PPP Buka Peluang Kaji Penundaan Pemilu 2024: Biayanya Besar

Salah satu alasannya membuka kajian untuk menunda Pemilu 2024 lantaran biaya yang dikeluarkan negara sangat mahal atau besar.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 24 Feb 2022, 13:45 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2022, 13:45 WIB
Ketua Umum PP Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) Achmad Baidowi
Ketua Umum PP Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) Achmad Baidowi. (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membuka peluang untuk mengikuti saran dari Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin untuk menunda Pemilu 2024.

Salah satu alasannya membuka kajian untuk menunda Pemilu 2024 lantaran biaya yang dikeluarkan negara sangat mahal atau besar.

"Kami masih mengkaji usulan itu. Jika melihat anggaran pemilu yang diajukan KPU sebesar Rp 84 T itu besar banget untuk ongkos demokrasi," kata Ketua DPP PPP Achmad Baidowi kepada awak media, Kamis (24/2/2022).

Pria yang akrab disapa Awiek ini menegaskan, jika anggaran Pemilu 2024 dapat dikurangi, maka bisa saja pesta demokrasi tersebut tetap diselenggarakan sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan.

"Karena harus diakui kita fokus pada pemulihan ekonomi. Jika anggarannya masih bisa dirasionalkan maka pemilu bisa sesuai jadwal," jelas dia.

Satu hal yang wajib dipastikan, kata Awiek, semangat reformasi harus tetap dijaga. Sebab, dalam rekam jejak Pemilu di Indonesia maju mundur perhelatan adalah hal yang kerap terjadi.

"Tetap jaga semangat reformasi, meskipun dalam sejarah kita, pemilu dimajukan dan diundur juga pernah terjadi," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Usulan PKB

Sebelumnya, Cak Imin mengusulkan agar Pemilu 2024 ditunda. Pernyataan itu disampaikan Cak Imin usai menerima pelaku UMKM, para pengusaha, dan para analis ekonomi perbankan.

“Dari seluruh masukan itu saya mengusulkan Pemilu tahun 2024 itu ditunda satu atau dua tahun. Agar momentum perbaikan ekonomi ini tidak hilang dan kemudian tidak terjadi freeze (pembekuan ekonomi) untuk mengganti stagnasi selama 2 tahun masa pandemi,” kata Gus Muhaimin dalam Keterangannya, Rabu (23/2/2022).

“Ya setahun lah maksimal dua tahun,” tambahnya.

Pria yang kerap disapa Gus Muhaimin ini juga mengaku, banyak masukan dari kalangan dunia usaha, terutama memasuki tahun 2022 sangat optimistis melihat peluang ekonomi dan untuk recovery dibutuhkan waktu 2 tahun.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya