Liputan6.com, Jakarta - Banjir bandang menerjang Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor pada Rabu malam (22/6/2022). Bangunan seperti rumah, sarana pendidikan, hingga infrastruktur lainnya rusak disapu air bah.
Satu keluarga terdiri dari ibu, bapak, dan seorang anak di Kampung Cisarua bahkan sempat terseret banjir bandang. Beruntung ketiga warga tersebut berhasil ditemukan dalam kondisi selamat setelah tersangkut material.
Advertisement
Baca Juga
"Betul, korban yang hanyut saat ditemukan langsung dibawa ke puskesmas untuk diobati," ujar Kepala Desa Kepala Desa Purasari Agus Lukman, Kamis (23/6/2022).
Agus mengungkapkan, satu keluarga itu ditemukan secara terpisah, yakni di Kampung Tengah, Ciatel dan Kampung Purasari.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini. Hanya satu keluarga itu mengalami luka ringan," ucap Agus.
Data sementara yang dihimpun aparatur Desa Purasari, banjir bandang merusak 30 bangunan terdiri dari rumah, dua sekolah dasar, madrasah serta satu pondok pesantren. Kerusakan itu terjadi di Kampung Cisarua, RW 05 dan 06.
Tak hanya bangunan, sejumlah kendaraan roda dua dan empat serta hewan ternak milik warga ikut hanyut terbawa banjir bandang. Lahan pertanian pun tak luput dari bencana alam tersebut.
“Kami masih melakukan pendataan untuk sementara ini ada sekitar 1.000 kepala keluarga di dua RW yang terdampak," bebernya.
Detik-Detik Banjir Bandang
Mad Roni, warga setempat menceritakan detik-detik bencana banjir bandang yang menerjang wilayahnya itu. Saat itu, hujan cukup deras selama kurang lebih 1 jam.
Tak lama kemudian, air Sungai Ciaul dan Cisarua tiba-tiba meluap lalu menghantam pemukiman warga serta lahan yang ada di sepanjang sempadan sungai itu.
"Saking cepetnya air meluap, enggak ada yang nyelamatin harta benda. Semua nyelamatin diri keluarga dulu," ujar Roni yang rumahnya ikut terdampak banjir bandang.
Ia menuturkan, banjir bandang yang melanda wilayahnya kali ini merupakan bencana paling parah jika dibanding musibah serupa 30 tahun silam.
"Dulu pernah terjadi sekitar 30 tahun silam. Tapi kali ini bener-bener parah. Mungkin karena sekarang aliran sungai sudah mengalami penyempitan dan pendangkalan," ucapnya.
Sementara itu, kini warga tengah membersihkan dan mencari harta benda mereka yang masih bisa diselamatkan. Sedangkan rumahnya yang rusak, mengungsi ke sanak saudara mereka.
Advertisement