Liputan6.com, Jakarta Gempa melanda Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu malam kemarin, 1 Februari 2023. Lindu berkekuatan magnitudo 4,3 dilaporkan menyebabkan sejumlah rumah mengalami kerusakan. Meski demikian, hingga berita ini diturunkan belum ada informasi terkait korban gempa.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, dampak yang ditimbulkan dari gempa yang terjadi pada pukul 22.57 WIB tersebut menyebabkan puluhan rumah disejumlah kecamatan mengalami kerusakan cukup parah. Di antaranya di Kecamatan Samarang dan Pasirwangi dengan skala IV MMI (Modified Mercalli Intensity).
Skala IV MMI di sini artinya getaran gempa di siang hari dan dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Gempa yang terjadi pada tengah malam tersebut dilaporkan cukup mengagetkan warga Garut. Bahkan getarannya ikut dirasaka sejumlah wilayah, seperti Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Sumedang.
Meski hingga kini belum ada informasi terkait korban gempa, jajaran Polsek Pasirwangi meminta warga terdampak untuk terus waspada akan gempa susulan yang mungkin terjadi.Â
"Masyarakat tetap tenang untuk mengantisiapi gempa susulan," ujar petugas jaga dari Polsek Pasirwangi, Kamis (2/2/2023).
Berikut sejumlah hal saat Garut diguncang gempa sampai menimbulkan kerusakan:
1. Sumber Gempa Garut
Penyelidik Bumi Madya PVMBG Badan Geologi, Kementerian ESDM, Supartoyo menyatakan, ada dua sumber gempa bumi Garut. Yakni di laut yang berasosiasi dengan zona subduksi atau salah satu sumber gempa bumi utama di Indonesia yang disebut dengan zona penunjaman.
Kedua, potensi gempa dari patahan aktif di darat yang disebut dengan Sesar Garsela.
Dia menjelaskan wilayah selatan Garut terdapat zona subduksi yang saat ini sedang cukup aktif dibuktikan dengan adanya gempa pada 12 November lalu, kemudian terulang kembali pada 3 Desember 2022 yang mengakibatkan beberapa bangunan rusak ringan.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menuturkan, Sesar Garsela rata-rata kekuatannya kecil, bermagnitudo di bawah 5,0. Meski demikian, salah satu struktur sesar paling aktif di Jawa Barat ini dapat berpotensi menyebabkan kerusakan.
"Satu hal yang patut diwaspadai bahwa meskipun magnitudonya kecil, tetapi karena sangat dangkal maka dapat merusak. Banyak kasus gempa kekuatan di bawah 5,0 dan menimbulkan kerusakan," kata Daryono dikutip dari Merdeka.
Sesar Garsela atau Sesar Garut Selatan merupakan satu dari beberapa sesar aktif di bagian selatan Jawa Barat. Dua segmen Garsela yakni segmen Kencana (selatan) sepanjang 17 km dan Rakutai (utara) sepanjang 19 km, keduanya sama-sama masih aktif.
Badan Geologi mengingatkan Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, maupun masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana agar terhindar dari risiko bencana karena daerah Garut rawan bencana alam.
Advertisement
2. Wilayah yang Mengalami Kerusakan Cukup Parah
Sejumlah rumah warga di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dilaporkan roboh.
Dalam beberapa gambar yang beredar luas di media sosial hingga pagi ini, nampak beberapa rumah warga mengalami kerusakan cukup parah di Kampung Sukarasa Kecamatan Samarang, kemudian di Kampung Barusari, Kecamatan Pasirwangi, setelah musibah itu.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut, Satria Budi, mengatakan berdasarkan rilis BMKG yang ia terima, dampak musibah gempa cukup dirasakan di wilayah Garut, kemudian Kecamatan Pasirwangi, Cisurupan, Bayongbong, Samarang dengan Skala Intensitas IV MMI.
"Kami sedang melakukan pengecekan oleh pak camat di wilayanya masing-masing, mudah-mudahan tidak ada hal-hal yang tidak diharapkan," kata dia berharap.
Meskipun tidak menunjukkan hadirnya aktivitas gempa susulan, Satria mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh informasi yang belum jelas.
3. Getaran Gempa Dirasakan hingga Bandung dan Semarang
Goyangan Gempa Garut juga dirasakan di sejumlah daerah sekitar, bahkan hingga ke Semarang. Getaran di Semarang dirasakan pada skala IV MMI.
Selain Semarang, gempa Garut ini juga dirasakan warga di Kabupaten Bandung, Bandung Barat dan Sumedang. Penyelidik Bumi Madya PVMBG Badan Geologi, Kementerian ESDMÂ Supartoyo menuturkan, ada dua sumber gempa bumi Garut.
Pertama di laut yang berasosiasi dengan zona subduksi atau salah satu sumber gempa bumi utama di Indonesia yang disebut dengan zona penunjaman.
Kedua, potensi gempa dari patahan aktif di darat yang disebut dengan Sesar Garsela. Ia mengatakan, wilayah selatan Garut terdapat zona subduksi yang sedang cukup aktif dibuktikan dengan ada gempa pada 12 November 2022. Kemudian terulang kembali pada 3 Desember 2022 sehingga akibatkan beberapa bangunan rusak ringan.
Advertisement