Oso: Presiden Harus Cawe-cawe

Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang mengatakan, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang harus cawe-cawe. Menurutnya, sisa perjuangan Jokowi yang dinikmati rakyat daerah tak bisa ditinggal begitu saja di sisa masa jabatannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jun 2023, 14:30 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2023, 14:30 WIB
Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang atau OSO.
Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang atau OSO bersama dengan sejumlah funfsionaris mendaftarkan Partai Hanura untuk menjadi peserta Pemilu 2024 ke KPU (Foto: Radityo Priyasmoro/Liputan6)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang mengatakan, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang harus cawe-cawe. Menurutnya, sisa perjuangan Jokowi yang dinikmati rakyat daerah tak bisa ditinggal begitu saja di sisa masa jabatannya.

"Kalau saya Presiden harus cawe-cawe, Presiden gak bisa dong tinggalkan begitu aja sisa perjuangan yang telah dinikmati oleh rakyat daerah," kata Oso di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2023).

Mantan Ketua DPD ini menyebut, tujuan dari cawe-cawe Jokowi untuk mengingatkan agar yang sudah benar tetap dilanjutkan. Dia berujar, para pengkritik cawe-cawe Jokowi jangan asal cuap-cuap.

"Batas cawe-cawe itu adalah mengingatkan kita semua agar semua yang sudah dijalankan sudah on the track itu yang harus diteruskan," jelas Oso.

"Kedua yang kurang harus diperbaiki oleh yang baru, jadi jangan semua mau dianggap tidak ada banyak orang orang ini asal cuap aja, tapi isinya gak ada hanya politik doang, politik murah lagi," ujarnya.

Oso lalu berbicara soal potensi pasir laut di daerah. Menurutnya, semua daerah menginginkan penggalian pasir-pasir di sungai atau laut yang sudah kandas.

"Jadi bukan saja daerah yang Kepri saja, coba daerah Kalimantan Barat itu sudah beratus tahun, sungai itu sudah masuk 3000 ton kapalnya, penduduknya sudah 5-6 juta bagaimana melayaninya," ucapnya.

Singgung Pasir Laut

Menurut Oso, pasir itu bisa dikeruk dan kemudian dijual atau ekspor. Hasil dari penjualan pasir itu bisa dimanfaatkan oleh negara seperti membangun infrastruktur publik.

"Bangsa Indonesia tanahnya kaya, ya kan enggak usah reklamasi, jual aja, hasilnya dibangun pelabuhan, dibangun segala macam," kata dia.

 

 

 

Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya