenengan semua bisa membuat mukatamar penuh kesejukan," kata dia.

Sementara itu, usai terpilih menjadi Ketua Umum PBNU perioder 2021-2026, Gus Yahya pun menyampaikan terima kasih kepada KH Said Aqil Siradj. Dalam kesempatan ini, Yahya menyebut Said Aqil sebagai gurunya. Dia menyebutkan peranan Said dalam membimbingnya.

"Yang paling awal ingin saya haturkan terima kasih saya adalah kepada guru saya, yang mendidik saya, menggembleng saya, menguji saya, tapi juga membukakan jalan bagi saya dan membesarkan saya, Prof Dr KH Said Aqil Siroj," kata Yahya di lokasi Muktamar ke-34 NU di Lampung, Jumat (24/12/2021).

Dia mengatakan, banyak jasa yang diberikan Said kepadanya. Dia kembali memberi pujian kepada Said, yang sudah memimpin PBNU selama dua periode.

"Saya tidak tahu apakah akan cukup umur saya untuk membalas jasa-jasa beliau. Kalau ini disebut keberhasilan, sesungguhnya ini adalah akar beliau," ucapnya.

"Kalau ada yang patut dipuji dari semua ini, pujian itu milik beliau," imbuhnya.

Dalam kesempatan ini, Yahya juga bersyukur Muktamar ke-34 NU berjalan lancar. Dia memberi ucapan terima kasih kepada panitia, Banser, hingga Fatayat NU.

"Muktamar yang walaupun penuh dinamika yang kadang-kadang membuat orang di luar sana ketar-ketir, tapi nyatanya begitu dinikmati oleh siapa pun yang ada di muktamar ini," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Said Aqil Siradj menyampaikan ucapan selamat kepada Gus Yahya. Said Aqil juga mendoakan agar Gus Yahya bisa memimpin PBNU menjadi lebih baik.

"Mudah-mudahan Allah beri kekuatan kepada Beliau, mampu pimpin PBNU ke depan lebih baik lagi, lebih sempurna lagi," kata Said Aqil.

Said Aqil mengaku bangga dengan kiprah Gus Yahya selama ini. "Saya sangat bangga, bersyukur, gembira atas keberhasilan Gus Yahya pada muktamar ini. Tidak ada lain saya bersyukur kepada Allah bahwa muktamar berjalan baik aman tenteram," kata dia.

Apalagi, kata Said Aqil, jalannya muktamar ke-34 bisa berlangsung aman dan damai.

"Walau katanya sebelumnya kira-kira agak panas, tapi muktamar selesai dengan aman damai ketawa. Mari lupakan apa yang terjadi kemarin. Kita bergandengan tangan sama-sama membesarkan NU," ujar dia.

Ke depan, usai tidak lagi menjadi Ketum PBNU, Said Aqil menyatakan akan tetap berdakwah untuk menyebarkan Islam yang moderat.

"Saya akan tetap mendakwahkan Islam, tetap akan menyebarkan Islam yang moderat dan toleran," pungkas dia.

Petinggi Parpol Ucapkan Selamat

Presiden Jokowi Lantik Yahya Cholil Jadi Watimpres RI
Khatib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf saat disumpah menjadi anggota Wantimpres RI di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/5). Yahya Cholil diangkat menjadi anggota Wantimpres untuk menggantikan almarhum KH Hasyim Muzadi yang wafat. (liputan6.com/Angga Yuniar)

Terpilihnya Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sebagai Ketua Umum (Ketum) PBNU 2021-2026 mendapat tanggapan dari sejumlah partai politik. Ucapan selamat, misalnya, disampaikan Sekjen PPP Arwani Thomafi pada Gus Yahya dan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.

"PPP menyampaikan selamat atas terpilihnya Kiai Miftachul Achyar dan Gus Yahya untuk duet Rais Aam dan Ketua Umum PBNU," kata Arwani kepada wartawan, Jumat (24/12/2021).

Arwani juga memuji keberhasilan gelaran Muktamar ke-34 yang berlangsung aman dan damai.

"Kami mengapresiasi dan salut atas setiap tahapan dalam Muktamar NU yang berjalan dengan baik, demokratis dan sejuk. Prinsip musyawarah mufakat dijunjung tinggi seperti dalam pemilihan Rais Aam PBNU melalui Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA)," kata dia.

"Kami yakin NU mampu memimpin orkestra kolaborasi seluruh potensi yang dimiliki warga NU yang tersebar di berbagai tempat. Perubahan zaman menuntut kolaborasi," sambung Arwani.

PPP, lanjut Arwani, siap berkolaborasi dengan NU untuk mengawal umat.

"PPP yang lahir dari rahim NU dan ormas Islam lainnya berkewajiban untuk berkolaborasi dengan NU dalam mengawal perubahan di tengah masyarakat kita," pungkas Arwani.

Partai Golkar juga mengucapkan selamat. Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto mengapresiasi pemilihan Ketua Umum PBNU yang berjalan secara demokratis dan khidmat.

"Saya mengapresiasi Muktamar NU berjalan lancar penuh hidmat dan demokratis. Alhamdulillah rangkaian acara Muktamar NU berjalan dengan baik dan menghasilkan kepemimpinan duet KH Miftahul Akhyar-KH Yahya Cholil Staquf," ujar Airlangga pada keterangannya, Jumat (24/12/2021).

Airlangga berharap NU bisa mengawal umat dalam transisi dari pandemi ke endemi.

"Saya berharap ke depan kepemimpinan NU juga akan mengawal transformasi perkembangan kehidupan masyarakat di era digital dan transisi normal baru dari pandemi ke endemi," kata dia.

Airlangga juga menyampaikan terima kasih kepada Said Aqil Sirodj yang telah memimpin NU selama dua periode.

"Tentu kami juga menyampaikan terima kasih kepada Pak Kyai Said yang telah memimpin NU selama 2 periode. Telah banyak yang telah ditorehkan untuk kemajuan NU," kata Airlangga.

Menko Perekonomian itu mengapresiasi kepada penyelenggara Muktamar NU yang dalam rangkaian kegiatannya dilaksanakan dengan protokol kesehatan.

Hal senada disampaikan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.

"Saya mengucapkan selamat atas terpilihnya KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU dan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum atau Rais Tanfidziyah PBNU pada Muktamar ke-34 di Lampung," kata Zulkifli Hasan.

Dia berharap Gus Yahya bisa membawa NU menjadi lebih baik bagi umat.

"Saya percaya Kiai Miftachul Akhyar dan Gus Yahya akan mengemban amanah dengan baik serta membawa PBNU menjadi organisasi yang lebih besar kiprah dan kontribusinya untuk umat dan bangsa," kata Zulkifli Hasan.

Pria yang kerap disapa Zulhas ini juga menyinggung perhelatan Muktamar ke-34 di Lampung yang berlangsung damai dan gembira.

"Muktamar PBNU ke-34 di Lampung menunjukkan kepada kita bagaimana proses mencari pemimpin kaum Nahdliyin ini dilakukan dengan cara yang luar biasa, demokratis, guyub, penuh kegembiraan dan membawa dampak positif bagi berbagai dimensi kehidupan bermasyakat, berbangsa dan bernegara," ucap dia.

Dia mengatakan, teladan yang ditunjukkan oleh para kiai, tokoh, muhibbin, santri, dan seluruh warga Nahdliyin yang terlibat dalam Muktamar ke-34 kemarin patut mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak.

Sementara, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin juga mengucapkan selamat.

"Selamat atas terpilihnya KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam dan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU. Selamat berjuang," kata dia.

Cak Imin merasa bahagia lantaran seluruh tahapan dan proses Muktamar berlangsung dengan lancar, aman, dan damai.

"Kita bersyukur, berbahagia dan bangga, Muktamar berjalan dengan lancar, aman, sukses, berkah, damai, dan membahagiakan semuanya. Selamat kepada seluruh penyelenggara muktamar," jelas dia.

Wakil Ketua DPR RI ini juga menyampaikan bahwa nahdliyin dan nahdliyat menanti kiprah, kreasi dan seluruh pengabdian PBNU ke depan di bawah kepemimpinan keduanya.

"Semoga dengan terpilihnya duet Kiai Miftah dan Gus Yahya ini akan banyak inovasi, banyak pengabdian yang menyesuaikan dengan tututan zaman dan tantangan sekaligus tuntutan kebutuhan masyarakat," kata Cak Imin.

Cak Imin menuturkan, ada dua hal yang menjadi tantangan PBNU, terutama di masa pandemi ini. Pertama, tantangan pemulihan ekonomi warga nahdliyin dan kemampuan daya tahan kesehatan masyarakat.

Selain itu,dia menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada KH Aqil Siraj yang telah dua periode memimpin PBNU.

"Tentu kita semua bersyukur, bangga, terima kasih kepada Kiai Aqil Siroj, ketua PBNU dua periode sebelumnya yang telah berhasil melaksanaakan Muktamar dengan sukses," sambungnya.

"Banyak perguruan tinggi baru, karya-karya besar yang harus kita lanjutkan dalam periode-periode yang akan datang," sambungnya.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga menyampaikan ucapan selamat dan harapannya atas terpilihnya KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam dan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026.

"Selamat serta barakah atas terpilihnya KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam dan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebagai Ketua Umum PBNU periode (2021-2026), menggantikan KH Said Aqil Siroj," ucap AHY melalui akun twitter pribadinya @AgusYudhoyono, Jumat (24/12/2021).

AHY berharap, NU semakin kompak dan kokoh merawat Islam nusantara.

"Semoga NU semakin kokoh dalam merawat pilar keislaman dan keindonesiaan, meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian umat, mempromosikan corak Islam Wasathiyah sebagai fondasi perdamaian global," kata dia.

Partai Demokrat, kata AHY, selalu siap bekerja sama dengan NU untuk memperjuangkan kepentingan umat.

"Kami Partai Demokrat siap bersinergi untuk menghadirkan kemaslahatan bagi umat, bangsa, dan negara," pungkas AHY.

Sedangkan Ketua DPR RI Puan Maharani berharap hasil Muktamar ke-34 PBNU membawa kemaslahatan untuk umat.

"Selamat atas terpilihnya KH Miftachul Akhyar selaku Rais 'Aam Syuriah PBNU dan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketum PBNU periode 2021-2026. Semoga hasil-hasil Muktamar ke-34 PBNU membawa maslahat bagi umat dan rakyat," ungkap Puan.

Puan berharap tokoh yang kerap disapa dengan panggilan Gus Yahya itu akan membawa PBNU semakin lebih amanah dalam melayani umat.

"Semoga di bawah kepemimpinan Gus Yahya Staquf, NU semakin kokoh menjadi benteng Kebinekaan dan Keutuhan NKRI," ucap dia

Puan pun berharap silaturahmi dan kerja sama yang selama ini telah terjalin baik antara PBNU dengan seluruh golongan umat Islam serta segenap komponen bangsa di Indonesia dapat semakin ditingkatkan. Ia juga yakin Gus Yahya dapat meneruskan kepengurusan PBNU terdahulu, KH. Said Aqil Siradj, dengan baik.

"Semoga kepengurusan PBNU yang baru membawa NU semakin memberi manfaat keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan. Kami yakin Gus Yahya akan membawa PBNU semakin solid, termasuk dalam silaturahmi dengan ormas-ormas umat Islam dan elemen bangsa lainnya," sebut Puan.

"Saya secara pribadi juga memberi apresiasi kepada KH Said Aqil Siradj selama 2 periode memimpin PBNU. Dedikasi beliau dalam melayani umat telah melahirkan banyak kemaslahatan," tambahnya.

Kepada para Nahdliyin, Puan berpesan untuk selalu mengedepankan persatuan dan kesatuan. Ia percaya, warga NU yang setia dalam mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin akan membawa Indonesia semakin lebih maju, khususnya dari sisi keagamaan.

"Karena NU memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan bangsa, baik sebelum maupun setelah kemerdekaan. Apalagi di era modern seperti saat ini, NU menjadi salah satu penjaga keutuhan NKRI," tutup Puan.

Sosok Pengagum Gus Dur

Presiden Jokowi melantik Yahya Cholil Staquf sebagai anggota Watimpres
Presiden Jokowi melantik Yahya Cholil Staquf sebagai anggota Watimpres (Merdeka.com/ Titin)

KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang terplih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026 pada Muktamar ke-34 NU di Lampung, bukan sosok sembarangan di Nahdlatul Ulama (NU).

Pria kelahiran Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966 ini merupakan putra dari KH Muhammad Cholil Bisri, pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin di Leteh, Rembang, Jawa Tengah. Ayahnya juga dikenal sebagai sosiolog dan politikus pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Kakeknya juga seorang tokoh besar NU, KH Bisri Mustofa, penyusun Kitab Tafsir Al Ibris. Gus Yahya yang lahir dan besar di kalangan pesantren, sudah digembleng ilmu agama sejak dini.

Meski orang tuanya memiliki pesantren, tapi dia dikirim untuk mondok di Madrasah Al Munawwir Krapyak, Kota Yogyakarta, yang diasuh oleh KH Ali Maksum.

Selepas dari pondok, Gus Yahya melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIP UGM). Selama masa kuliah, Gus Yahya aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta.

Usai menjalankan studi di UGM, Gus Yahya sempat bermukim selama setahun di Mekkah, Arab Saudi untuk menuntut ilmu.

Sebagai kader NU tulen, Gus Yahya dikenal cukup dekat Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Gus Yahya pernah ditunjuk menjadi Juru Bicara Presiden sewaktu Gus Dur berkuasa pada 1999-2001.

Setelah itu, Gus Yahya sempat aktif di PKB, tapi kemudian memilih lebih menekuni bidang pendidikan.

Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2014-2019 ini kerap menjadi pembicara di luar negeri, salah satu yang sempat menjadi polemik yaitu kehadiran Gus Yahya sebagai pembicara dalam forum American Jewish Committee (AJC) di Israel.

Dalam forum itu, Gus Yahya menyerukan konsep rahmat, sebagai solusi bagi konflik dunia, termasuk konflik yang disebabkan agama. Bagi sebagian kalangan, langkah itu dianggap tidak selaras dengan komitmen terhadap kemerdekaan Palestina.

Meski demikian, Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini beranggapan bahwa langkah itu selaras dengan yang pernah dilakukan Gus Dur, untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina lewat diplomasi segala cara.

Kekaguman kepada Gus Dur pun menjadi jargon Gus Yahya maju sebagai calon Ketua Umum PBNU, yakni Menghidupkan Gus Dur. Jargon tersebut kemudian dibukukan, Menghidupkan Gus Dur: Catatan Gus Yahya Kenangan Yahya Staquf oleh penulis kenamaan, AS Laksana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya