3 Respons Budiman Sudjatmiko Diultimatum Bakal Dipecat PDIP Usai Dukung Prabowo Subianto

DPP PDIP memberikan ultimatum pada Budiman Sudjatmiko agar mundur sebagai kader atau akan dipecat. Meski begitu, Budiman mengaku tidak akan mengundurkan diri secara sukarela dari PDIP.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 21 Agu 2023, 20:47 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2023, 20:10 WIB
DPP PDIP memberikan ultimatum pada Budiman Sudjatmiko agar mundur sebagai kader atau akan dipecat. Meski begitu, Budiman mengaku tidak akan mengundurkan diri secara sukarela dari PDIP.
DPP PDIP memberikan ultimatum pada Budiman Sudjatmiko agar mundur sebagai kader atau akan dipecat. Meski begitu, Budiman mengaku tidak akan mengundurkan diri secara sukarela dari PDIP. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko kembali angkat bicara usai mendeklarasikan dukungannya terhadap bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto.

DPP PDIP pun memberikan ultimatum pada Budiman Sudjatmiko agar mundur sebagai kader atau akan dipecat. Meski begitu, Budiman mengaku tidak akan mengundurkan diri secara sukarela dari PDIP.

"Untuk mundur, saya enggak. Bagi saya kalau mundur itu seperti malah saya tidak mendapatkan penjelasan tidak punya kesempatan untuk menjelaskan apa yang menjadi argumen saya," ujar Budiman Sudjatmiko pada wartawan, Jakarta, Senin (21/8/2023).

Dia menegaskan tidak bersalah secara ideologi terkait dukungannya ke Prabowo Subianto. Budiman hanya merasa telah menyalahi administrasi, sehingga siap mempertanggungjawabkannya.

"Langkah saya mungkin dianggap salah secara administratif, secara organisasional. Dan karena itu saya siap mempertanggungjawabkannya. Tetapi, saya meyakini bahwa secara ideologis dan secara strategis, saya sedang menerjemahkan posisi Ibu (Mega) yang selama ini disampaikan. Jadi saya merasa, secara idoelogis, secara strategis, saya tidak melakukan kesalahan," papar Budiman.

Dengan begitu, Budiman mengaku siap dipecat. Namun dia menegaskan tidak akan mundur dari PDIP.

"Soal siap tidak siap (dipecat), mau tidak mau, harus siap," kata dia.

Selain itu, Budiman pun mengaku siap menjelaskan kepada DPP PDI Perjuangan alasannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal capres pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.

Berikut sederet respons Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko terkait DPP PDIP ultimatum akan memecat dirinya usai deklarasi mendukung bakal capres Prabowo Subianto dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Tegaskan Tak Akan Mundur dari PDIP

Prabowo Subianto dan Budiman Sudjatmiko
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan politisi PDIP Budiman Sudjatmiko (kanan) saat berkunjung ke Kediaman Prabowo di Rumah Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

DPP PDIP memberikan ultimatum pada Budiman Sudjatmiko agar mundur sebagai kader atau akan dipecat. Terkait hal tersebut, Budiman Sudjatmiko mengaku tidak akan mengundurkan diri secara sukarela dari PDIP.

"Untuk mundur, saya enggak. Bagi saya kalau mundur itu seperti malah saya tidak mendapatkan penjelasan tidak punya kesempatan untuk menjelaskan apa yang menjadi argumen saya," kata Budiman pada wartawan, Jakarta, Senin (21/8/2023).

Dia menyatakan tidak bersalah secara ideologi terkait dukungannya ke Prabowo Subianto. Ia hanya merasa telah menyalahi administrasi. Dia pun mengaku siap mempertanggungjawabkannya.

"Langkah saya mungkin dianggap salah secara administratif, secara organisasional. Dan karena itu saya siap mempertanggungjawabkannya. Tetapi, saya meyakini bahwa secara ideologis dan secara strategis, saya sedang menerjemahkan posisi Ibu (Mega) yang selama ini disampaikan. Jadi saya merasa, secara idoelogis, secara strategis, saya tidak melakukan kesalahan," ucap Budiman.

"Sehingga menurut saya, tidak layak saya kemudian mundur," sambungnya.

 


2. Akui Siap Dipecat PDIP

Prabowo Subianto dan Budiman Sudjatmiko
Pertemuan itu dalam rangka silaturahmi dan juga diskusi kebangsaan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Terkait ultimatum tersebut, Budiman mengaku siap dipecat. Namun dia menegaskan tidak akan mundur dari PDIP.

"Soal siap tidak siap (dipecat), mau tidak mau, harus siap," kata Budiman kepada wartawan.

Namun, Budiman menyatakan ingin diberi kesempatan untuk menjelaskan kepada PDIP alasannya mendukung Prabowo Subianto. Menurut mantan aktivis 98 itu, hingga kini belum ada pemanggilan resmi dari DPP PDIP.

"Tapi saya ingin ada tahapan secara organisasi administratif ya, apalagi saya kalau dipanggil, saya akan menjelaskan bahwa saya tidak melakukan pelanggaran ideologis dan strategis. Justru saya mencoba apa yang selama ini jadi amanatnya Ibu Ketum (Megawati Soekarnoputri)," terang dia.

Budiman menyakini pemecatan adalah sanksi yang tidak pantas diterimanya lantaran ia merasa hanya melanggar administratif saja dan bukan hal substantif.

"Kalau dianggap pelanggaran sifatnya administratif organisasi nasional, ya tentu saja pemecatan adalah hukuman sanksi, menurut saya pendapat saya, tidak pantas," kata Budiman.

 


3. Siap Jelaskan ke PDIP Alasan Dukung Prabowo

Budiman Sudjatmiko
Dalam pertemuan itu, Budiman juga menyatakan bahwa ia datang tidak mewakili PDI-P, tetapi sebagai individu yang ingin berdiskusi dengan Prabowo. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kemudian, Budiman Sudjatmiko siap menjelaskan kepada DPP PDI Perjuangan alasannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal capres.

Mantan aktivis 1998 itu menyinggung kriteria kepemimpinan ala Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Kata Budiman, dari ceramah dan pendapat Megawati dalam setiap kesempatan, menjadi pemimpin butuh memiliki pandangan strategis.

"Ibu Mega kan selalu berkata bahwa Indonesia itu butuh pemimpin yang memiliki pandangan-pandangan strategis," ujar Budiman.

Dia melihat calon presiden yang memenuhi kriteria itu adalah Prabowo Subianto, bukan Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan.

"Nah, saya melihat bahwa kualifikasi-kualifikasi itu, setelah saya cermati dengan nalar saya, saya ingin mengatakan bahwa kualifikasi itu dari 3 tokoh yang selama ini ada, memang banyak ada di sosoknya Pak Prabowo," ujar Budiman.

Budiman menilai Ganjar tidak buruk. Punya gaya kepemimpinan sendiri. Tetapi, tokoh yang menurutnya sesuai kriteria Megawati adalah Prabowo Subianto. Bukan Ganjar Pranowo.

"Tapi tampaknya dalam penalaran saya, itu tidak dipenuhi dalam kualifikasi dan kriteria yang dimiliki oleh calon dari PDI Perjuangan," jelas Budiman.

"Karena itu, saya sih sebenarnya mencoba apa yang menjadi harapan dan cita-cita dari Ibu Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri) untuk pilpres, kepemimpinan Indonesia ke depan," tegas Budiman.

Infografis 4 Suvei Terbaru Elektabilitas Duet Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Suvei Terbaru Elektabilitas Duet Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya