Ketum PBNU Ingatkan Pentingnya Akan Istighosah

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyebut, organisasi NU didirikan dengan niat dan harapan besar untuk akhirat.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 30 Jan 2024, 14:07 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2024, 15:45 WIB
PBNU
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyebut, organisasi NU didirikan dengan niat dan harapan besar untuk akhirat.

Karenanya, untuk menjalankan roda organisasi besar tersebut harus dengan cara menjalankan pedoman sesuai agama Islam.

Hal tersebut dia sampaikan pada istighosah dalam rangka Harlah ke-101 NU di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta, Minggu (28/1/2024). 

Istighosah artinya adalah memohon pertolongan kepada Allah SWT agar kita terlepas dari kesulitan

"Itulah sebabnya sejak didirikan hingga sekarang tidak ada satu pun keputusan Nahdlatul Ulama, kecuali didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan agama, pertimbangan-pertimbangan syariat, pertimbangan apa yang benar, apa yang salah, apa yang baik menurut syariat," kata pria yang akrab disapa Gus Yahya, seperti dikutip dari siaran pers diterima, Senin (29/1/2024).

Dia menjelaskan, NU memiliki struktur kepengurusan yang disebut syuriyah yang terdiri dari para kiai ahli syariah yang secara khusus bertugas untuk membuat keputusan-keputusan berdasarkan syariat yang harus dipatuhi.

Dia pun bercanda, bahkan sekelas ketua umum seperti dirinya tidak punya kuasa dan harus menurut.

"Kalau Ketua Umum Tanfdiziyah seperti saya, apalagi cuma ketua PWNU kayak Kang Zuhdi itu, kita ini cuma pesuruh yang melaksanakan keputusan-keputusan syuriyah," kata Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin itu.

Wewenang dari kepemimpinan Nahdlatul Ulama, kata dia, pada dasarnya adalah wewenang hukumah.

Artinya, NU sebagai jam'iyah menjalankan fungsi imamah dengan wewenang sebagaimana wewenang imam.

"Yang dikatakan bahwa hukmul imam yarfa'ul khilaf, apapun pendapat kita masing-masing, apabila sudah ada ketentuan keputusan dari organisasi, maka semua perbedaan harus ditundukkan kepada keputusan organisasi itu," ungkap Gus Yahya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penanda Perjuangan

Gus Yahya mengingatkan, istigasah merupakan penanda tonggak perjuangan NU dalam mewujudkan kemaslahatan untuk semesta.

Dia berharap, pada usia NU ke-101, maka NU bisa terus beristigasah dengan cara apapun demi kemaslahatan.

"Demi maslahat Islam, demi maslahat negara bangsa Republik Indonesia, demi maslahat kemanusiaan seluruhnya," ajak dia.


Selama-lamanya

Gus Yahya meyakini, usia 101 tahun perjuangan NU memang sudah tua secara angka. Tetapi dia meyakini, angka tersebut  belumlah apa-apa. Sebab, perjuangan ini diniatkan untuk selama-lamanya.

"Karena maksud dan ghirah dari para muassis Nahdlatul Ulama, para pemimpin Nahdlatul Ulama adalah perjuangan dengan Nahdlatul Ulama ini selama-lamanya ila yaumil qiyamah (sampai hari kiamat)," dia menandasi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya