Jokowi Diberi Kain Ulos Pinussaan Saat Tiba di Toba, Ini Maknanya

Presiden Joko Widodo atau Jokowi disambut prosesi adat Batak saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Toba Sumatera Utara, Rabu (2/2/2022).

oleh Lizsa Egeham diperbarui 02 Feb 2022, 19:20 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2022, 19:20 WIB
Presiden Jokowi disambut prosesi adat Batak saat ke Kabupaten Toba Sumatera Utara, Rabu (2/2/2022)
Presiden Jokowi disambut prosesi adat Batak saat ke Kabupaten Toba Sumatera Utara, Rabu (2/2/2022). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi disambut prosesi adat Batak saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Toba Sumatera Utara, Rabu (2/2/2022). Salah satunya, saat Jokowi hendak menyeberang dari Pelabuhan Ajibata Kabupaten Toba ke Pelabuhan Ambarita, Kabupaten Samosir.

Sebelum menaiki kapal feri, Jokowi tampak diberikan kain ulos yang diselempangkan di pundak kanannya oleh Ketua 1 Lembaga Adat Dalihan Natolu Kabupaten Toba, Jonang MP Sitorus. Dia menyebut ulos yang diberikan sebagai pertanda penyambutan yang sangat mendasar dari rakyat kepada pemimpinnya.

"Satu helai lembar yang bernama Ulos Pinussaan. Ulos Pinussaan itu artinya adalah ulos pembungkus berkat, agar Bapak Presiden diberkati Tuhan dalam memimpin bangsa Indonesia dan tetap menjalankan roda pemerintahan Indonesia tetap diberkati Tuhan, diberi kesehatan, diberi nikmat," jelas Jonang dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Rabu.

"Ulos itu hanya bisa dipakai orang yang sudah punya cucu. Kami tahu Bapak Presiden sudah diberkati Tuhan dengan cucu, maka Bapak Presiden sudah berhak memakai Ulos Pinussaan itu," sambungnya.

 

Lanjut Prosesi Adat Batak

Presiden Jokowi saat meresmikan 7 pelabuhan di Danau Toba, Sumut, Rabu (2/2/2022)
Presiden Jokowi saat meresmikan 7 pelabuhan di Danau Toba, Sumut, Rabu (2/2/2022). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Setelah kain ulos diberikan, prosesi adat dilanjutkan dengan penaburan beras. Jonang mengatakan prosesi ini memiliki makna meminta berkat kepada Tuhan dan diharapkan berkat tersebut datang kepada tamu yang datang ke tanah Batak.

"Itu adalah sebuah prosesi penyambutan setelah ulos itu diberikan, maka beras itu ditaburkan ke atas, yaitu meminta berkat dari Tuhan dan sebagaimana beras itu beramai-ramai turun ke bumi setelah ditaburkan ke atas, seperti itulah ramainya berkat itu kepada tamu yang datang ke tanah Batak," ungkapnya.

Selain itu, kedua prosesi tersebut juga merupakan cara untuk menghargai nilai-nilai dasar budaya masyarakat yang ada di sekitar Danau Toba. Diharapkan, tamu yang disambut juga diberikan keselamatan.

"Kita tetap menghargai adat Batak itu dengan memberikan ulos dan penaburan beras sebagai lambang keselamatan yang sudah diberikan Tuhan kepada rombongan dan Bapak Presiden tiba di Ajibata," kata Jonang.

 

Jatuhkan Jeruk Purut ke Danau Toba

Jokowi lalu menjatuhkan jeruk purut ke Danau Toba yang dimaknai sebagai nilai-nilai dasar bagi orang Batak yang sudah turun-menurun. Warga Batak meyakini jeruk purut ini bisa menyembuhkan penyakit dan bisa menyembuhkan hati bagi warga masyarakat di kawasan Danau Toba.

"Kita berharap dengan dijatuhkan oleh Presiden jeruk purut ke Danau Toba bahwa Danau Toba ini akan menjadi danau yang aman, danau yang tenang untuk dilalui semua pelayaran-pelayaran yang ada di Danau Toba," ujar dia.

"Dirangkai lagi dengan memercikkan air yang suci dari cawan dengan daun beringin yaitu pertanda bahwa kapal-kapal yang akan berlayar di Danau Toba ini adalah kapal yang tetap dilindungi dan diberkati, disertai oleh Tuhan Yang Maha Kuasa," tutur Jonang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya