Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, pesan berantai dan video yang berisi narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi hingga membuat heboh masyarakat Bandung, Jawa Barat.
Selain itu, video tersebut juga mulai viral di media sosial TikTok dan berisi narasi bahwa gunung tersebut mengalami erupsi.
Baca Juga
Dalam video tersebut juga terlihat sejumlah orang menaiki kendaraan mobil dan motor menjauhi kepulan asap tersebut.
Advertisement
Dalam video terdengar sejumlah orang berteriak di antaranya mengimbau pengendara tidak panik. Video tersebut diberi keterangan sebagai beriku:
"Tangkuban perahu Bru saja erupsi...."
Lalu apakah benar?
Rupanya, video yang beredar di masyarakat saat ini merupakan video lama erupsi Gunung Tangkuban Perahu yang terjadi pada Juli 2019 lalu.
Terlihat dari video tersebut merupakan video erupsi yang memperlihatkan awan panas muncul dari kawah Gunung Tangkuban Perahu.
Sehingga dipastikan kabar yang beredar di antara masyarakat merupakan kabar keliru atau disinformasi. Pasalnya video yang beredar merupakan video erupsi Gunung Tangkuban Perahu empat tahun yang lalu.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan, hingga Kamis 7 Desember 2023 status Gunung Tangkuban Parahu dalam keadaan normal.
"Gunung Tangkuban Parahu sampai saat ini dalam kondisi level 1 atau level normal," kata Hendra saat berbincang dengan Liputan6.com, dikutip Jumat (8/3/2023).
Berikut sederet fakta terkait viral video dan pesan berantai yang berisi narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi hingga membuat heboh masyarakat Bandung, Jawa Barat dihimpun Liputan6.com:
1. Video Viral di Sosial Media
Masyarakat Bandung akhir-akhir ini dihebohkan dengan adanya pesan berantai dan video yang berisi narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi pada Kamis 7 Desember 2023.
Selain itu, video tersebut juga mulai viral di media sosial TikTok dan berisi narasi bahwa gunung tersebut mengalami erupsi.
Unggahan klaim video Gunung Tangkuban Parahu erupsi pada 7 Desember 2023 menampilkan kepulan asap hitam dan putih membumbung ke langit.
Dalam video tersebut juga terlihat sejumlah orang menaiki kendaraan mobil dan motor menjauhi kepulan asap tersebut. Dalam video terdengar sejumlah orang berteriak di antaranya mengimbau pengendara tidak panik.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"Tangkuban perahu Bru saja erupsi...."
Advertisement
2. Kejadian di Video Berlangsung pada 2019 Silam
Namun faktanya video yang beredar di masyarakat saat ini merupakan video lama erupsi Gunung Tangkuban Perahu yang terjadi pada Juli 2019 lalu.
Terlihat dari video tersebut merupakan video erupsi yang memperlihatkan awan panas muncul dari kawah Gunung Tangkuban Perahu.
Sehingga dipastikan kabar yang beredar di antara masyarakat merupakan kabar keliru atau disinformasi. Pasalnya video yang beredar merupakan video erupsi Gunung Tangkuban Perahu empat tahun yang lalu.
Sementara itu melansir dari situs resmi Magma ESDM kondisi Gunung Tangkuban Perahu sejak Rabu (6/12/2023) dalam kondisi level I atau normal. Melalui pengamatan visual Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-III.
Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi asap tidak teramati. Cuaca di lokasi juga terlihat cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur laut, selatan dan barat.
3. Status Gunung Tangkuban Perahu Normal
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan, hingga Kamis 7 Desember 2023 status Gunung Tangkuban Parahu dalam keadaan normal.
"Gunung Tangkuban Parahu sampai saat ini dalam kondisi level 1 atau level normal," kata Hendra saat berbincang dengan Liputan6.com, dikutip Jumat (8/3/2023).
Hendra pun membantah klaim video Gunung Tangkuban Parahu erupsi pada 7 Desember 2023, peristiwa dalam video tersebut merupakan erupsi Gunung Tangkuban Parahu, pada Juli 2019.
Advertisement
4. Imbauan untuk Masyarakat dan Wisatawan
Masyarakat sekitar di Gunung Tangkuban Perahu juga diharapkan untuk tenang dan beraktivitas seperti biasa. Sehingga tidak terpancing dengan isu-isu tentang letusan Gunung dan tetap memperhatikan perkembangannya melalui BPDB setempat.
"Mohon masyarakat agar tetap tentang menanggapi isu tentang erupsi Gunung Tangkuban Parahu, mungkin informasi yang beredar itu adalah erupsi bulan Juli 2019," tutup Hendra.
Mengutip dari Magma ESDM masyarakat, pedagang, wisatawan hingga pendaki di Gunung Tangkuban Perahu diimbau untuk tidak turun ke dasar Kawah Ratu dan Kawah Upas. Serta dilarang untuk menginap atau berlama-lama berada di kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Perahu.
5. Semua Tetap Diminta Waspada
Adapun jika Gunung Tangkuban Perahu mengalami peningkatan intensitas atau ketebalan asap kawah dan atau tercium bau gas menyengat. Pengunjung dan masyarakat sekitar diimbu untuk segera menjauhi atau meninggalkan area sekitar kawah.
Pengunjung dan masyarakat di Gunung Tangkuban Perahu juga harus mewaspadai adanya peningkatan konsentrasi gas-gas vulkanik yang bisa terjadi secara tiba-tiba.
Sehingga disarankan untuk tidak berlama-lama di area kawah aktif agar terhindar dari paparan gas yang bisa berdampak kepada kesehatan dan keselamatan jiwa.
Kemudian masyarakat yang berada di kawasan Gunung Tangkuban Perahu tetap mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bisa terjadi secara tiba-tiba. Serta letusan yang terjadi tanpa didahului oleh gejala peningkatan vulkanik yang jelas.
Advertisement