Liputan6.com, Jakarta - Teka-teki nama bakal calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Ganjar Pranowo kini tengah ramai diperbincangkan. Sejumlah nama pun kini semakin kencang terdengar dan terus menjadi bahan pembicaraan di muka publik.
Nama Menkopolhukam Mahfud Md, menjadi salah satu yang kini paling tersorot sebagai bakal cawapres Ganjar. Namanya belakangan senter terdengar usai Ganjar mengunggah foto bersama Mahfud di akun sosial media Instagram miliknya.
Baca Juga
Dalam foto tersebut, Ganjar dan Mahfud tampak sedang 'ngopi' bersama dan keduanya terlihat tengah berbincang dan saling melempar senyum.
Advertisement
"Ngopi bareng beliau bikin sore makin asyik. Terimakasih ya Prof @mohmahfudmd," tulis Ganjar dalam caption foto tersebut.
Beberapa hari berselang, nama Mahfud Md semakin terus menguat setelah Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut, sosok Mahfud menjadi salah satu bakal cawapres Ganjar yang banyak disuarakan publik. Bahkan nama Mahfud sudah masuk dalam tahap pencermatan.
"Itu nama-nama (termasuk Mahfud) yang sudah disuarakan publik. Dan juga Mbak Puan sudah menyebutkan nama-nama itu. Sehingga saat ini tinggal pencermatan, dan dinamika politik ini juga ikut mengerucutkan. Jadi dinamika politik ikut mengerucutkan bakal cawapres yang akan dampingi Pak Ganjar," kata Hasto.
Hal itu kemudian diperkuat dengan pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani yang menyebut nama Menkopolhukam Mahfud Md memiliki kans untuk jadi bakal cawapres Ganjar Pranowo.
Puan menyebut, Mahfud tokoh yang potensial dari Nahdlatul Ulama. "Mungkin Pak Mahfud, salah satunya,” kata Puan menjawab pertanyaan wartawan.
Terkait hal ini, Peneliti Senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar memandang, menguatnya nama Mahfud Md sebagai bakal cawapres Ganjar Pranowo tak terlepas dari dampak manuver politik pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Menurutnya, dinamika politik pasca deklarasi pasangan Anies-Cak Imin, secara tidak langsung telah mempengaruhi strategi politik Ganjar dalam mengarungi Pilpres 2024, khususnya untuk menjaga konstituennya di kalangan warga Nahdlyin.
Maka dari itu, menguatnya nama Mahfud sebagai cawapres Ganjar bukan tidak mungkin hal itu sebagai langkah politik untuk tetap menjaga soliditas pemilih NU terhadap Mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut.
"Nama Mahfud tentu menguat karena memang dampak dari pasangan Anies-Cak Imin. Lantaran melihat bahwa Ganjar harus menjaga konstituen NU atau pemilih NU, karena selama ini PDIP memang banyak mendapat sokongan dari pemilih-pemilih NU juga, Tidak hanya PKB ada juga PDIP. Maka untuk menjaga itu, saya kira akhirnya nama Mahfud yang dimunculkan," kata Usep kepada Liputan6.com Rabu (20/9/2023).
Usep menilai, Mahfud sejatinya menjadi salah satu kandidat potensial untuk menjadi pendamping Ganjar Pranowo. Mengingat, sosoknya yang dikenal sebagai seseorang yang secara kultural dekat dengan NU dan memiliki kedekatan dengan keluarga Gus Dur.
Terlebih secara garis politik, PDIP sendiri memiliki kecenderungan yang kerap mengawinkan pasangan capres-cawapres Nasionalis-Religius.
"PDIP saya kira bisa menimbang (Ganjar-Mahfud). Karena memang sejak awal PDIP melalui pernyataan ibu Mega itu mau mengawinkan antara nasionalis-religus. Mahfud memang dikenal orang sebagai tokoh NU dan dekat dengan keluarganya Gus Dur. Hal ini yang kemudian membuat Mahfud menjadi istimewa," ucapnya.
Selain dikenal sebagai tokoh NU, Mahfud disebut juga memiliki kompetensi politik dengan pengalaman yang sangat mumpumi. Terbukti ia pernah menempati posisi strategis di pemerintahan, seperti sebagai Menkopolhukam dan Ketua KY, dan yang terpenting Mahfud sangat memiliki keberanian di atas rata-rata.
"Saya kira kalau dari sisi kompetensi menjadi cawapres sudah lengkap, dia memiliki pengalaman di pemerintahan yang panjang. Namun ada juga yang paling penting dari itu adalah keberanian. Pak Mahfud saat ini saya kira punya keberanian di atas rata-rata sebagai pengambil kebijakan. Keberanian itu menjadi satu faktor yang diperlukan dalam hal ini," kata Usep.
Kendati demikian, disamping kompetensi yang dimiliki Mahfud sebagai cawapres, dalam konteks elektabilitas Mahfud disebut harus berjuang lebih keras. Mengingat, menjelang Pilpres 2024 ini nama Mahfud di bursa cawapres tidak terlalu tinggi.
"Tapi dari sisi elektabilitas Mahfud harus bekerja keras. Belakangan memang ketika menjelang 2024 ini pak Mahfud misalnya dari sisi elektabilitas cawapres itu tidak terlalu tinggi," ujar Usep.
Meskipun secara kepartaian dan elektabilitas rendah, namun Mahfud dinilai tetap lebih memiliki kriteria yang lebih lengkap apabila disandingkan sebagai cawapres Ganjar dibanding sosok lain. Salah satunya faktor terkuatnya yakni untuk menjaga kepentingan Ganjar di pemilih NU.
"Mahfud sangat lebih diunggulkan untuk menjaga kepentingan warga Nahdlyin, karena memang saat ini pemilih kelompok atau golongan ini sangat krusial. Hal ini yang kemudian lebih difokuskan untuk mempertahankan ceruk suara di Pilpres 2024," tutupnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (IndoStrategic) A. Khoirul Umam menilai, Mahfud Md berpotensi menjadi bakal cawapres mendampingi Ganjar Pranowo. Menurutnya, apabila dipasangkan dengan Ganjar, Mahfud Md bisa memberikan kontribusi terhadap sejumlah aspek.
Pertama, penguatan elektoral dari basis Nahdliyyin. Meskipun nama Mahfud MD pernah dipertanyakan level ke-NU-annya jelang Pilpres 2019 lalu, namun Mahfud termasuk figur yang telaten dalam memelihara silaturahmi dengan para Kiai sepuh dan jaringan pesantren.
"Kedekatan Mahfud dengan simpul-simpul kekuatan politik Nahdliyyin itu bisa menghadirkan insentif elektoral dari basis santri Jawa dan Madura. Dengan demikian, nama Mahfud MD berpeluang mengganjal target mesin politik PKB yang hendak mengonsolidasikan basis pemilih Nahdliyyin kepada elektabilitas Muhaimin Iskandar," kata Umam kepada Liputan6.com, Rabu (20/9/2023).
Kedua, Mahfud MD disebut memiliki pengalaman paripurna dalam praktik pemerintahan. Mahfud sudah pernah menjalankan tugas negara di semua cabang kekuasaan trias politika, baik eksekutif sebagai menteri, legislatif sebagai anggota DPR RI, maupun yudikatif selaku ketua MK.
"Bekal pengalaman itu bisa menguatkan narasi, argumen dan pilihan kebijakan dalam debat publik pasangan Capres-Cawapres ke depan, dimana swing voters dari kalangan menengah terdidik cukup dipengaruhi oleh kualitas argumen para kontestan," ucap Umam.
Namun demikian, Umam menyebut, Mahfud juga memiliki sejumlah tantangan yang dihadapinya. Salah satunya ketiadaan dukungan partai politik lantaran saat ini ia tidak berafiliasi pada partai politik.
"Namun Mahfud tetap bisa maju jika PDIP sendiri memberikan political guarantee atau jaminan politik dalam skema pencawapresannya," ucapnya.
Di sisi lain, besar kemungkinan basis pemilih loyal PPP juga bisa menerima nama Mahfud MD. Namun perlu diantisipasi dan diperhitungkan apabila Sandiaga Uno yang saat ini menggunakan simbol PPP akhirnya benar-benar tidak diberi porsi dalam kontestasi Pilpres kedepan.
"Untuk itu, PDIP harus bisa memastikan hal itu tidak berdampak pada loyalitas dan efektivitas mesin politik PPP terhadap ikhtiar politik pencapresan Ganjar Pranowo," Umam menandasi.
Mahfud Punya Nilai Plus
Adapun Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai, Mahfud MD memang mempunyai nilai plus untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo.
Pangi menyampaikan, tak banyak nama potensial yang tersisa untuk dipilih menjadi cawapres Ganjar. Terlebih setelah Ridwan Kamil dan Agus Harimurti Yudhyono (AHY) dicoret sebagai kandidat cawapres pendamping Ganjar.
"Mahfud MD punya nilai plus, kekuatannya bisa mensolidkan suara di Jawa Timur. Selain beliau memang figur yang bersih dari korupsi. Karakter yang paling disukai dan ideal bagi publik selain dekat dengan rakyat," kata Pangi kepada Liputan6.com, Rabu (20/9/2023).
Pangi menilai, menguatnya suara Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar berpotensi memecah suara Muhaimin Iskandar alias Cak Imin di Jawa Timur. Dengan kata lain, Mahfud MD dianggap bisa mengambil ceruk suara Nahdlatul Ulama (NU) di Jatim.
"Mahfud dianggap paling tidak bisa menguatkan suara Ganjar di Jatim, dan ini bisa mengacaukan suara Cak Imin di Jatim. Sehingga bisa membuat suara Cak Imin ngak solid atau split di Jawa Timur," ungkap Pangi.
Oleh sebab itu, Mahfud MD menjadi tokoh paling potensial untuk dipinang Ganjar Pranowo sebagai cawapres. Selain itu, Ganjar juga memiliki kans yang cukup bagus dari segi elektoral pendekatan hasil survei elektabilitas.
Meski begitu, Pangi memandang pilihan untuk menggandeng Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar, sepenuhnya berada di tangan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Sejauh ini, dia mengaku tak dapat menebak pilihan cawapres Megawati untuk Ganjar.
"Biasanya Megawati itu seringkali mengambil keputusan berbeda dengan suara mainstream, sebagai contoh waktu Kiai Haji Ma'ruf Amin diputuskan sebagai cawapres Jokowi. Sulit kita mengintip isi kantong bu Megawati," ucapnya.
Kendati nama Ridwan Kamil dan AHY telah dicoret sebagai kandidat cawapres Ganjar, Pangi khawatir boleh jadi pilihan cawapres Ganjar berada di luar nama yang selama ini masuk radar. Namun, Pangi menyebut, Sandiaga Uno sebenarnya menjadi tokoh paling potensial buat diusung jadi cawapres Ganjar.
"Kalau dari segi internal parpol tentu Sandi lebih berpeluang karena diusung parpol koalisi PPP. Namun, kalau ingin all out memenangkan Jawa Timur harus mengandeng Mahfud MD, Yenny Wahid atau Khofifah agar suara PKB dan NU terbelah, tidak terkonsentrasi ke Cak Imin limpahan elektoralnya pada Pemilu 2024," ujar dia.
Respons Partai Koalisi
Politikus PDIP Deddy Sitorus angkat suara soal menguatnya nama Menkopolhukam Mahfud MD sebagai bakal cawapres Ganjar Pranowo. Menurutnya, nama Mahfud memang masuk dalam salah satu daftar cawapres yang dipertimbangkan Puan.
“Menurut Mbak Puan kan masih ada 3 nama yg masih tersisa, Pak Mahfud, Pak Erick Tohir dan Sandiaga Uno,” kata Deddy saat dikonfimasi, Rabu (20/9/2023).
Menurut Deddy meski ada nama-nama yang menguat, masih ada kemungkinan muncul nama baru sebagai cawapres Ganjar. “Bukan tidak mungkin ada nama baru, semuanya masih sangat dinamis,” kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arwani Thomafi menyebutkan kandidat calon pendamping Ganjar mengerucut ke dua nama yakni Sandiaga Uno dan Mahfud MD.
"Sudah pernah disebut termasuk oleh Mbak Puan, oleh Pak Sekjen PDIP itu sudah mengerucut hanya ke dua nama, Pak Sandi sama Pak Mahfud," kata Arwani.
Menurut Arwani, keputusan final tetap berada di tangan para ketua umum partai pendukung Ganjar. "Tetapi pasti nama-nama itu nanti akan terus mengerucut ya seiring dengan pembahasan di tingkat para ketum pengusung Ganjar. Jadi apa pun hasilnya dari pembahasan dan pengambilan keputusan itu," katanya.
Arwani mengaku saat ini, pihaknya tetap mendorong nama Ketua Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP Sandiaga Uno agar terpilih menjadi cawapres Ganjar. Meski demikian siapapun keputusan cawapres ia pastikan PPP tetap mendukung Ganjar.
"Kami akan ikuti tahapan pembicaraan, pembahasan, pengambilan keputusan siapa cawapres Ganjar nantinya, kami akan bersama mensukseskan apapun keputusan dari partai yang tergabung dalam koalisi atau kerja sama politik pengusung Ganjar," pungkasnya.
Di sisi lain, Bacapres Ganjar Pranowo turut menanggapi mencuatnya nama Mahfud Md sebagai bakal calon pendamping dirinya di Pilpres 2024. Menurutnya, hingga saat ini sosok cawapres pendampingya belum diputuskan.
"Sampai hari ini belum, masih semua digodok," kata Ganjar saat ditemui di Gedung High End, Jakarta, Rabu (20/9/2023).
Ganjar menyebut, para sekjen dan ketum partai koalisi masih intens menggodok nama-nama yang bakal menjadi cawapres pendamping dirinya. Ganjar juga ikut berkomunikasi dengan para kandidat.
"Beliau-beliau ini yang hari ini intens saya juga ikut komunikasi jadi kami senua berembug dan tentu kami sedang berbincang masalah ini, sabar," ungkapnya.
Meski demikian, Ganjar mengaku sempat bertemu dengan Mahfud Md. Namun ia juga bertemu dengan sejumlah politikus lain.
"Dengan Pak Mahfud saya ketemu, dengan Pak Airlangga dulu ketemu, dengan Cak Imin ada fotonya lagi ketemu, apalagi banyak lagi, Pak Sandi sering bareng," ucap mantan Gubernur Jawa Tengah ini.
Advertisement
PDIP Coret Nama Ridwan Kamil dan AHY
Diberitakan sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengungkapkan bahwa Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil (RK) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah tidak masuk dalam bursa cawapres Ganjar Pranowo.
Puan menjelaskan, nama AHY dicoret karena Partai Demokrat sudah menyatakan sikap untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) pada pilpres 2024.
"Tadinya kan muncul namanya Mas AHY, tapi karena Demokrat pindah atau memutuskan bersama Mas Prabowo, ya tentu saja sepertinya tidak mungkin," kata Puan saat menghadiri Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama (NU) 2023 di Cipayung, Jakarta Timur.
Sementara itu, Ridwan Kamil yang sebelumnya begitu kuat bakal mendampingi Ganjar, namanya dipastikan dicoret dari daftar. Pasalnya, Partai Golkar yang merupakan partai Ridwan Kamil, juga berada dalam barisan pendukung Prabowo Subianto.
Golkar pun sampai saat ini masih mendorong nama Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai cawapres. Puan Maharani tidak yakin Partai Golkar bakal bermain dua kaki di pilpres 2024.
"Pak RK, Golkar kan sudah dengan Pak Prabowo. Pak RK merupakan kader Golkar. Lagi pula saya dengar munas di Golkar tetap memutuskan capres cawapresnya tetap Mas Airlangga," ujar Puan.
"Jadi tidak mungkin satu kader ada di sini, gerbongnya ada di tempat lain," tegas Puan.
Adapun untuk empat nama yang masih dipertimbangkan untuk menjadi cawapres Ganjar Pranowo yaitu Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa, dan Menkopolhukam Mahfud MD.
"Masih nama-nama yang ada Pak Erick Thohir, Pak Sandi Uno, Pak Andika, Pak Mahfud," ujar Puan.
Khusus nama Mahfud, dipertimbangkan sebagai bakal cawapres yang merepresentasikan Nahdlatul Ulama.
PDIP Tetap Komunikasi dengan Ridwan Kamil?
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan perihal nama mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, tereleminasi jadi cawapres Ganjar Pranowo. Dia mengatakan, partainya menghormati etika politik Partai Golkar.
"Kalau partai itu sudah menyatakan dukungannya kepada capres tertentu otomatis ya secara etika politik harus dihormati oleh PDIP, dan Pak Ridwan Kamil kan merupakan bagian dari Partai Golkar yang sudah mendorong calon presiden yaitu Bapak Prabowo," kata Hasto, saat diwawancarai di Kantor DPP PDIP.
"Nah sementara Pak Airlangga juga diusung untuk menjadi calon wakil presiden sehingga pernyataan-pernyataan dari Partai Golkar itulah yang dihormati oleh PDIP," sambung dia.
Kendati demikian, Hasto mengatakan PDIP akan terus berkomunikasi dengan Ridwan Kamil. Sebab, Wakil Ketua Partai Golkar itu tengah membangun monumen Bung Karno.
"Ya komunikasi kan dilakukan multi-level. Pak RK ini adalah sosok yang menempatkan benang merah perjuangan Bung Karno. Sehingga dulu saya datang diundang peletakkan batu pertama, pembangunan patung Bung Karno ditempat yang sangat startegis," ujar dia.
"Setelah ini kan adain progress. Nanti kan ada peresmian. Jadi komunikasi tetap dijalankan," tambah Hasto.