Liputan6.com, Jakarta - Universitas Mulia Balikpapan menghelat International Conference of Science and Information Technology in Smart Administration (ICSINTESA) di Bali. Diketahui, Konferensi ini diikuti akademisi dari 12 negara dan Indonesia berperan selaku tuan rumah.
“ICSINTESA tahun ini adalah yang ketiga diikuti oleh Amerika Serikat, India, Selandia Baru, Palestina, Irak, Filipina, Brunei Darussalam, Jepang, Malaysia, Sri Lanka dan Uzbekistan. Bahkan perwakilan dari India dan Filipina ikut hadir langsung di Bali untuk memaparkan penilitiannya, dan dari Korea juga hadir sebagai peserta dari perusahaan untuk mengikuti seminar tersebut dan dihelat di Pullman Hotel, Bali pada 10-11 November 2022,” Ketua Panitia Richki Hardi dalam keterangan pers diterima, kamis (16/11/2022).
Menanggapi acara itu, Rektor Universitas Mulia Balikpapan, Muhammad Rusli mengaku puas dengan hasil dari ICSINTESA. Menurut dia, konferensi berskala internasional mendapat sambutan luar biasa karena dilaksanakan bersamaan dengan Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Administrasi (SEMINASTIKA).
Advertisement
“Selama proses ini, panitia 2022 3rd ICSINTESA telah melakukan evaluasi dan cross check kembali secara teliti, semua tulisan yang telah dikirimkan guna menghindari plagiarisme dan menjaga kualitas tulisan,” jelas Rusli.
Senada , Ketua Yayasan Airlangga, Mulia Hayati Deviantie menjelaskan, pemerintah telah menyadari acara yang dihelat oleh Universitas Mulia Balikpapan ini membawa pesan technopreneur memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang di masa mendatang.
“Ditambah lagi dengan semakin banyaknya pengusaha muda di bidang teknologi kreatif, membuktikan potensinya yang sangat besar,” yakin Deviantie.
Namun, Deviantie mengamini, perkembangan hal terkait masih belum merata dan masih bergerak di kota-kota besar di Indonesia. Oleh karena itu, Universitas Mulia Balikpapan, melalui sistem belajar dan mengajar di kampus serta berbagai kegiatan lainnya seperti ICSINTESA dan SEMINASTIKA berusaha mendorong lebih jauh kewirausahaan berbasis digital.
”Sebagai perguruan tinggi yang menjadikan technopreneurship sebagai bidang kajian utama, maka kami tentu saja ingin berkontribusi dalam mendorong tumbuhnya techopreneur di Indonesia,” urai Deviantie.
Wajib Ajarkan Technoprenuership
Di Universitas Mulia, lanjut dia, semua program studi wajib mengajarkan technoprenuership sesuai dengan keilmuannya. Dengan demikian, alumni Universitas Mulia pada jurusan apapun secara prinsip telah memiliki bekal untuk menjadi seorang technopreneur,” yakin dia.
Menambahkan hal itu, Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Agung Sakti Pribadi menjelaskan, Indonesia saat ini tidak hanya membutuhkan profesional yang andal, demi menyongsong 2045 sebagai tahun emas karena keuntungan bonus demografi. Tapi juga butuh lebih banyak entreprenuer, setidaknya 14 persen dari jumlah penduduk agar dapat bersaing dengan negara maju.
“Sedangkan saat ini dari data yang terbaru jumlah pengusaha di Indonesia baru mencapai 3,4 persen, di sinilah peran Universitas Mulia dalam bidang pendidikan. Yakni menggabungkan metode pembelajaran dalam bidang sains dan teknologi, yang kemudian dapat diimplementasikan pada bisnis,” Agung menandasi.
Advertisement