Menkumham Yasonna: Sabam Sirait Mengajarkan Politik sebagai Alat Perjuangan

Yasonna menuturkan, masa muda Sabam Sirait, dari zaman Orde Lama, Orde Baru hingga Orde Reformasi, konsistensi di PDI saat itu, berani interupsi ke partai korupsi.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2022, 09:31 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2022, 07:25 WIB
sabam
Sabam Sirait. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly mengenang almarhum Sabam Sirait selalu mengajarkan tentang kejujuran, konsistensi dan selalu menunjukkan kesantunan dalam semua hal. Sejak muda, Sabam Sirait sudah menunjukan seorang negarawan sejati dan politisi ulung, yang disegani kawan maupun lawan.

"Walau berbeda pandangan tetap dia selalu bersahabat. Itu nilai yang kita bisa teladani dari sosok Sabam Sirait," ujar Yasonna dalam Webiner in Memoriam: Sabam Sirait di Mata Pemuda yang diselenggarakan GAMKI, Kamis malam, 13 Oktober 2022.

Selain Yasonna, hadir juga sebagai pemateri dalam acara itu di antaranya Wakil Menteri ATR/BPN RI Raja Juli Antoni, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma , Ketua Umum Gema Mathlaul Anwar Ahmad Nawawi, dan Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda.

“Saya apresiasi kepada GAMKI yang memprakarsai acara webinar in memorial Bang Sabam di mata pemuda. Saya mengenal beliau sudah lama sejak mahasiswa sekitar tahun 1970 an. Bang Sabam adalah guru dan mentor saya disamping Mas Taufik Keamas. Dia mengajarkan kepada kami, politik sebagai perjuangan. Polotik itu suci dan tidak ada salah dalam politik, yang salah orangnya,” ujar Yasonna.

Yasonna menuturkan, masa muda Sabam Sirait, dari zaman Orde Lama, Orde Baru hingga Orde Reformasi, konsistensi di PDI saat itu, berani interupsi ke partai korupsi. Yang mustahil dilakukan di saat itu.

Meski demikian yang membuat dirinya kagum ialah cara Sabam Sirait menyampaikan tetap dengan cara yang elegan. Karena itu Yasonna meminta adik-adik GAMKI harus meneladani nilai perjuangan, value sebagai politisi atau senior GMKI.

“Secara pribadi saya banyak dibantu beliau dalam artian karir politik. Saya mengawali anggota DPRD Sumut saat masih dosen di Univ HKBP Nommensen. Sebagai akademisi dan politisi, kader perjuangan. Sewaktu mahasiwa, teman-teman GMKI di Medan dan orang-orang lain mengikuti Bang Sabam kampanye sebagai partai PDI,” beber pria yang sebelum menteri dua periode menjabat anggota DPR RI.

“Waktu itu saya kader muda partai bersama Pak Lumban Gaol. Periode berikutnya saya ingin maju ke DPR, naik pentas ke politik nasional. Saya minta dukungan dari Bang Sabam. Saya akui berperan besar dalam karir politik saya,” jelasnya.

 

Pegang Teguh Prinsip

Sabam Sirait juga mengajarkan nilai kristiani, dengan berpegang teguh iman, memiliki prinsip dan penuh kesopansantunan.

“Di forum ini saya lihat ada adak saya, Ara, saya selalu bilang kau harus ikutan seperti Bang Sabam. Meski demikian orang punya jalan sendiri, Ara sukses sebagai bisnisman. Peran Bang Sabam dalam konstelasi politik nasional sangat diperhitungkan kawan dan lawan. Ini harus diteladi generasi muda,” imbuhnya.

Lebih jauh, kata Yasonna, kontribusi Sabam mulai dari Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi. Terakhir berada di posisi sentral, ikut membangun PDI-P bersama dengan Megawati Soekarnoputri.

“Saya mengucapkan terimakasih pada Bang Sabam sebagai kolega saya, guru dan anak didiknya. Maka adik-adik di GAMKI, GMKI dan PIKI harus ikut meneladani tokoh nasional dan negarawan ini. Bahwa Bang Sabam tidak hanya milik kita, milik GMKI, GAMKI atau Kristen tapi milik bangsa ini,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya