Jokowi: Saya Senang Indonesia Tidak Ada Resesi Seks

Jokowi pun mengajak semua pihak untuk bersinergi bersama membangun SDM yang berkualitas. Salah satunya menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 25 Jan 2023, 11:25 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2023, 11:25 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berterima kasih kepada umat Hindu yang beribadah tetap mematuhi protokol kesehatan saat sambutan Peringatan Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1943, Sabtu (27/3/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku senang angka pertumbuhan masyarakat Indonesia yang menikah dan hamil masih sangat bagus. Dia pun bersyukur tidak ada resesi seks di Indonesia.

"Saya senang angka yang disebut dr Hasto (Kepala BKKBN), pertumbuhan kita di 2,1 dan yang menikah 2 juta, yang hamil 4,8 juta. Artinya, di Indonesia enggak ada resesi seks. Masih tumbuh 2,1, ini masih bagus," kata Jokowi saat membuka Rakernas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana dan Penurunan Stunting di Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Dia mengatakan, jumlah penduduk menjadi kekuatan ekonomi bagi sebuah negara. Namun, kata Jokowi, yang terpenting adalah kualitas masyarakat yang ada di negara tersebut.

Untuk itu, Jokowi menyampaikan tugas BKKBN adalah membangun keluarga yang berkualitas agar menciptakan sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Hal ini agar SDM Indonesia bisa berkompetisi dengan negara-negara lain.

"Jadi kualitas keluarga, SDM jadi kunci bagi negara kita untuk berkompetisi dengan negara-negara lain," ujar dia.

Jokowi pun mengajak semua pihak untuk bersinergi bersama membangun SDM yang berkualitas. Salah satunya, dengan menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.

"Sinergitas antara kementerian/lembaga, pemda, tenaga kesehatan, TNI-Polri, dan swasta ini penting sekali," tutur Jokowi.

Jokowi: Kelihatannya Saja di G20 Salaman, Tapi Semua Negara Saling Berkompetisi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Iriana Jokowi meninjau sejumlah stan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden).

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, saat ini semua negara saling berkompetisi dan bersaing di tengah ketidakpastian dunia. Kendati para pemimpin negara saling bersalam-salaman saat KTT G20, dia menyebut negara saling berkompetisi.

"Posisi semua negara saat ini adalah kompetisi, bersaing satu sama lain. Kelihatannya ya misalnya ada G20 ketemu kelihatannya salaman baik-baik, tapi semua saling berkompetisi," kata Jokowi di Rakornas BKKBN Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Menurut dia, hal yang sama juga terjadi di negara-negara ASEAN. Jokowi mengatakan negara-negara ASEAN juga saling berebut investasi dan teknologi, meski terlihat rangkulan dan salam-salaman.

"Di ASEAN sendiri keliatan rangkulan salam-salaman, tapi berkompetisi, saling rebut investasi, teknologi, semua negara," ujarnya.

Jokowi menyampaikan kunci agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain yakni, membangun sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Hal inilah yang menjadi tugas penting Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

"Kuncinya adalah sumber daya manusia yang berkualitas, SDM unggul, SDM yang berkualitas dan dr Hasto (Kepala BKKBN) menyampaikan tugas BKKBN adalah pertama kualitas keluarga, yang kedua keseimbangan pertumbuhan," jelas Jokowi.

Dia menyadari bahwa tugas BKKBN untuk membagun keluarga yang berkualitas tidaklah mudah. Namun, Jokowi meyakini 1,2 juta penyuluh di BKKBN dan pendampingnya mampu melakukan tugas tersebut.

"Artinya, SDM unggul itu jadi kunci daya saing bangsa," ucap Jokowii.

Turunkan Angka Stunting

Di samping itu, Jokowi mengingatkan bahwa menurunkan angka stunting juga menjadi pekerjaan besar yang harus segera diselesaikan. Adapun Jokowi menargetkan angka stunting di Indonesia turun menajdi 14 persen di 2024.

"Saya masuk di 2014 angkanya (stunting) di 37 persen. Saya kaget. Dan tadi disampaikan dr Budi Sadikin (Menkes), di 2022 angkanya sudah turun jadi 21,6 persen. Ini kerja keras kita semuanya," tutur Jokowi.

Dia mengungkapkan bahwa dampak stunting bukan hanya urusan tinggi badan. Jokowi menuturkan dampak stunting yang paling berbahaya yakni, rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak.

"Oleh sebab itu, target 14 persen di 2024 harus kita bisa capai," pungkas Jokowi.

Infografis Jokowi Minta Menteri Setop Bicarakan Penundaan Pemilu 2024. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Jokowi Minta Menteri Setop Bicarakan Penundaan Pemilu 2024. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya