Ancaman Krisis Pangan, Jokowi: Serahkan ke IPB, Insya Allah Rampung

Jokowi menyampaikan bahwa kebutuhan pangan meningkat seiring bertambahnya jumlah populasi dunia.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 15 Sep 2023, 11:28 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2023, 11:28 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tercatat, dalam delapan tahun terakhir capaian positif dapat ditorehkan dengan terselesaikannya 161 PSN.
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tercatat, dalam delapan tahun terakhir capaian positif dapat ditorehkan dengan terselesaikannya 161 PSN dengan nilai investasi mencapai Rp 1.134,9 triliun. (Dok. Kemenko Perekonomian)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunggu solusi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam mengantisipasi krisis pangan dunia. Jokowi meyakini IPB bisa membantu pemerintah mengantisipasi ancaman krisis pangan.

Jokowi menyampaikan bahwa kebutuhan pangan meningkat seiring bertambahnya jumlah populasi dunia. Tak hanya itu, kata dia, kondisi geopolitik dunia yang semakin memanas antara Rusia-Ukraina menimbulkan ancaman krisis pangan.

"Ini semua kenyataan yang harus kita hadapi, harus kita sadari. Kita terima dan yang paling penting kemudian kita antisipasi. Apa yang harus kita kerjakan. Nah ini tugasnya IPB Pak rektor. Urusan pangan ini sudah serahkan ke IPB," jelas Jokowi saat menghadiri Dies Natalis ke-60 IPB di Kabupaten Bogor Jawa Barat, Jumat (15/9/2023).

Dia meyakini IPB dapat membuat rencana strategis untuk menyelesaikan krisis pangan tersebut. Jokowi menyampaikan dirinya menunggu rencana dari IPB terkait masalah pangan.

"Insya Allah rampung. Saya tunggu, apa antisipasi kita. Rencana dan pelaksanaannya harus seperti apa," ujarnya.

Kendati begitu, Jokowi mengingatkan harus ada inovasi besar-besaran yang bisa menjadi terobosan untuk mengantisipasi krisis pangan dunia. Jokowi ingin Indonesia mengambil peluang menjadi lumbung pangan ditengah krisis pangan yang dihadapi dunia.

"Ada kesulitan, ada krisis tapi itu juga bisa menjadi sebuah peluang, bisa menjadi sebuah kesempatan sehingga nantinya bisa justru meningkatkan kesejahteraan petani kita, mensejahterakan nelayan kita karena ada kesulitan-kesulitan yang tadi saya sampaikan," tuturnya.

Perlu Terobosan Out of Mind

Menurut dia, inovasi yang diciptakan tak boleh biasa-biasa saja. Dia menekankan inovasi dan terobosan betul-betul out of mind atau di luar pikiran manusia.

"Menurut saya, belum bisa dibilang inovasi jika belum kita ini rada-rada gila gitu. Belum bisa dibilang inovasi jika kita belum dibilang out of mind. Belum bisa dibilang inovasi jika belum dibilang tidak mungkin. Karena inovasi semestinya memang bukan hal yang biasa-bisa saja," kata dia.

"Kalau nanam padi biasasnya 1 hektare 5,9 ton. Ada inovasi baru hanya 6 (ton), (itu) bukan inovasi. Kalau tadi yang dibialng Pak Rektor (IPB) Prof Arif tadi 10 (ton) atau 12 (ton) itu baru inovasi," sambung Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya