Slow Travel Diprediksi Jadi Tren Pariwisata Masa Depan, Intrepid Hadirkan Ragam Paket Wisata

Konsep slow travel muncul sebagai suatu bentuk alternatif, mengajak untuk melambat, merenung, dan menikmati setiap momen perjalanan dengan lebih dalam.

oleh Fachri diperbarui 22 Feb 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2024, 11:00 WIB
Turis Belajar Gamelan.
Turis belajar memainkan gamelan saat berkunjung ke Desa Sibetan, Karangasem, Bali. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Denpasar Di tengah gemerlap kemajuan teknologi dan tekanan untuk terus bergerak maju, konsep slow travel muncul sebagai suatu bentuk alternatif, mengajak untuk melambat, merenung, dan menikmati setiap momen perjalanan dengan lebih dalam. Dengan begitu, liburan dapat menciptakan hubungan yang dalam dengan destinasi, memahami budaya lokal, dan merasakan ritme hidup setempat.

Dengan keunikan dari slow travel itu, diprediksi alternatif berlibur tersebut bakal menjadi pilihan travel di masa yang akan datang. Jaringan travel internasional Interpid yang berkantor di Bali pun telah membaca tren tersebut.

Ravindra Singh, GM at Intrepid DMC Indonesia mengungkapkan bahwa pihaknya membuat paket wisata yang memungkinkan wisatawan menjelajahi destinasi dengan mudah.

"Intrepid berupaya memperlambat laju rencana perjalanan, sehingga wisatawan menghabiskan lebih banyak waktu di satu tempat dan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai aspek sosial dan budaya daripada mencoba mengemas semua pengalaman dalam waktu singkat," ungkapnya.

Ravi juga menyebut, salah satu caranya dengan menghapus moda penerbangan domestik dari paket wisata yang ditawarkan di Indonesia dan memperkenalkan sarana transportasi lain seperti kereta api, bus dan kapal jika memungkinkan.

“Kita harapkan juga akan mengurangi jejak karbon sehingga lebih ramah lingkungan,” sebutnya.

Sejalan dengan Misi Perusahaan

Turis Bali.
Turis menikmati kuliner lokal Desa Sibetan. (Foto: Istimewa)

Ravi mengungkapkan bahwa slow travel sejalan dengan misi perusahaannya untuk membuat wisatawan terlibat dalam gaya perjalanan lokal dan merasakan atmosfir destinasinya.

“Semua tour leader kami dipimpin oleh mereka yang terlatih secara lokal dan memastikan semua wisatawan mengetahui budaya dan tradisi lokal serta apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan,” ungkapnya.

Ravi juga menegaskan bahwa Intrepid berkomitmen terhadap praktik pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan serta mendukung komunitas lokal sambil meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

“Wisatawan kami suka makan di tempat lokal sehingga membantu mereka mendapatkan pemahaman dan apresiasi yang lebih mendalam terhadap keanekaragaman budaya Indonesia,” tegasnya.

Ravi menjelaskan, salah satu proyek terbaru yang ditawarkan adalan pengalaman pariwisata berbasis komunitas di desa Sibetan, Karangasem, Bali.

"Komunitas desa yang terkenal dengan kebun salaknya itu menjadi tuan rumah di mana para tamu akan menginap di rumah mereka dan mendapat suguhan kuliner hingga pertunjukan kesenian," jelasnya.

“Tentunya kami akan membantu agar akomodasi serta fasilitasnya bisa sesuai dengan standar Intrepid,” imbuh Ravi.

Hadir Sejak 1989

Intrepid.
GM at Intrepid DMC Indonesia, Ravindra Singh. (Foto: Istimewa)

Sebagai perusahan global, Intrepid sudah berdiri sejak tahun 1989 dan beroperasi di Indonesia sejak tahun 1990 namun dengan mengandalkan jaringan travel lokal. Dan di tahun 2024, Intrepid membuka kantor perwakilan di Bali untuk memastikan wisatawan dapat menikmati pengalaman sesuai dengan standar kualitas.

Saat ini, Intrepid mengoperasikan tur grup di Bali, Jawa, Lombok, dan Sumatra dengan tambahan di Flores dan Kalimantan. Selain itu, sejumlah destinasi di Sulawesi dan Raja Ampat juga sedang dijajaki untuk tahun 2025 beserta beberapa destinasi baru lainnya di Indonesia.

“Kami secara aktif mencari pengalaman perjalanan otentik baru yang belum dijelajahi di wilayah lain di Indonesia dengan melibatkan komunitas lokal,” ucap Ravi.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya