Jelang Rakernas IV, Petinggi PDIP Bertemu dengan Peneliti IPB Bahas Kedaulatan Pangan

Dalam rangkaian kegiatan Pra Rakernas IV PDI Perjuangan (PDIP), Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto melakukan pertemuan dan dialog di Kampus IPB University, Bogor, Kamis (21/9/2023) pagi.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 21 Sep 2023, 15:39 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2023, 15:26 WIB
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto melakukan pertemuan dan dialog di Kampus IPB University, Bogor, Kamis (21/9/2023). (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangkaian kegiatan Pra Rakernas IV PDI Perjuangan (PDIP), Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto melakukan pertemuan dan dialog di Kampus IPB University, Bogor, Kamis (21/9/2023) pagi.

Berdasarkan pantauan, Hasto turut hadir bersama pendiri dan peneliti senior Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University Prof Rokhmin Dahuri dan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas.

Kehadiran Hasto dan rombongan ini disambut langsung oleh Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan LPPM IPB University, Prof Dr Yonvitner beserta jajaran civitas IPB University.

Sebelum melakukan dialog, Hasto diajak oleh Prof Dr Yonvitner untuk berkeliling IPB University sembari menuju Gedung EDTC PKSPL.

Hasto menyebut, bahwa peletakan batu pertama bangunan IPB University dilakukan oleh Presiden Pertama RI, Soekarno atau Bung Karno pada tahun 1952. Di mana, kini bangunan IPB University masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Hasto pun tertarik dengan salah satu tulisan yang menempel di sebuah dinding bangunan IPB University. Tulisan itu bertuliskan 'Ilmu Sistematik Geografi dan Sosiologi Tumbuh-Tumbuhan'.

Hasto pun meminta penjelasan singkat dari Prof Yonvitner soal makna tulisan itu.

Politisi asal Yogyakarta ini pun teringat keinginan dari Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri soal peta tanaman berdasarkan geografinya.

Di mana, Megawati ingin membagi 12 wilayah Indonesia berdasarkan kekayaan tumbuh-tumbuhan.

Karena, Hasto menyebut Megawati sangat menaruh perhatian terhadap tumbuh-tumbuhan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Apalagi, Megawati meyakini bahwa tumbuh-tumbuhan bisa memenuhi kebutuhan pangan rakyat agar tak tergantung pada produk impor.

"Nah, prof, Ibu (Megawati) itu ingin buat ini, jadi ini misalnya peta Indonesia, lalu dibagi dalam 12 (wilayah), ini ada rasionalitas secara geostrategic, dibagi 12," kata Hasto.

"Lalu, untuk merancang ini (Ilmu Sistematik Geografi dan Sosiologi tumbuh-tumbuhan), masyarakat kita punya (data) tradisi makannya apa, misalnya dalam gelombang pertama antara Aceh sampai Sumatera Utara, apa bulan Januari yang bisa mereka produksi, bulan Februari apa, nah Ibu kepengen itu," sambung Hasto.

 

Megawati Ingin Peta Tumbuhan

Namun, Hasto menyebut jika Megawati ingin peta tumbuh-tumbuhan dibuat secara dinamis dari Aceh hingga Papua.

Sebab, perlu disadari bahwa setiap daerah memiliki potensi tumbuh-tumbuhan yang berbeda.

"Tetapi itu secara dinamis, sampai pada ke Papua, sehingga masa nanti kita di sini musim durian, di sana enggak. Di sini umbi-umbian di sana enggak. Nah sampai pada sistem distribusi dan memenuhi kebutuhan, kedualuatan pangan untuk kesejahteraan (masyarakat)," jelas dia.

Diketahui, PDIP akan menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) IV pada 29 September 2023.

Forum tersebut akan mengangkat Tema 'Kedaulatan Pangan Untuk Kesejahteraan Rakyat' dengan Sub Tema Pangan Lambang Supremasi Kepemimpinan Negara Pada Dunia'.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya