Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menekankan kesiapan pemerintah daerah atau Pemda dalam mengatasi berbagai persoalan dampak kebencanaan, seperti gempa bumi yang baru terjadi di Cianjur, Jawa Barat. Hal itu disampaikan dalam kunjungannya di Pontianak, Kalimantan Barat.
Menurut Ma'ruf, gempa bumi sejauh ini memang sulit untuk diprediksi, bersamaan dengan pengembangan teknologi yang terus disiasati lewat ilmu pengetahuan.
Baca Juga
"Memang soal gempa itu kan diperkirakan akan terjadi, yang belum sampai sekarang itu kapannya itu kan, untuk kapannya itu belum bisa bahwa di sini akan terjadi gempa di sini," tutur Ma'ruf kepada wartawan, Rabu (23/11/2022).
Advertisement
"Itu akan, itu sudah-sudah ada, bahkan ada yang 20 tahun, ada yang, tetapi masih belum, ilmu pengetahuan masih belum dapat mengatakan kepastian hari ini, jam sekian," tambahnya.
Untuk itu, kata Ma'ruf, semua pihak perlu siap bekerjasama dalam penanganan dampak kebencanaan, termasuk gempa bumi. Mulai dari pemerintah pusat, lembaga seperti BMKG, hingga Pemda.
"Kita lebih pada kesiapan pemerintah daerah untuk menghadapi setiap kemungkinan," jelas dia.
Selain itu, sosialisasi dan edukasi masyarakat sangat diperlukan untuk seluruh wilayah Indonesia, khususnya warga yang menempati daerah rawan bencana gempa bumi.
"Itu kemudian diberikan semacam early warning ya, apa namanya itu aba-aba yang apabila akan terjadi gempa itu ada-ada, ini yang seperti tsunami sudah mulai ada ya. Kita minta itu ada tanda-tanda semacam peringatan, tanda peringatan," Ma'ruf menandaskan.
Gempa M 5,6 Cianjur
Diketahui, Gempa bumi mengguncang wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Senin 21 November 2022 pukul 13:21:10 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, gempa tersebut berpusat di wilayah Cianjur, Jawa Barat.
Seperti dikutip dari laman resmi BMKG, dilaporkan pusat gempa berada di darat 10 km barat daya Kabupaten Cianjur, Jawa Barat atau berlokasi di 6.84 LS (lintang selatan), 107.05 BT (bujur timur).
BMKG juga memastikan bahwa gempa berkekuatan magnitudo 5,6 dengan kedalaman 10 km itu tidak berpotensi tsunami.
Kepala BNPB Suharyanto menyatakan, korban jiwa yang meninggal dunai akibat gempa Cianjur, Jawa Barat mencapai 268.
Sementara itu, 122 yang baru teridentifikasi.
"Korban jiwa meninggal dunia sekarang ada 268. Dari 268 itu, yang sudah terindentifikasi siapa-siapanya ini sebanyak 122 jenazah," kata dia, dalam konferensi pers secara daring, Selasa 22 November 2022.
Surhayanto menyebut pihaknya masih terus melakukan evakuasi dan pencarian terhadap korban hilang. Sehingga, kata dia data korban akan senantiasa diperbarui secara berkala.
"Kemudian di samping tadi 268, masih ada korban hilang sejumlah 151," kata dia.
Tak hanya korban jiwa, BNPB juga merinci kerugian material akibat gempa Cianjur, di mana 22.198 rumah dinyatakan rusak.
"Rumah rusak berata dapat diinformasikan sejumlah 6.570 unit, kemudian rumah yang rusak sedang sejumlah 2.071 unit, rumah yang rusak ringan ada 12.641 unit," kata Surhayanto.
Advertisement