HEADLINE: Waspada Cuaca Ekstrem di Indonesia Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023, Pemicunya?

Dwikorita menyampaikan pihaknya juga telah menyampaikan prakiraan cuaca ekstrem tersebut hingga level provinsi kecamatan melalui website resmi BMKG. Masyarakat, kata dia juga dapat mengakses laman resmi BMKG itu.

oleh Dikdik RipaldiWinda NelfiraNasrul Faiz diperbarui 22 Des 2022, 01:02 WIB
Diterbitkan 22 Des 2022, 00:05 WIB
Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Sepekan ke Depan
Awan mendung menggelayut di langit Jakarta, Kamis (1/2). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi curah hujan dari sedang hingga tinggi akan terjadi hingga 1 minggu ke depan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sepanjang massa libur Natal dan Tahun Baru beberapa wilayah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem mulai dari hujan lebat, gelombang air laut tinggi, hingga angin kencang. Masyarakat diimbau waspada terhadap potensi tersebut.

"Khusus untuk tanggal 24 Desember 2022, potensi siaga dari prakiraan berbasis dampak perlu diwaspadai di sebagian wilayah: Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, melalui konferensi pers daring, Selasa 20 Desember 2022.

Adapun daerah yang berpotensi mengalamai cuaca ekstrim adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi.

Dwikorita menyampaikan pihaknya juga telah menyampaikan prakiraan cuaca ekstrem tersebut hingga level provinsi kecamatan melalui website resmi BMKG. Masyarakat, kata dia juga dapat mengakses laman resmi BMKG itu.

"Kemudian prakiraan yang kami sampaikan ini tadi sampai level provinsi untuk resolusi yang lebih tinggi yaitu level kecamatan mohon diakses di web signature.bmkg.go.id. Jadi prakiraan ini sampai ke level Kecamatan," jelas dia.

Potensi cuaca ekstrim itu diperoleh BMKG usai memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia, dimana berdasarkan data analisis cuaca terbaru terdapat potensi signifikan dinamika atmosfer.

"Berdampak pada peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia khususnya selama periode Natal dan Tahun Baru Nataru 2022/2023," kata dia.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa terdapat empat fenomena anomali atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut, yaitu peningkatan aktifitas Monsun Asia, adanya intensifikasi seruakan dingin Asia.

Kemudian ada indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia, serta terpantaunya beberapa aktifitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial.

MJO merupakan fenomena pergerakan arak-arakan awan hujan dari arah Samudra Hindia di sebelah timur Afrika yang melintasi Samudra Hindia menuju Samudra Pasifik, namun melewati kepulauan Indonesia.

"Dan kebetulan pada periode Natal pergerakan awan-awan itu pas melintasi kepulauan Indonesia, kata dia.Bersamaannya empat aktivitas tersebut, dikhawatirkan atau berpotensi mengakibatkan cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia terutama di wilayah bagian selatan, bagian tengah dan timur Indonesia."

"Kemudian dengan fenomena-fenomena yang terjadi bersamaan, maka BMKG melakukan prakiraan berbasis dampak dan dari prakiraan itu terdeteksi adanya potensi untuk siaga," jelasnya.

Infografis Waspada Cuaca Ekstrem di Indonesia Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Waspada Cuaca Ekstrem di Indonesia Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)

12 Wilayah

Dwikorita mengimbau masyarakat di 12 wilayah Indonesia waspada potensi cuaca ekstrem pada periode 21-23 Desember 2022 mendatang.

Dwikorita mengatakan berdasarkan platform informasi Prakiraan Berbasis Dampak yang dilakukab BMKG, beberapa wilayah dengan masuk dalam status potensi siaga pada periode 21-23 Desember 2022.

"Dalam periode sepekan ke depan terdapat potensi signifikan dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia khususnya selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru)," kata Dwikorita.

Adapun 12 wilayah waspada potensi siaga pada periode 21-23 Desember 2022:

1. Sebagian wilayah Aceh

2. Sebagian wilayah Sumatera Utara

3. Sebagian wilayah Riau

4. Sebagian wilayah Jawa Barat

5. Sebagian wilayah Jawa Tengah

6. Sebagian wilayah Jawa Timur

7. Sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur

8. Sebagian wilayah Kalimantan Barat

9. Sebagian wilayah Kalimantan Timur

10. Sebagian wilayah Kalimantan Utara

11. Sebagian wilayah Maluku

12. Sebagian wilayah Papua

  

Infografis 4 Anomali Cuaca Pemicu Potensi Cuaca Ekstrem di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Anomali Cuaca Pemicu Potensi Cuaca Ekstrem di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Jabar Siaga

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat menyebutkan 21 Desember 2022 wilayah berstatus siaga adalah Garut Kota, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banyuresmi, Karangpawitan, Wanaraja dan Leuwigoong Kabupaten Garut.

Selain itu wilayah Susukanlebak, Karangwareng, Sedong Kabupaten Cirebon dan Ciawigebang, Japara Kabupaten Kuningan.

"BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia, dimana berdasarkan data analisis cuaca terbaru terdapat potensi signifikan dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia khususnya selama periode Natal dan Tahun Baru 2022/2023," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Barat Indra Gustari dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Rabu (21/12/2022).

Indra menjelaskan kondisi dinamika atmosfer tersebut dapat memicu peningkatan curah hujan dipicu peningkatan aktivitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia.

Indra menuturkan adanya intensifikasi seruakan dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan dan meningkatkan potensi awan hujan di sebagian wilayah Indonesia termasuk wilayah Jawa Barat.

Adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di wilayah perairan selatan Indonesia yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya.

"Terpantaunya beberapa aktivitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial. Kondisi tersebut berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk wilayah Jawa Barat," kata Indra.

Potensi Serupa di Daerah Lain

Potensi cuaca serupa akan terjadi pada 22 Desember 2022 di wilayah Warudoyong, Lembursitu, Cibeureum, Baros, Citamiang, Cikole Kota Sukabumi.

Hal yang sama terjdi di wilayah Gunungguruh, Nyalindung, Kebonpedes, Geger Bitung, Sukaraja, Cireunghas, Tegal Buleud, Ciemas, Waluran Kabupaten Sukabumi. Ditambah Wilayah Agrabinta Kabupaten Cianjur. Untuk 23 Desember 2022, hanya terjadi di Ciemas, Ciracap, Surad Kabupaten Sukabumi. Indra mengimbau kepada seluruh pemegang kebijakan agar memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan. 

"Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif," sebut Indra.

Selain itu masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi tersebut.

Indra juga merekomendasikan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan atau tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang. 

Infografis Mitigasi Bencana Antisipasi Cuaca Ekstrem Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Mitigasi Bencana Antisipasi Cuaca Ekstrem Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)

Literasi Kebencanaan

Tak hanya itu, sosialisasi, edukasi, dan literasi dilakuakan secara lebih masif oleh otoritasnya untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian pemerintah daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan atau pengurangan risiko bencana hidrometeorologi.

 "Bencana hidrometeorologi berupa banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi," kata Indra.

Indra berharap adanya rekomendasi ini lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.

Pasalnnya menjelang hari raya Natal 2022 dan pergantian tahun 2023 mendatang berpotensi turun hujan lebat hingga sangat lebat periode tanggal 25 Desember 2022 - 01 Januari 2023 perlu diwaspadai disebagian Wilayah Jawa Barat.

Sementara itu potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus di wilayah udara Jawa Barat untuk jalur penerbangan dengan persentase cakupan spasial >75% (FRQ / Frequent) selama 7 hari kedepan yang berlaku 21 - 27 Desember 2022.

Sedangkan untuk potensi gelombang tinggi di perairan sekitar Jawa Barat pada periode tanggal 23 - 27 Desember 2022 pada kategori tinggi gelombang 4.0 – 6.0 m akan terjadi di Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Hindia selatan Jawa Barat, dan Samudra Hindia selatan Jawa Tengah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya