Liputan6.com, Jakarta Serangan siber ransomware terhadap server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) berdampak pada 210 instansi pusat maupun daerah di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pengerapan.
Baca Juga
"Jadi yang terdampak ada 210 instansi dari maupun pusat dan daerah," kata dia melalui youtube Kominfo seperti dilihat Selasa (25/6/2024).
Advertisement
Semuel mengatakan, beberapa instansi yang sudah mulai beroperasi diantaranya Ditjen Imigrasi Kemenkumham dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves).
"Marves punya layanan perizinan event sudah on, kota Kediri juga sudah on yang lainnya lagi proses," ucapnya.
"Jadi kita memigrasi data data, prosesnya bagaimana nah ini kecepatannya adalah harusnya bisa dipercepat apabila ada koordinasi antara tenant dan penyedia layanan," sambungnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN Hinsa Siburian mengatakan, peretas atau kelompok hacker Brain Cipher Ransomware telah menyerang Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Surabaya.
"Yang mengalami insiden ini adalah pusat data sementara yang berada di Surabaya, pusat data sementara ini adalah serangan siber dalam bentuk ransomware dengan nama Brain Cipher Ransomware, ransomware ini adalah pengembangan terbaru dari ransomware LockBit 3.0," kata Hinsa dilihat dari Youtube Kominfo, Selasa (25/6/2024).
Hinsa mengatakan PDNS dibuat di Surabaya dan di Jakarta dibuat karena pembangunan PDN pusat belum rampung. Sehingga, semua data disimpan di PDN Jakarta dan Surabaya.
Brain Cipher Ransomware Serang Pusat Data Nasional Sementara di Surabaya
"Jadi data data ini disimpan di pusat data sementara seperti kita ketahui bahwa pembangunan data center nasional pusat data nasional yang sekarang masih belum selesai," katanya.
"Jadi karena kebutuhan untuk proses bisnis untuk proses jalannya pemerintahan maka dibuatlah oleh Kominfo pusat data sementara yang ada di Jakarta maupun Surabaya," sambungnya.
Hinsa menuturkan, BSSN berkoordinasi dengan lembaga lain untuk menginvestigasi serangan siber ini. Pihaknya mengupayakan investigasi menyeluruh pada bukti forensik.
"Masih terus mengupayakan investigasi menyeluruh pada bukti forensik yang didapat dengan keterbatasan evidence atau barang bukti, karena kondisi barang bukti atau evidence-nya terenkripsi," ucapnya.
Advertisement
Pernyataan Kominfo
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) baru saja mengakui bahwa Pusat Data Nasional (PDN) diserang oleh peretas atau kelompok hacker Brain Cipher Ransomware.
Pihak yang tidak bertanggung jawab itu telah mengunci data pemerintah, beserta data masyarakat di dalamnya.
Dirjen Aptika Semuel Pangerapan mengungkapkan detik-detik kelompok Brain Cipher Ransomware menyerang Pusat Data Nasional.
"Bahwa pada Kamis (20/6/2024) dini hari, server Pusat Data Nasional telah diserang. Data yang terdapat pada PDN telah dienkripsi oleh peretas," ungkapnya.
"Pada Kamis Subuh, kami menemukan bahwa data di PDN telah diserang," ucap Semuel menambahkan, di konferensi pers Update Pusat Data Nasional Sementera pada Senin (24/6/2024) di Kantor Kominfo Jakarta, Rabu (24/6/2024).
Setelah ditelurusi masalahnya, Kominfo bersama tim forensik masih mencari sumber penyebarannya. Hingga saat ini, Kominfo masih belum memberikan hasil terkait penyelidikan itu.
"Kami masih selidiki lebih lanjut mengenai masalah ini," kaya Semuel.
Â
Â
Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com