Jusuf Kalla Tawarkan Pemuda Afghanistan Berkuliah di Indonesia

Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) bertemu dengan Menteri Pendidikan Afghanistan, Maulwi Habibullah Agha, di Kantor Kementerian Kabul, Selasa, 4 Juni 2024.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 04 Jun 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 18:30 WIB
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) bertemu dengan Menteri Pendidikan Afghanistan, Maulwi Habibullah Agha, di Kantor Kementerian Kabul, Selasa, 4 Juni 2024.
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) bertemu dengan Menteri Pendidikan Afghanistan, Maulwi Habibullah Agha, di Kantor Kementerian Kabul, Selasa, 4 Juni 2024. (Foto: Tim Media Jusuf Kalla).

Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) bertemu dengan Menteri Pendidikan Afghanistan, Maulwi Habibullah Agha, di Kantor Kementerian Kabul, Selasa, 4 Juni 2024.

Pada pertemuan itu, keduanya membahas soal kondisi pendidikan di Afghanistan setelah berdamai.

"Salah satu kebutuhan pokok setelah Afghanistna berdamai dan berusaha bangkit dari ketertinggalan adalah pendidikan," ungkap JK dalam keterangan persnya dari Kabul, seperti dikutip Selasa (4/6/2024).

Dari pertemuan itu juga, Wakil Presiden ke 10 dan 12 Indonesia ini menawarkan kepada Afghanistan untuk membantu nemperbaiki pendidikan di negara tersebut. 

“Kami coba menawarkan kepada pemuda-pemuda Afghanistan untuk sekolah maupun kuliah di universitas di Indonesia," tambah JK

Menurut JK, tawaran itu tidak hanya dari Indonesia, sebab akan ada beberapa negara Islam lainnya untuk membantu sistem pendidikan di Afghanistan. 

“Kita akan mengajak negara-negara Islam lainnya untuk bekerjasama membangkitkan sektor pendidikan di sini setelah puluhan tahun berperang dengan negara asing,” jelas JK.

 

Bangkit Bersama

JK menegaskan, faktor pendidikan di Afghanistan adalah aalah satu bidang yang sangat terbelakang. Sehingga harus bisa dibantu untuk bangkit kembali secara bersama.

JK memastikan, perbaikan kurikulum pendidikan di Afghanistan akan diawali dengan mengundang para ahli pendidikan negara tersebut ke Indonesia.

Tujuannya, guna mengetahui bagaimana tatanan dan perkembangan terkini dunia pendidikan itu sendiri.

“Itu untuk mempelajari bagaimana menggabungkan antara pendidikan agama dengan pendidikan dan ilmu teknologi," JK menandasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya