Liputan6.com, Denpasar - Dalam upaya mengembangkan sektor pariwisata maritim di Bali, infrastruktur pendukung dan akses jalan penghubung terus dikejar pembangunannya. Salah satu infrastruktur yang saat ini sedang dijalankan adalah Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang berada kawasan Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali. Proyek tersebut ditargetkan rampung pada 2024.
"Ini adalah proyek penting yang bertujuan untuk mengembangkan sektor pariwisata maritim di Bali yang sedang dibangun oleh Pelindo. Sekarang telah mencapai tahap akhir penyelesaian atau 100% dan pembangunan fisik dasar seperti revetment dan retaining wall dumping di area pengembangan 1 dan 2. Salah satunya adalah pembangunan taman Segara Kerthi di area pengembangan 1 yang sudah rampung 100%," kata Karlinda Sari selaku Senior Manager Hukum dan Humas Pelindo Regional 3 dalam temu media di Bali, Kamis (19/10).
Meski demikian, Proyek BMTH masih memiliki beberapa fokus pekerjaan lain yang harus dirampungkan demi tercapainya target proyek 2024. Beberapa di antaranya adalah pembangunan fasilitas pendukung seperti pengerukan alur dan kolam yang mencapai 58% dan jalan penghubung dari area pengembangan satu menuju akses utama BMTH.Â
Advertisement
"Kami sangat bersyukur pekerjaan dasar sudah rampung sehingga fokus kami saat ini adalah fasilitas penunjang. Salah satunya yang paling penting adalah jalan penghubung antara area pengembangan 1 menuju terminal penumpang. Ini yang sedang kita kerjakan saat ini," kata Karlinda.Â
Dalam pengerjaan proyek BMTH ada dua hal utama yang dikerjakan. Pertama pengerjaan di kawasan darat dan kedua adalah pengerukan kawasan laut atau mengeruk alur dan kolam pelabuhan di dermaga timur, Pelabuhan Benoa. Alur kolam tersebut direncanakan menjadi tempat sandar kapal pesiar terbesar di Asia.
"Pekerjaan di darat ini sudah sebagian besar selesai 100% tinggal di area pengembangan 1 dan 2, sedang progress. Untuk di pengerukan sudah mencapai 50% dan diharapkan di tahun 2024 kita sudah selesai 100% proyek BMTH di darat maupun untuk di laut," ujar Karlinda yang mengungkapkan bahwa anggaran BMTH di pembangunan kawasan darat senilai Rp2,2 triliun dan untuk di kawasan laut atau pengerukan mencapai Rp1,2 triliun.
"Jadi itu (pengerukan) 50% (baru selesai). Tapi yang sudah dikerjakan itu bisa untuk penyadaran kapal. Jadi sudah membantu untuk operasional di Pelabuhan Benoa menambah jumlah kapal dan kapasitas kapal masuk ke Pelabuhan Benoa," kata Karlinda lagi.Â
Karlinda menyebut, pihaknya saat ini juga fokus melakukan penghijauan di area BMTH sebagai tanggung jawab atas pekerjaan teknis pembangunan BMTH. Selain itu, pembangunan BMTH diproyeksikan sebagai home port bagi kapal kapal cruise yang akan berlayar ke Indonesia.Â
Proyek yang ditargetkan rampung pada 2024 tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian Indonesia dan Bali dari sisi pariwisata. Lebih lanjut Karlinda mengatakan bahwa pihaknya telah menanam bibit mangrove sebanyak 6.300 batang di area Tahura bersama Pemkot Denpasar dan Pemprov Bali.Â
"Ini menjadi komitmen kami untuk terus mendorong area hijau di sekitar pelabuhan," ujar Karlinda.Â
Â
(*)