Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU)Â akan mengumumkan nama-nama tim sukses (Timses) setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres)Â peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Pengumuman akan disampaikan pada 13 November 2023.
Adapun timses ini dibentuk oleh masing-masing pasangan calon (paslon) setelah berkoordinasi dengan koalisi partai politik pengusung mereka. Namun hingga saat ini, belum ada satu pun paslon yang mengumumkan struktur final timses mereka.
Baca Juga
Dari tiga kandidat capres-cawapres 2024, baru pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md yang paling aktif mengumumkan anggota timsesnya. Koalisi partai yang digawangi PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura itu membentuk Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud.Â
Advertisement
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid ditunjuk menjadi Ketua TPN Ganjar-Mahfud. Bahkan penunjukan Arsjad sebagai Ketua TPN sudah dilakukan sebelum deklarasi Mahfud Md sebagai bakal cawapres pendamping Ganjar.Â
Sementara pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menunjuk Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani sebagai ketua tim pemenangan mereka. Penunjukan Rosan ini disampaikan langsung oleh Prabowo usai mendeklarasikan Gibran sebagai cawapresnya.
Hanya saja, hingga kini Koalisi Indonesia Maju (KIM) belum mengumumkan komposisi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran selain Rosan Roeslani.
Sedangkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang menjadi pasangan pertama mendaftar ke KPU justru hingga kini belum mengumumkan siapa ketua timsesnya. PKS sebagai salah satu parpol pengusung menyatakan, akan ada kejutan siapa yang bakal didapuk menjadi ketua atau kapten Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN).
Pengamat Politik Ray Rangkuti menyoroti sikap Koalisi Perubahan yang tak kunjung mengumumkan ketua tim pemenangan Anies-Cak Imin. Menurut dia, bila penetapan ketua tim pemenangan semakin ditunda, maka Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar akan terlambat memaknai momentum.
"Ketua tim pemenangan fungsinya vital. Kan kerja-kerja tim harus sistematis dan terukur. Yah kalau belum ada, bagaimana melaksanakan hal tersebut," kata Ray dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat (3/11/2023).
Ray menduga hal tersebut terjadi karena kriteria yang cukup banyak untuk sosok kandidat ketua tim pemenangan yang dicari. Selain itu, Ray menilai telah terjadi tarik ulur antara Ketum Partai NasDem Surya Paloh dengan para ketum partai pengusung lainnya, sehingga Anies tidak dapat bersikap.
"Lalu kenapa ketua partai masing-masing enggak setuju? Bisa macam-macam. Soal dominasi dan lain sebagainya. Atau bisa saja Surya Palohnya tidak mau atau saat Surya Paloh mau, tapi ketua partai lain enggak mau," ucap Direktur Lingkar Madani Indonesia ini.
Sementara itu, Founder Nilam Institut Muhammad Hakiki menyampaikan, sebaiknya ketua Timnas Amin segera diumumkan agar mesin politik partai pengusung dan relawan dapat langsung bergerak memenangkan Anies-Cak Imin.
"Jika terlalu lama, menurut saya Anies harus mengambil alih dan mengumumkannya, karena ini amat krusial," ujar Hakiki.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Jakarta, Ujang Komarudin menilai, ada sejumlah faktor yang menyebabkan para koalisi lama mengumumkan struktur timses capres-cawapres. Salah satunya adalah adanya tarik-menarik kepentingan.
"Semua tim belum sempurna, kelihatannya masih ada tarik menarik kepentingan. Di kubu Amin masih mencari sosok figur yang cocok untuk jadi kapten, tentu bisa saja ketua timses dari pengusaha atau salah satu dari partai. Siapapun yang terpilih harus bisa membawa kemenangan," kata Ujang saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (3/11/2023)
Menurutnya, baik kubu Prabowo-Gibran maupun Anies-Cak Imin tengah mematangkan dengan benar timses masing-masing sebelum diumumkan ke publik.
"Begitu juga di Prabowo, meski sudah ada ketua tapi wakil dan lainnya belum. Saya lihat mereka masih sedang mematangkan agar ketika diumumkan semua siap, ready. Mencari sosok ketua tim itu tidak mudah," katanya.
Selain itu, Ujang menyebut tiap paslon juga tengah memperebutkan tokoh yang memiliki basis massa kuat. Ia menyontohkan nama populer seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Prawansa dan juga mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Betul terjadi perebutan tokoh dengan basis massa. Contohnya Khofifah, baik Amin maupun Prabowo mendekati Khofifah. Kalau dilihat irisan politik Khofifah dekat dengan Jokowi, bisa jadi Khofifah jadi ketua pemenangan Prabowo-Gibran di Jatim," kata dia.Â
"Kedua Khofifah dekat Golkar. Saya sih melihatnya ke sana. Kelihatannya Khofifah berlabuh ke Prabowo-Gibran," kata dia.
Pendiri lembaga Indonesia Political Review ini tak menampik Ridwan Kamil sempat dilirik PDIP. Meski begitu, dia melihat RK akan lebih menuruti penugasan Golkar untuk memenangkan Prabowo di Jawa Barat ketimbang menyeberang ke PDIP.
"Tokoh yang diperebutkan ketiganya jarang ya, mungkin RK mau ditarik PDIP, tapi kan RK kader Golkar sudah ditugaskan untuk memenangkan Prabowo di Jawa Barat," kata Ujang.
Ketua PBNU sekaligus putri Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid juga sempat diperebutkan oleh kubu Prabowo dan Ganjar. Namun pemilik nama asli Zannuba Ariffah Chafsoh itu akhirnya merapat ke TPN Ganjar-Mahfud.Â
"Masing-masing tokoh punya basis massa. Kalau ulama jaringan santri, kalau pengusaha jaringan pengusaha, begitu juga lainnya,"Â ucapnya.
Saat ini, tinggal pasangan Anies-Cak Imin yang belum memiliki ketua tim pemenangan. Menurut Ujang, kriteria yang harus dimiliki ketua timses adalah dikenal luas publik dan juga berkompeten untuk memenangkan kontestasi.
"Kriteria (ketua tim pemenangan) harus tokoh publik artinya dikenal, punya kelebihan dan punya kapasitas dan ide gagasan bagus atau ahli strategi,"Â kata Ujang Komarudin menandaskan.
Teka-Teki Kapten Timnas Amin
Ketua Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar masih menjadi teka-teki. Meski begitu, PKS selaku salah satu partai pengusung pasangan Anies-Cak Imin menyatakan bahwa Kapten Timnas Amin akan segera diumumkan pekan ini.
"Doakan satu dua hari ini diumumkan," ujar Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Mardani belum mau mengungkap bagaimana sosok ketua Timnas Pemenangan Amin tersebut. Ia hanya mengatakan bakal ada kejutan.
"Kami sih akan ada kejutan, tunggu tanggal mainnya," katanya.
Mardani mengaku menitipkan pesan kepada Anies agar hati-hati memilih sosok yang akan memimpin tim pemenangan. Kata dia, Kapten Timnas Amin harus orang yang bisa mengatur pemenangan sampai ke pedesaan.
"Jadi intinya saya pesan ke Mas Anies 'mas titip cari ketua tim pemenangan benar-benar hati-hati, kalau menteri bisa direshuffle kalau ketua tim pemenangan tidak bener tidak menang kita' gitu loh. Karena ini kerja besar dan kerja raksasa, mengatur mesin pemenangan yang sampai ke pedesaan. Jadi seksama," ucapnya.
Sementara itu, Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengungkap calon ketua Timnas Pemenangan Amin adalah sosok yang familiar dan telah membantu pencalonan Anies sejak awal.
"Ya orang-orang udah kenal semua sama orang kita sendiri kok. Udah familiar," kata Syaikhu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Syaikhu menyebut orang yang menjadi ketua tim pemenangan di Pemilu 2024 adalah yang memiliki chemistry yang baik dengan Anies maupun Cak Imin. Namun saat ditanya apakah sosok tersebut adalah Sudirman Said, ia tak memastikan.
"Beberapa orang kan sudah banyak membantu Pak Anies terkait proses pencalonan. Ya enggak jauh-jauh lah, orang yang selama ini bisa satu chemistry dengan capres cawapres saya kira," katanya.
"Yang bantu Pak Anies kan banyak. Bukan cuma Pak Sudirman Said," sambungnya.
Menurut Syaikhu ada beberapa nama yang masih dipertimbangkan. Ia tidak menyebut jumlahnya berapa. Nama ketua Timnas itu akan diumumkan dalam waktu dekat.
Sementara itu, Ketum PKB sekaligus Cawapres Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengungkapkan alasan sampai saat ini ketua Timnas Pemenangan Amin belum diumumkan ke publik.
"Saya dan Mas Anies menyerahkan pada BAJA, badan pekerja untuk merekrut. Saya tidak tahu siapa yang sudah dihubungi, siapa yang mau direkrut, belum tahu," kata Cak Imin usai menghadiri acara pelantikan dan deklarasi dukungan dari Anak Muda Indonesia (AMI) di Hotel Sofyan, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2023).
Saat ditanyai apakah ketua Timnas Pemenangan Anies-Muhaimin merupakan sosok yang dekat dengan Anies Baswedan, Cak Imin menyampaikan hal tersebut belum diputuskan.
"Belum, pokoknya tunggu saja, belum diputuskan," kata dia.
Cawapres pendamping Anies ini juga tidak menjawab lugas saat ditanya apakah figur tersebut adalah Waketum Partai NasDem Ahmad Ali, mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti, hingga mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Dia meminta hal itu ditanyakan saja ke BAJA AMIN.
"Ya masih proses penggodokan, pematangan. Intinya kita BAJA sudah bekerja sambil menyiapkan tim yang akan dibawa ke KPU," kata Cak Imin.
Nama Kapten Timnas Amin Sudah di Tangan Anies
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali membantah menjadi ketua Timnas Pemenangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Menurut dia, ada sosok yang lebih pantas untuk menjadi ketua tim.
Ali mengaku belum tahu siapa sosok Kapten Timnas Pemenangan Amin. Namun ia yakin Anies akan memilih sosok yang mampu mengorganisasi tim.
"Siapapun orang itu orang yang dipandang oleh Mas Anies mampu mengorganisir tim dan saya berdoa, mudah-mudahan bukan saya," katanya ketika dihubungi, Kamis (2/11/2023).
Ali merasa dirinya tidak cocok untuk menjadi ketua tim pemenangan. Ada sosok yang lebih baik untuk mendampingi Anies. "Saya selalu berusaha untuk mencari orang yang terbaik untuk mendampingi Mas Anies," katanya.
Nama ketua tim pemenangan itu kini telah dikantongi oleh Anies Baswedan. Tinggal menunggu kapan mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengumumkan secara resmi ke publik.
"Bahwa sesungguhnya itu sudah ada, sudah terbentuk sudah bekerja selama setahun ini kan. Artinya beliau sudah siapa orangnya hanya beliau yang tahu. Tinggal menunggu waktu yang pas untuk diumumkan," kata Ali.
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengungkap sosok ketua Timnas Pemenangan Amin adalah rakyat biasa, bukan pengusaha dan bagian dari penguasa.
"Kita bukan dari unsur penguasa dan pengusaha. Kita cari rakyat biasa yang Punya kemampuan yang besar untuk mengolaborasi kekuatan rakyat. Kita cari figur rakyat biasa saja," ujarnya di kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (3/11/2023).
Jazilul tidak mengungkap siapa orangnya dan apakah sosok tersebut berasal dari internal koalisi atau eksternal. Yang pasti, sosok ketua Timnas Amin bukan bagian dari oligarki.
"Orang partai kan juga rakyat biasa. Maksudnya kami tidak mengambil tokoh-tokoh ternama dari dunia usaha. Kalau bahasa sekarang bukan bagian dari oligarki," ujar wakil ketua DPR RI ini.
Ketua Timnas Pemenangan Anies-Cak Imin sudah ada. Jazilul mengatakan tinggal menunggu Anies Baswedan mengumumkan secara resmi.
"Tunggu, karena bagi pasangan AMIN itu bukan perkara yang mendesak, semuanya sudah jalan ini," katanya menandaskan.
Di tengah teka-teki soal siapa ketua Timnas Pemenangan Amin, Cak Imin menerima kunjungan mantan Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin ke Markas PKB. Sebelumnya, Din juga telah berkunjung ke Kantor PKS dan selanjutnya akan menemui Ketum NasDem Surya Paloh di markasnya pekan depan.
Meski menyatakan dukungan terhadap pasangan Anies-Cak Imin, namun Din Syamsuddin mengaku dirinya tidak perlu dimasukkan ke dalam Timnas Pemenangan Amin, apalagi didapuk menjadi ketua.
Advertisement
Berebut Nama Populer di Kubu Prabowo dan Ganjar
Pasangan bakal capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah mengumumkan nama ketua tim pemenangannya. Adalah Wamen BUMN Rosan Roeslani yang didapuk menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
Begitu juga pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Koalisi yang dimotori PDIP ini bahkan sudah jauh hari menunjuk Ketum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menjadi komandan tim pemenangan Ganjar di Pilpres 2024.
Baik Rosan maupun Arsjad sama-sama memiliki latar belakang sebagai pengusaha. Meski sejumlah nama-nama populer diklaim telah merapat ke tim pemenangannya masing-masing, namun hingga kini kubu Prabowo dan Ganjar juga belum secara resmi mengumumkan ke publik struktur tim pemenangannya.
Kondisi ini diduga dipicu masih adanya perebutan dukungan dari tokoh-tokoh populer yang memiliki pengaruh dan basis massa untuk mendulang suara di Pilpres 2024. Sebut saja nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang tengah diperebutkan oleh kubu Prabowo dan Ganjar agar bersedia masuk ke dalam tim pemenangannya.
Sangat dipahami mengapa kedua kubu ngotot bisa menggaet dan memasukkan Khofifah dalam daftar timses. Sebab, Khofifah adalah tokoh ikon Jatim dengan jumlah basis dukungan yang kuat. Khofifah juga dikenal sebagai tokoh NU yang kini menjabat sebagai Ketua PP Muslimat NU.Â
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengklaim Khofifah segera bergabung dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran. Menurutnya, lobi-lobi dengan Khofifah terus dilakukan. Ia yakin Khofifah mau menerima tawaran tersebut.
"Saya belum bisa sampaikan karena belum diumumkan secara resmi, feeling saya ini ya sangat-sangat mungkin sekali Bu Khofifah masuk," ujarnya beberapa waktu lalu.
"Pasti ada yang sudah berkomunikasi dengan beliau, kalau liat gesture-nya sih bagus sekali," sambung wakil ketua Komisi III DPR RI ini.
Habiburokhman belum dapat memastikan kapan akan diumumkan struktur TKN Prabowo-Gibran. Ia membantah, dalam pembentukan tim ini melibatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Nggak, kan Pak Jokowi presiden, dia bukan apa namanya ketua koalisi," katanya.
Kepala BPOKK Partai Demokrat, Herman Khaeron juga mengungkapkan bahwa Koalisi Indonesia Maju (KIM) telah mengajak Khofifah bergabung di tim pemenangan Prabowo-Gibran. Dia mengungkapkan, bahwa Prabowo telah bertemu dengan Khofifah untuk membahas perihal tim pemenangan.
"Sudah (mengajak Khofifah gabung tim pemenangan). Pak Prabowo juga sudah bertemu di sana," kata Herman, di Kompleks Parlemen, Selasa (24/10/2023).
Dia kemudian menyinggung bahwa Khofifah saat mencalonkan diri sebagai gubernur Jatim diusung oleh Partai Demokrat dan Partai Golkar. Sehingga, dia menyakini Khofifah akan bergabung dengan KIM di tim pemenangan Prabowo-Gibran.
"Harapannya bahwa Bu Khofifah sebagai pimpinan daerah di Jawa Timur, sebagai entitas politik, juga dulu pada waktu menjadi gubernur kan diusung oleh Golkar dan Demokrat ya toh. Sekarang Golkar dan Demokrat sudah berada di KIM jadi ya insyaAllah Bu Khofifah juga tidak lari ke mana-mana," kata Herman.
Terbaru, Herman mengungkapkan bahwa Rosan Roeslani selaku Ketua TKN Prabowo-Gibran terbang ke Surabaya untuk merayu Khofifah agar bersedia bergabung dengan tim pemenangannya.Â
"Pak Rosan kok yang ketemu di sana. Pak Rosan kan Surabaya," kata Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron, kepada wartawan, di Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, dikutip Jumat, (3/11/2023).
Herman pun meyakini jika Khofifah akan bergabung dengan TKN Prabowo-Gibran. Selain Khofifah, dia menyebut bahwa eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga diajak untuk bergabung.
"Insyaallah, saya kira menyakini baik itu Bu Khofifah maupun yang sedang terjalin, Pak Ridwan Kamil misalkan, saya yakin berada di Prabowo-Gibran," ucapnya.
Â
Â
Klaim Kubu Ganjar-Mahfud
Tak mau ketinggalan, kubu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud Md, tidak menampik kepincut untuk memasukkan nama Khofifah untuk menjadi timses bersama mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.Â
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menyatakan, pihaknya sudah menangkap sinyal Khofifah mau menjadi anggota tim pemenangan Ganjar-Mahfud. Ada kedekatan ideologis dan historis.
"Katanya, Bu Khofifah juga. Bu Khofifah sama kita dekat banget. Jadi kedekatan kedekatan ideologis, kedekatan historis itu menjadi penting," kata Djarot di kawasan Matraman, Jakarta, Senin (30/10/2023.
Sementara untuk Ridwan Kamil, Djarot bahkan mengklaim mantan Wali Kota Bandung itu memberi sinyal bakal mendukung Ganjar-Mahfud di 2024.
"Sinyal-sinyalnya ternyata mau juga. Pak Ridwan Kamil itu kan dekat juga sama kami, nah kan bangun patung Bung Karno gede banget, sampai juga bangun di Maroko ya, luar biasa," kata Djarot.
PDIP membuka pintu kepada siapapun yang ingin membantu pemenangan Ganjar-Mahfud. Namun, PDIP menyerahkan keputusan kepada yang bersangkutan.
"Kita serahkan kepada beliau, kita serahkan pada Pak Ridwan Kamil, Bu Khofifah, kalau mau gabung ya terima kasih, kita senang sekali," kata Djarot.Â
Sebelumnya, bakal capres Ganjar Pranowo mengungkapkan ingin mengajak Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bergabung ke dalam TPN Ganjar-Mahfud.
"Iya sih (mau tarik Khofifah)," kata Ganjar saat ditanya wartawan soal kemungkinan mengajak Khofifah di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu (28/10/2023).
Ia pun mengakui bahwa komunikasinya dengan Khofifah terus berjalan baik sehingga diharapkan bisa menghasilkan keputusan bersama untuk bergabung.
2 Faktor Khofifah Jadi Rebutan
Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam mengatakan Khofifah Indar Parawansa diperebutkan untuk menjadi anggota tim sukses (timses) bakal pasangan calon peserta Pilpres 2024 karena dua faktor krusial untuk mendulang suara pemilih di Jawa Timur.
Surokim menilai faktor pertama adalah jabatan Khofifah sebagai Gubernur Jawa Timur. Kedua Khofifah adalah ketua umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU). Ini bisa memberikan dampak signifikan untuk kemenangan bakal pasangan calon, khususnya di Jawa Timur.
"Tidak terbantahkan karena beliau kepala daerah, ketua Muslimat, punya relasi kuat," kata Surokim seperti dilansir Antara.
Dia menambahkan menjelaskan meskipun jabatan gubernur Jawa Timur tak lama lagi selesai, hal itu tak serta merta langsung melunturkan citra Khofifah sebagai kepala daerah di masyarakat.
Selain itu, posisi Khofifah sebagai ketua umum Muslimat NU otomatis memiliki basis massa besar karena menjadi representasi NU.
"Mereka kelihatannya tidak terlihat, tetapi mereka punya kekuatan besar dan signifikan kalau di-remote," jelas Surokim. Â
Advertisement