Warga Rela Antre Sampaikan Bela Sungkawa untuk Keluarga Ridwan Kamil

Mereka rela mengantre di pintu masuk Gedung Pakuan untuk bertakziah.

oleh stella maris diperbarui 05 Jun 2022, 00:10 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2022, 20:31 WIB
Warga Rela Antre Sampaikan Bela Sungkawa untuk Keluarga Ridwan Kamil
Warga Rela Antre Sampaikan Bela Sungkawa untuk Keluarga Ridwan Kamil/Istimewa.

Liputan6.com, Bandung Wafatnya anak sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz, jelas mengundang bela sungkawa dari banyak pihak, termasuk masyarakat di Tanah Air. Kemarin, keluarga Ridwan Kamil pun resmi menyampaikan bahwa anaknya meninggal dunia. 

Kedatangan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ke Kota Bandung pun sangat dinanti warga untuk melaksanakan salat gaib. Di hari kedua, Ridwan Kamil tiba di Gedung Pakuan, warga sipil, maupun dari kalangan tokoh-tokoh di Jabar berbondong-bondong ingin mengucapkan bela sungkawa secara langsung kepada keluarga yang ditinggalkan, Sabtu (4/6).

Dalam sepekan terakhir, warga hanya dapat memantau perkembangan pencarian dan upaya yang dilakukan keluarga melalui media massa dan media sosial. Keinginan untuk mengungkapkan langsung rasa simpati dimanfaatkan warga setelah mengetahui Ridwan Kamil dan keluarga tiba di Kota Bandung, Jumat (3/6) malam.

Seperti halnya Anessa, perwakilan Paskibraka Kota Bandung memanfaatkan kesempatan takziah ke Gedung Pakuan bersama rekan Paskibraka Kota Bandung lainnya. Ia mengaku sangat ingin mengucapkan bela sungkawa langsung kepada Ridwan Kamil.

"Pak Gubernur merupakan Alumni Paskibraka Kota Bandung. Kami selalu mendukung kebijakannya mulai dari Wali Kota, dan saat ini menjadi Gubernur karena Pak Gubernur orangnya ramah dan tidak sombong. Kami senantiasa mengingat semua kebaikannya," ungkap Anessa.

Ketika mengetahui kabar hilangnya Eril di Sungai Aare turut membuat mereka bersedih dan kehilangan.

"Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah, dan kami juga terus mendoakan ada kabar baik dari Swiss karena di sana masih ada harapan. Jangan pernah lupa, kami menyayangi dan mendukung Pak Gubernur. Semoga Allah mendengar doa kami yang sayang sama Kang Eril," ujarnya.

Tak hanya warga Kota Bandung, simpati hadir dari luar Kota Bandung, seperti Gilang (26), warga Cilacap, Jawa Tengah.

Gilang tak sendiri, dia mengajak rekannya yang lain, Erika (25), warga Jakarta. Mereka rela mengantre di pintu masuk Gedung Pakuan untuk bertakziah.

"Kami ingin ikut berbela sungkawa kepada keluarga Kang Emil. Kebetulan Eril itu adik tingkat saya di ITB walaupun kami tidak saling kenal," ucap Gilang.

Sementara Erika mengaku sangat terenyuh dengan unggahan-unggahan perjuangan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya Kamil mencari separuh jiwa mereka di Sungai Aare.

"Saya ikut merasakan duka yang dialami keluarga, meski saya juga enggak kenal, tapi kami ingin bersimpati karena saya yakin Kang Emil orang baik. Saya ikut sedih melihat informasi tentang Eril di media sosial," tuturnya.

Berbeda dengan yang lainnya, Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) Umuh Muchtar sangat merasakan apa yang Ridwan Kamil dan istri rasakan saat ini. Pasalnya, dia pun telah ditinggal anak bungsunya tahun 1999 silam.

"Anak saya meninggal ketika usianya 16 tahun. Sebagai orangtua ini adalah cobaan paling berat. Saya turut bersedih dengan kehilangannya ananda Eril," ujar Umuh Muchtar.

Umuh berharap almarhum Eril diterima iman Islamnya, dimaafkan segala kesalahannya, diluaskan kuburnya, dan dijauhkan dari siksa kubur.

Untuk diketahui, pihak Gedung Pakuan mempersilakan warga memberikan ucapan bela sungkawa langsung kepada Gubernur dan istri. Ucapan dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama ditujukan untuk keluarga besar Gubernur, perangkat daerah, dan Pimpinan Daerah. Sedangkan sesi kedua untuk organisasi masyarakat dan warga sipil.

Warga yang ingin berbela sungkawa nampak rela mengantre untuk mendapatkan kesempatan bertemu langsung dengan Gubernur.Mereka mengantre tertib sesuai dengan aturan Gedung Pakuan. Sebelum bertemu langsung, warga diberikan kesempatan menulis ucapan bela sungkawa pada secarik kertas kotak warna-warni yang telah disediakan, kemudian ditempel di dinding salah satu ruang pertemuan di Gedung Pakuan.

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya