Survei: Mayoritas Warga Jabodetabek Siap Terapkan Uji Emisi

Hasil survei menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap uji emisi juga mengalami peningkatan, dari sebelumnya hanya 16% menjadi 23%.

oleh Tim News diperbarui 31 Jan 2024, 17:06 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2023, 15:17 WIB
survei
Diskusi bertajuk "Persepsi Tingkat Kepatuhan terhadap Pelaksanaan Uji Emisi Jabodetabek" yang digelar Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta di Ruang Pola Bappeda, Balai Kota Jakarta, Rabu (31/1/2024). (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Kesadaran masyarakat terhadap uji emisi perlahan mengalami peningkatan. Berdasarkan dua riset yang dilakukan Populix dan Vital Strategies terhadap pengguna kendaraan di Jakarta dan wilayah sekitarnya, 67% masyarakat telah sadar akan adanya uji emisi, meningkat 2% dibandingkan survei sebelumnya.

Tingkat kesadaran tertinggi ditemukan di wilayah Jakarta yang menunjukkan bahwa penduduk Ibu Kota semakin peduli terhadap dampak pencemaran udara. Hasil survei menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap uji emisi juga mengalami peningkatan, dari sebelumnya hanya 16% menjadi 23%.

Riset ini dilakukan untuk mendukung upaya pemerintah DKI Jakarta mengurangi tingkat pencemaran udara di Ibu Kota dengan menerapkan uji emisi kendaraan sebagai salah satu langkah proaktif. Uji emisi menjadi fokus utama untuk menilai dan memastikan kendaraan yang beroperasi di wilayah perkotaan memenuhi standar emisi yang telah ditetapkan.

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta memfasilitasi riset serta pembahasan mengenai kebijakan uji emisi melalui diskusi bertajuk "Persepsi Tingkat Kepatuhan terhadap Pelaksanaan Uji Emisi Jabodetabek" di Ruang Pola Bappeda, Balai Kota Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto menjelaskan riset ini untuk memastikan Pemprov DKI Jakarta dapat membuat kebijakan berbasis bukti serta melakukan upaya untuk mendorong uji emisi yang lebih tepat sasaran.

Ia juga mengatakan pihaknya terus melakukan upaya untuk melakukan langkah pencegahan serta kebijakan pendukung lain untuk mendorong tingkat pemenuhan baku mutu emisi kendaraan.

"Meskipun udara Jakarta terlihat baik-baik saja saat musim hujan ini, kita berharap langkah pencegahan bisa mengantisipasi memburuknya kualitas udara serta baku mutu udara agar tetap terjaga," ujar Asep.

Sementara Senior Researcher Populix Aini Devi Agustian mengatakan, dengan kesadaran yang meningkat, mayoritas responden di wilayah Jakarta dan Bodetabek memberikan respons positif terhadap penerapan uji emisi untuk meningkatkan kualitas udara.

"Sebanyak 47% responden menyatakan cukup mengetahui tentang uji emisi, sementara 20% lainnya bahkan telah mencari informasi lebih mendalam terkait prosedur dan pentingnya uji emisi. Penelitian dilakukan melalui survei perilaku pengguna mobil dan motor pribadi yang bermobilitas di Jakarta, baik yang berasal dari Ibu Kota maupun daerah satelitnya (Bodetabek)," kata Aini.

Survei ini diadakan pada dua periode, yakni pada 18-22 September 2023 untuk survei pertama dan survei kedua dilakukan pada 28 Desember 2023-5 Januari 2024. Masing-masing responden berjumlah 604 di survei pertama dan 622 responden pada survei kedua. Secara umum, responden yang ditemukan pada kedua survei memiliki karakteristik yang mirip.

Evaluasi Uji Emisi

survei
Diskusi bertajuk "Persepsi Tingkat Kepatuhan terhadap Pelaksanaan Uji Emisi Jabodetabek" yang digelar Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta di Ruang Pola Bappeda, Balai Kota Jakarta, Rabu (31/1/2024). (Ist)

Langkah-langkah proaktif yang diambil pemerintah dan tingginya tingkat dukungan dari masyarakat menandai keseriusan bersama dalam menjaga kualitas udara di Ibu Kota. Harapannya, upaya ini dapat terus ditingkatkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi semua warga.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap uji emisi, harapannya adalah langkah-langkah preventif akan semakin diterapkan secara luas. Langkah ini diharapkan dapat mendorong kelompok masyarakat yang belum pernah melakukan uji emisi.

"Sekitar 48% masyarakat masuk pada kelompok responden yang belum pernah uji emisi sama sekali atau yang belum lolos uji emisi. Kelompok ini menjadi target utama dalam peningkatan kepatuhan mengenai uji emisi," ujar Chintya Imelda Maidir, Indonesia Senior Country Coordinator di Vital Strategies.

Di sisi lain, masyarakat juga mengharapkan penerapan e-Tilang yang lebih efektif sebagai bentuk penegakan aturan terkait uji emisi. Dengan adanya sistem ini, diharapkan dapat lebih efisien dalam memastikan kendaraan yang beroperasi telah menjalani uji emisi sesuai ketentuan.

Vital Strategies, didukung oleh Bloomberg Philanthropies, sebelumnya telah menandatangani kesepakatan bersama di tahun 2020 dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi polusi udara di Jakarta melalui program JCAP (Jakarta Clean Air Partnership), sebagai bagian dari upayanya sebagai organisasi nirlaba global yang fokus pada peningkatan kesehatan masyarakat. Riset ini adalah salah satu bentuk dukungan tersebut.

 

Peningkatan Kesadaran dan Kepatuhan

Tilang Uji Emisi
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta mengumumkan tilang uji emisi akan kembali diberlakukan pada awal November mendatang. Pemberlakukan kembali sanksi ini sudah dikomunikasikan dengan Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sementara itu, Senior Country Coordinator Vital Strategies Chintya Imelda Maidir mengatakan, riset untuk mengkaji sikap dan perilaku pengguna kendaraan Jabodetabek terkait uji emisi dilakukan untuk mendapatkan gambaran hambatan (barrier) penerapan uji emisi, hingga hal apa yang harus didorong untuk meningkatkan kepatuhan.

"Dalam dua kali riset, kami melihat kesadaran akan dampak lingkungan cukup tinggi, dan potensi untuk kepatuhan itu juga bagus, misalkan jika kita membandingkan bagaimana opini publik sebelum program atau kegiatan uji emisi," kata Imelda.

Meskipun terdapat peningkatan kesadaran dan kepatuhan, masih ada sebagian masyarakat yang belum melakukan uji emisi pada kendaraan mereka. Dalam survei yang dilakukan Vital Strategies & Populix, terdapat sekitar 48% pengguna kendaran belum pernah melakukan uji sama sekali.

Terdapat beragam alasan pengguna kendaraan Jabodetabek tidak uji emisi. Di antaranya terkendala biaya uji emisi dan kurangnya informasi terkait proses uji emisi. Riset ini juga menemukan, kepatuhan atas uji emisi juga dipengaruhi oleh sedikitnya lokasi uji emisi (terutama bagi pengguna kendaraan yang berasal dari Bodetabek), tidak seragamnya biaya uji emisi dan kebingungan mereka menemukan tempat uji emisi resmi.

Senior Research Executive Populix, Aini Devi juga menguraikan pentingnya terus mensosialisasikan mengenai manfaat uji emisi untuk mendorong tingkat kepatuhan.

"Dalam riset, kami menemukan jika dampak personal, atau sesuatu yang menimpa diri individu, akan lebih mudah mendorong tingkat kepatuhan. Sehingga, manfaat uji emisi bagi kesehatan mesin kendaraan juga penting diketahui masyarakat umum dan terus disosialisasikan, selain manfaatnya bagi lingkungan," jelas Aini.

Pemerintah juga menerapkan upaya lain untuk mengurangi emisi kendaraan melalui Low Emission Zone (LEZ). Survei menunjukkan mayoritas responden mendukung kebijakan ini, menandakan dukungan masyarakat terhadap langkah-langkah konkrit yang diambil untuk mengurangi dampak buruk pencemaran udara di Ibu Kota.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya