Terima Para Menlu dan Sekjen ASEAN, Jokowi Tekankan ASEAN Tak Boleh Jadi Proxy Siapapun

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan para Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN dan Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (3/2/2023).

oleh Lizsa Egeham diperbarui 03 Feb 2023, 14:26 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2023, 11:57 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat pidato pada acara pembukaan KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa di Justus Lipsius Atrium, Brussels. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden).

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan para Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN dan Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (3/2/2023). Jokowi meminta ASEAN tak menjadi proxy siapapun.

"Di dalam pertemuan tadi, bapak presiden menekankan dua hal. Yang pertama, adalah bahwa ASEAN tidak boleh menjadi proxy siapapun. Disini Bapak Presiden menekankan pentingnya sentralitas dan kesatuan ASEAN yang perlu terus dijaga karena ini adalah modal utama ASEAN," jelas Menlu RI Retno Marsudi usai mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan, Jumat (3/2/2023).

Kemudian, kata dia Jokowi menyampaikan pentingnya penghormatan terhadap prinsip-prinsip demokrasi hukum internasional, hak asasi manusia sesuai piagam ASEAN.

Selain itu, Jokowi juga mengatakan bahwa Five-Point of Consensus atau 5 Poin Konsensus menjadi mekanisme utama ASEAN membantu penyelesaian isu Myanmar.

"Bapak Presiden juga menekankan bahwa five point of consensus akan tetap menjadi mekanisme utama ASEAN di dalam meng-address isu atau perkembangan di Myanmar," jelas Retno.

Hal kedua yang ditekankan Jokowi yakni, ASEAN harus menjadi pusat pertumbuhan ditengah gelapnya proyeksi ekonomi dunia saat ini. Kendati begitu, Jokowi mengingatkan hal ini bisa tercapai apabila stabilitas perdamaian di kawasan terjaga.

"Namun, Bapak Presiden kembali lagi mengingatkan bahwa kita akan dapat menjadikan ASEAN sebagai epicentrum of growth kalau kita mampu menjaga stabilitas perdamaian di kawasan," tutur Retno.

"Jadi intinya itu yang disampaikan oleh Bapak Presiden 2 hal, tetapi sangat substantif, sangat signifikan dan apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden tadi diapresiasi oleh semua menteri luar negeri ASEAN," sambung dia.

 

Retno menuturkan bahwa para Menlu ASEAN akan menggelar pertemuan pada Sabtu, 4 Februari 2023 besok. Rangkaian pertemuan dimulai pada Jumat siang ini, dengan agenda membahas masalah Myanmar.

"Kemudian diikuti dengan ASEAN coordinating council dan besok kita akan melakukan pertemuan retreat," pungkas Retno.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Di Tengah Situasi Sulit, Indonesia Dinilai Akan Berikan yang Terbaik Saat Memimpin ASEAN

Usai sukses menjalankan Presidensi G20 tahun lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipercaya mampu menjalankan Ketua ASEAN 2023 dengan baik. Meski saat ini situasi global masih dalam kondisi yang tak mudah.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, salah satu isu yang perlu dicermati adalah stabilitas keamanan di kawasan ASEAN. Tetapi ia percaya ancaman krisis keamanan akan ditangani dengan tenang oleh Presiden Jokowi, sehingga tercipta stabilitas di Kawasan ASEAN yang memicu pertumbuhan ekonomi serta berkontribusi terhadap perdamaian dunia.

“Memang kondisi saat ini tidaklah mudah. Namun Indonesia akan mengupayakan yang terbaik di saat memimpin ASEAN di tahun 2023. ASEAN yang stabil dan berkemakmuran akan dengan sendirinya berkontribusi bagi perdamaian dan pertumbuhan ekonomi di Indo Pasifik,” ujar Teuku, Minggu (29/1/2023).

Teuku berpendapat Indonesia akan berupaya secara optimal dalam memberikan kontribusinya terhadap beberapa isu-isu strategis sembari menguatkan pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN.

“Kalau berangkat dari tema, Indonesia ingin memastikan ASEAN bisa tetap mengambil peran di berbagai isu strategis di kawasan, seraya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara,” paparnya.

“Di tengah banyaknya ketidak-pastian global dewasa ini. Indonesia yang pasti akan melakukan yang terbaik dan menjalankan peran kepemimpinan, seperti yang Presiden RI sudah tunjukkan saat memimpin G20,” jelas Teuku.


Tidak Mudah Jadi Ketua ASEAN

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan tidak mudah bagi Indonesia untuk menjadi Ketua Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun ini di tengah kondisi dunia yang tengah bergolak.

"Kita telah menjalankan presidensi G20 dengan baik, dan tahun ini Indonesia menjadi Ketua ASEAN di tengah-tengah situasi global yang sangat tidak mudah," ucap Presiden dalam pembukaan kegiatan Kick Off Keketuaan ASEAN-Indonesia 2023 yang digelar di Bundaran Hotel Indonesia, Ahad (29/1/2023) pagi.

Presiden Jokowi berpandangan, saat ini Indonesia menjadi ketua ASEAN di tengah situasi krisis ekonomi, energi, pangan, dan peperangan antara Ukraina dan Rusia.

Mantan Wali Kota Solo itu tetap meyakini ASEAN masih diperlukan dan relevan bagi rakyat, kawasan, dan dunia. Selain itu, Jokowi berharap ASEAN terus memberikan sumbangsih bagi perdamaian dan stabilitas serta perekonomian di Indo-Pasifik.

"Bahwa ASEAN akan terus dapat menjaga pertumbuhan ekonomi dan ASEAN matters, epicentrum of growth," terang Presiden Jokowi.

Diketahui dalam acara tersebut dihadiri oleh sejumlah menteri yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Selain itu sejumlah duta besar perwakilan negara-negara sahabat juga turut hadir dalam kegiatan tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya