Satgas: Kasus Covid-19 Mulai Menurun, tapi Jumlah Testing juga Rendah

Tren kasus aktif konsisten menurun selama 2 minggu berturut-turut, hingga kini turun 52 persen dari puncak. Sementara, kasus aktif berada di angka 280 ribu per 16 Maret 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mar 2022, 11:40 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2022, 11:40 WIB
FOTO: Implementasi Penerapan 3M - 3T Sambut Endemi
Warga yang mengenakan masker berjalan melintasi mural berisi imbauan terkait COVID-19 di Menteng, Jakarta, Kamis (7/10/2021). Pemerintah menyiapkan langkah implementasi prokes 3M, implementasi surveilans 3T, percepatan vaksinasi dan persiapan fasilitas rumah sakit. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyebut kasus positif virus corona nasional turun 64 persen dari puncak selama 3 minggu berturut-turut.

Adapun kini kasus Covid-19 bertambah 140.000 per minggu, jauh lebih rendah saat puncak kasus yang mencapai 390.000 per minggu.

"Kini penambahannya 140 ribu per minggu, atau turun 250 ribu kasus. Kabar baik lainnya, penurunan terjadi di seluruh Provinsi. Minggu lalu saja, tidak satu provinsi pun penambahannya lebih besar dari minggu sebelumnya," kata Wiku dikutip dari siaran persnya, Jumat (18/3/2022).

Selain itu, kata dia, tren kasus aktif konsisten menurun selama 2 minggu berturut-turut, hingga kini turun 52 persen dari puncak. Sementara, kasus aktif berada di angka 280 ribu per 16 Maret 2022.

"Namun, jumlah ini jauh lebih tinggi hingga 3,5 kali lipat dibandingkan pada 1 Februari lalu atau sebelum lonjakan kasus," ucapnya.

Wiku mengatakan penurunan kasus ini diikuti dengan rendahnya jumlah testing Covid-19. Terlebih, syarat testing tidak lagi wajib pada beberapa sektor sehingga berdampak turunnya jumlah orang yang dites.

Kendati masih menenuhi target WHO dengan jumlah orang dites per minggunya, namun angkanya turun hingga 52 persen dari puncak. Sayangnya, angka ini terus menurun sejak minggu ketiga Februari hingga kini.

 

Harus Diwaspadai

Wiku menekankan penurunan jumlah testing ini harus diwaspadai sebab berdampak pada penurunan data kasus yang semu. Sehingga, berpotensi meningkatkan jumlah orang positif yang tidak teridentifikasi.

"Turunnya testing ini perlu menjadi kewaspadaan kita bersama. Sebab hanya dengan dites kita dapat membedakan orang positif dan tidak," jelas dia.

Untuk itu, dia kembali menekankan pentingnya disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M. Hal ini harus diperkuat, mengingat turunnya testing mempengaruhi kemampuan membedakan orang positif apalagi kasus tanpa gejala.

"Ketidaktaatan dapat menjadikan seseorang sebagai sumber penularan, apalagi terhadap kelompok rentan," tutur Wiku.

Dia juga meminta masyarakat meningkatkan kesadaran untuk dites. Masyarakat disarankan tes Covid-19 apabila merasa bergejala, atau selepas beraktivitas dengan risiko penularan tinggi.

"Tanpa kesadaran yang tinggi, bukan tidak mungkin orang positif berbaur dan menulari lebih banyak orang, termasuk kelompok rentan," ucap dia.

Kemudian, masyarakat diingatkan juga untuk meningkatkan kesadaran tinggi mengisolasi diri. Tentunya upaya bersama disiplin protokol kesehatan dan testing, akan sempurna seiring orang positif mengisolasi diri.

"Mari kita sadari bahwa setiap hal kecil yang kita lakukan, mulai dari memakai masker, menjaga jarak atau menghindari kerumunan, mencuci tangan, serta melakukan tes dan mengisolasi diri jika positif, merupakan jaminan keberlanjutan produktivitas masyarakat. Berani jujur, sehat," pungkas Wiku.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya