Provokator Pengeroyokan Polisi di Cakung Mengaku Cucu Jenderal

Kepolisian telah menangkap sejumlah orang terduga provokator pengeroyokan polisi di Cakung saat mengamankan pelaku jambret. Peristiwa itu viral di media sosial.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 30 Apr 2022, 02:12 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2022, 02:12 WIB
Garis Polisi Ilustrasi
Ilustrasi garis polisi (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Polsek Cakung bernama Aipda Alim menjadi bulan-bulan massa gegara mengamankan pelaku jambret saat tidak berpakaian dinas kepolisian. Bahkan sempat terjadi perdebatan antara anggota Polsek Cakung tersebut dengan seorang terduga provokator pengeroyokan.

Dalam video yang viral di media sosial, terduga provokator itu malah menceramahi polisi berpakaian preman tersebut. Dia juga mengaku-ngaku sebagai cucu jenderal.

Seperti dilihat dalam rekaman video yang diunggah akun Instagram @warungjurnalis, seorang terduga provokator menilai tindakan polisi keliru membubarkan massa yang hendak menghakimi pelaku jambret.

"Saya cucunya jenderal. Eh, enggak kayak gitu bubarin masyarakat. Ngerti enggak," kata pria bertopi dengan nada tinggi di depan Aipda Alim, seperti dikutip dari video yang viral, Jumat (29/4/2022).

Anggota Polsek Cakung atas nama Aipda Alim tetap sabar menghadapi provokasi pria tersebut. Ia sama sekali tak terpancing emosi.

Terkait hal ini, Kapolsek Cakung, Kompol Satria menyatakan bahwa beberapa orang diduga provokator pengeroyokan Aipda Alim telah ditangkap

Satria tak menepis ada salah satu provokator yang mengaku-ngaku sebagai cucu jenderal. Namun, ucapan tersebut saat itu tak direspons oleh Aipda Alim.

"Ada yang kami terima dia mengaku sebagai cucu dari jenderal. Anggota tidak merespons secara berlebihan," ujar dia.

Saat ini, pihaknya sedang menelaah perbuatan pidana yang dilakukan oleh terduga provokator melalui rekaman video. Beberapa pihak akan dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai saksi. Satria mengatakan, provokator diproses sesuai undang-undang yang berlaku.

"Kita sesuaikan dengan saksi dan alat yang bukti yang kami punya, kami semuanya akan minta pertanggungjawaban terhadap provokator tersebut," tandas dia.

Massa Mengamuk Karena Gagal Menghakimi Jambret

Jambret HP
Ilustrasi jambret

Sebelumnya, anggota Polsek Cakung dikeroyok massa pada saat mengamankan terduga pelaku jambret. Peristiwa itu viral di media sosial.

Seperti dilihat pada akun Instagram @warungjurnalis, kerumunan massa terlihat di Jalan Dr Rajiman, Cakung, Jakarta Timur. Massa berupaya mengajar seorang pria yang diduga sebagai jambret.

Di saat itu pula, ada seorang pria gaek yang mencoba menyelamatkan jambret dari amukan massa. Namun, pria yang merupakan anggota polisi berpakaian preman itu malah menjadi sasaran amukan massa.

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Budi Sartono menerangkan, pengeroyokan tersebut diduga dipicu emosi massa yang tidak senang upaya mereka membakar sepeda motor milik jambret dihalangi Aipda Alim. Selain itu, usaha massa menghakimi penjambret itu juga digagalkan polisi.

"Jadi pelaku jambretnya sudah diamankan (dibawa ke polsek). (Tapi) motornya ini mau dibakar sama masyarakat," kata Budi dalam keterangannya, Jumat (29/4/2022).

Budi membenarkan polisi berpakaian preman itu merupakan anggota Polsek Cakung. Kedatanganya ke lokasi kejadian juga untuk mengamankan pelaku jambret.

"Anggota kami berusaha mengamankan, tetapi anggota kami dipukuli oleh masyarakat sekitar dan ada beberapa provokator," ujar dia.

Terkait hal ini, Budi menerangkan ada tiga orang terduga provokator yang telah diamankan. Saat ini, keterlibatan mereka dalam kasus pengeroyokan polisi ini sedang didalami.

"Terhadap terduga pelaku pengeroyokan ini sudah kami amankan dan masih kita dalami yang ada video videonya itu. Orang orang yang melakukan pemukulan terhadap anggota kami akan kami tindak," ujar dia.

Kronologi Pengeroyokan Polisi

Kapolsek Cakung, Kompol Satria membenarkan adanya insiden tersebut. Dia mengatakan, pria yang sempat diamuk massa itu merupakan anggota Polsek Cakung.

"Betul, betul. Jadi yang bersangkutan itu benar anggota Polsek Cakung," kata Satria dalam keterangannya, Jumat (29/4/2022).

Satria mengatakan, polisi itu sedang tak mengenakan pakaian dinas. Adapun, alasanya karena posisinya sedang lepas dinas.

"Dan dia memang tinggalnya di sekitar situ," ujar dia.

Satria mengatakan, anggota Polsek Cakung itu bertandang ke lokasi begitu menerima laporan warga yang menangkap jambret.

"Kita langsung merespons, yang bersangkutan membantu meskipun dia sedang lepas dinas tapi karena tanggung jawabnya tinggi dia ikut membantu untuk mengamankan pelaku jambret itu," kata dia.

Namun nahas, ada sejumlah provokator tidak percaya. Padahal di lapangan ada perwira dari Polsek Cakung yang membenarkan dia adalah rekan kerjanya di kepolisian.

Insiden terjadi kala dia hendak membawa pelaku jambret, tapi warga tetap emosi mau main hakim sendiri. Bahkan, mereka langsung memprovokasi dengan menuding Aipda Alim sebagai polisi gadungan.

"Tentu tindakan main hakim sendiri kan tidak dibenarkan. Anggota Polsek sudah mengimbau untuk tidak melakukan aksi kekerasan tetapi provokator-provokator ini tidak percaya dan akhirnya mengeroyok Aipda Alim," ujar dia.

Polisi Dikeroyok di Jember

Seorang polisi yang berdinas di Polres Jember juga menjadi korban pengeroyokan warga. Dia dikeroyok karena diduga menabrak anak kecil.

Peristiwa bermula saat polisi berinisial DH hendak pulang ke rumahnya, di Desa Karanganyar, Kecamatan Ambulu pada Senin (18/04/2022).

Di tengah perjalanan, tepatnya di Desa Glundengan, Kecamatan Ambulu, secara tiba-tiba ada anak  8 tahun yang sedang berlari dan menabrak sisi bemper sebelah kiri mobil.

"Saat itu, anggota kita hendak menolong anak tersebut,” ujar Kasat Reskrim Polres Jember AKP Dika Hadiyan, Jumat (22/4/2022).

Saat itu, polisi berpangkat Bripka tersebut sudah berinisiatif bertanggungjawab dengan menolong anak tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Namun, saat hendak memasukkan si anak ke dalam mobil, sejumlah warga terlihat emosi sehingga melakukan pengeroyokan kepada DH

“Yang mengeroyok itu salah paham. Padahal, dia itu polisi yang paling baik di Jember. Mau dibawa ke rumah sakit, kok polisinya malah dikeroyok. Kan justru menghambat proses evakuasi,” ujar Dika.

Meski dikeroyok dan dipukuli warga, Bripka DH tetap berhasil membawa anak tersebut untuk pengobatan. Saat ini, sang anak masih dirawat di RSD Balung. Sedangkan DH mengalami luka-luka di bagian hidung hingga bengkok.

Polisi akhirnya bertindak dengan mengamankan 5 warga yang diduga melakukan pengeroyokan. Diduga, warga yang mengeroyok tidak mengetahui bahwa DH adalah seorang polisi. Sebab, saat itu ia sedang tidak menggunakan seragam polisi.

“Tetapi tetap saja salah, karena melakukan pengeroyokan itu tidak dapat dibenarkan secara hukum,”paparnya  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya