Kapolda Metro Jaya Akui Belum Temukan Formula Atasi Kemacetan Jakarta

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto akui belum menemukan metode yang cocok untuk mengatasi kemacetan di DKI Jakarta.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 28 Des 2023, 20:03 WIB
Diterbitkan 28 Des 2023, 20:03 WIB
Tekan Kemacetan, Pengaturan Jam Kerja di Jakarta Akan Diuji Coba
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (31/8/2022). Syafrin menyebut saat ini pihaknya tengah mempersiapkan uji publik pengaturan jam kerja. Hasil uji publik itu, kata Syafrin, akan disampaikan ke Gubernur DKI Anies Baswedan untuk ditelaah lebih lanjut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto akui belum menemukan metode yang cocok untuk mengatasi kemacetan di DKI Jakarta.

Hal itu disampaikan saat rilis akhir tahun Polda Metro Jaya yang digelar di Gedung Balai Pertemuan Metro Jaya (BPMJ), Kamis (28/12/2023).

"Memang sehari-sehari kami belum bisa menekan kemacetan ini, berbagai diskusi antara kami dan Pemda belum menemukan formula yang tepat gimana mengatasi kemacetan," kata dia kepada wartawan.

Karyoto mengatakan, pembatasan kendaraan roda empat dengan kebijakan ganjil genap dinilai kurang efektif mengurai kemacetan di Jakarta. Pun demikian jika ganjil-genap diberlakukan di semua jenis kendaraan.

"Pasti masyarakat akan protes, apa lagi di seluruh jam waktu. Apa lagi hari ini genap besok ganjil, nanti masyarakat akan meminta pajak separo," ujar dia.

"Karena kalau saya punya mobil genap pasti saya akan keluar hanya di genap saja. artinya saya membayar pajak tidak genap dan ganjil," sambung dia.

Kendati, yang jelas kepolisian tetap melakukan pelabagai upaya. Karyoto menyebut, pihaknya menurunkan anggota di jam rawan.

"Kami berupaya seidikit memperlancar, seperti di Tendean-Mampang, saya ga tau kenpa ada masyarakat yang padahal sebenarnya salah paham, kita ingin rekayasa di jam-jam tertentu tetapi dipermanenkan. sehingga masyarakat menutup jalan alternatif sehingga macet luar biasa," ucap dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kasus Kecelakaan Sepanjang 2023 Meningkat

Karyoto kemudian membeberkan kasus kecelakaan lalu lintas sepanjang tahun 2023. Dia menyebut, angkanya mengalami peningkatan 11 persen atau 1135 kasus dibanding tahun 2022.

"MD (Meninggal Dunia) menurun sebanyak 79 orang dibanding 2022 yaitu 707 jadi 628 orang karena ruas jalan tol yang dilingkupi Polda Metro Jaya hanya sampai di KM sblm 40 di daerah Tambun atau Bekasi ujung. Sementara di Jagorawi hanya sampai di Depok," ujar dia.

"Korban luka berat meningkat 36 persen. dari 1712 orang menjadi 2320 orang. Korban luka ringan meningkat 11 persen dari 10.214 orang menjadi 11.363 orang," dia menandaskan.

 


Jokowi: 996.000 Kendaraan Masuk DKI Setiap Hari

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan DKI Jakarta masuk ke 10 kota termacet di dunia. Jokowi mengungkapkan sebanyak 996.000 kendaraan masuk ke Jakarta setiap harinya dan menyebabkan polusi dan kemacetan.

"Kita tahu DKI Jakarta ini selalu masuk dalam 10 kota yang termacet di dunia. Kita selalu masuk sebagai 10 besar kota yang termacet di dunia. Setiap hari masuk 996.000 kendaraan ke Jakarta setiap harinya. Oleh sebab itu, macet (dan) polusi selalu ada di Jakarta," kata Jokowi saat meresmikan moda transportasi Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di Statiun Cawang Jakarta Timur, Senin (28/8/2023).

Oleh sebab itu, dia menyampaikan pemerintah membangun sejumlah moda transportasi publik. Mulai dari, mass rapid transit (MRT), LRT, kereta rel listrik (KRL), Transjakarta, bus rapid transit (BRT), hingga kereta bandara.

Harapannya, agar masyarakat dapat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal. Sehingga, polusi dan kemacetan di DKI Jakarta dapat berkurang.

"Mengapa dibangun MRT, LRT, KRL, transjakarta, BRT, Kereta Bandara agar masyarakat kita semua beralih dari transportasi pribadi ke transportasi massal," ujarnya.

Kendati begitu, Jokowi mengakui tak mudah mengajak masyarakat untuk berpindah menggunakan transportasi massal. Dia mencontohkan hingga kini masih sedikit masyarakat yang menggunakan moda transportasi MRT, padahal sudah lama dioperasionalkan.

"Contoh MRT, meskipun setiap hari saya lihat penuh tetapi kapasitas yang kita inginkan setiap hari 180.000 penumpang dan hari ini masih 80.000. Masih ada kapasitas yang belum penuh terisi," jelas Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya