Jokowi Sayangkan Perguruan Tinggi Indonesia Tak Ada Masuk Top 100 Dunia

Jokowi mengatakan, perguruan tinggi di Indonesia hanya mampu masuk ke jajaran top 200 dunia. Kendati begitu, Jokowi menyebut hanya sedikit jumlah perguruan tinggi dalam negeri yang masuk top 200 dunia.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 15 Jan 2024, 13:10 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2024, 13:10 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memimpin Rapat Terbatas Rencana Pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Istana Merdeka Jakarta pada Rabu, 28 Desember 2022. (Dok Humas Sekretariat Kabinet RI)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar peringkat perguruan tinggi di Indonesia terus diperbaiki dan dioptimalkan. Pasalnya, kata Jokowi, saat ini tidak ada perguruan tinggi di Indonesia yang masuk daftar top 100 dunia.

"Perguruan tinggi dalam negeri harus terus didorong, harus dioptimalkan. Peringkat perguruan tinggi terbaik indonesia harus terus diperbaiki berdasarkan US World yang ada setiap tahun," kata Jokowi dalam Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya, Senin (15/1/2024).

Menurut dia, perguruan tinggi di Indonesia hanya mampu masuk ke jajaran top 200 dunia. Kendati begitu, Jokowi menyebut hanya sedikit jumlah perguruan tinggi dalam negeri yang masuk top 200 dunia.

"Saya lihat yang rankingnya 200 ke atas masih kecil sekali. Enggak usah saya sebut, karena kecil sekali dan nilainya masih di atas 100. Yang masuk top 100 atau top 50 belum ada," ujarnya.

Jokowi mengatakan, rektor dan pimpinan perguruan tinggi memiliki pekerjaan besar untuk meningkatkan peringkat kampus Indonesia di dunia. Dia telah mencatat keluhan-keluhan yang disampaikan para rektor terkait perguruan tinggi.

"Tadi juga sudah disampaikan secara blak-blakan keluhan-keluhan yang ada baik dan saya seneng blak-blakan seperti itu. Ada pemeriksaan, anggaran yang masih sangat kurang, dan lain-lain. Tapi sudah saya catat. Nanti langsung akan kami bicarakan," tutur Jokowi.Disisi lain, dia mengingatkan lembaga pendidikan tinggi memiliki peran yang sangat strategis untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul dan berkualitas. Terlebih, Indonesia akan memasuki bonus demografi dalam 5 tahun kedepan, dimana jumlah penduduk usia produktif akan meningkat.

 

Jokowi Ingin SDM Indonesia Bisa Hasilkan Karya Berkualitas

Jokowi
Presiden Jokowi dalam Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya, Senin (15/1/2024). (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jokowi ingin SDM Indonesia tak hanya menguasai ilmu pengetahuan. Namun, kata dia, SDM Indonesia juga harus inovatif dan menghasilkan karya yang berkualitas.

Jokowi mencontohkan perguruan tinggi di Vietnam dimana sektor industri dan universitas saling menyambung. Untuk itu, dia menyebut perguruan tinggi memiliki peran penting sebagai lembaga riset.

"Saya ulangi, perguruan tinggi juga punya tugas mulia yaitu jadi lembaga riset karena memiliki dosen yang sangat banyak, tenaga peneliti serta ribuan mahasiswa untuk pengembangan Iptek kita, dan berinovasi untuk memecahkan masalah-masalah bangsa," pungkas Jokowi.

Jokowi Minta Mendikbud Tambah Anggaran Riset

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menambahkan anggaran untuk riset, khususnya di perguruan tinggi pada tahun 2024 ini.

Kendati ada Pilpres, Jokowi meyakini penambahan anggaran riset akan dilanjutkan siapapun presiden yang terpilih.

"Pak Nadiem anggarannya (untuk riset) diperbesar. Enggak apa-apa dimulai tahun ini, nanti kan sudah ganti presiden. Tapi dimulai itu yang gede, jadi presiden yang akan datang pasti mau tidak mau melanjutkan. Entah itu 01 (Anies Baswedan), entah itu 02 (Prabowo Subianto), entah 03 (Ganjar Pranowo)," jelas Jokowi dalam Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya, Senin (15/1/2024).

Dia meminta Mendikbud Nadiem segera mengalokasikan penambahan anggaran untuk riset. Jokowi menilai presiden yang terpilih tidak akan berani memotong anggaran yang sudah dialokasikan untuk riset.

"Dimulai dulu, enggak mungkin kalau Pak Nadiem sudah menambahkan banyak, presiden yang akan datang motong, enggak berani. Kita tahu peluang kita ke depan untuk mengembangkan ekonomi hijau, ekonomi biru," ujarnya.

Infografis Kunjungan Jokowi ke AS, Bawa Misi Perdamaian Hamas-Israel? (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Kunjungan Jokowi ke AS, Bawa Misi Perdamaian Hamas-Israel? (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya