KPK Bantah Tudingan PDIP soal Penggeledahan Rumah Advokat: Dewas Tak Temukan Pelanggaran Etik

KPK membantah tudingan PDIP terkait penggeledahan rumah advokat mereka, Donny Tri Istiqomah, dalam kasus Harun Masiku. Dewan Pengawas KPK menyatakan tidak ditemukan pelanggaran etik dalam proses tersebut.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 31 Jul 2024, 11:30 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2024, 11:30 WIB
Jubir Baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Tessa Mahardika Sugiarto.
Jubir Baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Tessa Mahardika Sugiarto. (Merdeka.com/Rahmat Baihaqi)

Liputan6.com, Jakarta - Kubu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melayangkan protes keras terhadap penggeledahan di kediaman Advokad PDIP Donny Tri Istiqomah, yang disebut ugal-ugalan dan melanggar SOP terkait kasus Harun Masiku. Mereka bahkan mengajukan aduan terhadap Kasatgas KPK AKBP Rossa Purbo Bekti ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK. Namun, KPK menepis tudingan tersebut.

Juru Bicara (Jubir) KPK, Tessa Mahardika Sugiarto, menegaskan bahwa berdasarkan keputusan Dewas KPK, Rossa tidak terbukti melakukan pelanggaran etik dalam penggeledahan yang dilakukannya.

"Dewas sudah membuat keputusan bahwa tidak ada pelanggaran etik, dan keputusan tersebut sudah final," ujar Tessa di Gedung KPK, Rabu, (31/7/2024).

Meskipun PDIP bersikeras bahwa kegiatan yang dilakukan Rossa tidak sesuai SOP dan tidak memiliki surat izin dari Dewas KPK, Tessa tetap berpegang pada keputusan Dewas. Ia juga menyarankan kubu Donny untuk menggunakan hak hukumnya jika masih tidak puas dengan keputusan tersebut.

"Kami yakin penyidik kami melakukan tindakan atau penugasan itu secara profesional dan prosedural," tegasnya.

Terkait tudingan penyidik KPK membawa senjata laras panjang saat penggeledahan, Tessa membantahnya. Ia menjelaskan bahwa penyidik tidak pernah membawa senjata api jenis apapun.

"Dalam hal ini, KPK menggandeng pihak Polri untuk melakukan pengamanan fisik kegiatan. Senjata laras panjang tentunya memerlukan perlakuan dan prosedur khusus dan itu dimiliki oleh aparat kepolisian," jelas Tessa.

 

Megawati: Pemanggilan Hasto Oleh Rossa Tak Sesuai Aturan

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Sekolah Partai, Lenteng Agung.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Sekolah Partai, Lenteng Agung. (Merdeka).

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menilai, pemeriksaan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto di KPK oleh penyidik AKBP Rossa Purbo Bekti tidak dilakukan dengan sesuai aturan. Oleh karena itu, ia meminta Hasto untuk tidak takut.

"Saya nggak takut waktu Pak Hasto itu dipanggil menurut saya itu tidak sesuai, sama Rossa," kata Megawati dalam Mukernas Perindo di Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2024).

Megawati mengingatkan pada Rossa bahwa dirinya tak takut pada Rossa meskipun ia penyidik KPK. 

"Kamu siapa Rossa? Jangan hanya kamu KPK lo, ya saya nggak takut, gile lo," katanya.

Megawati lantas bercerita, dirinya juga berperan dalam pembentukan sejumlah institusi hukum, termasuk MK dan KPK. Namun, saat ini ia menyayangkan penegakan hukum kerap diobrak-abrik penguasa.

"Yang bikin MK siapa? Betul kalau nggak percaya buka, yang bikin KPK saya," katanya.

"Sekarang hukum itu diobrak-abrik kekuasaan," pungkas Megawati.

Megawati Ke Hasto: Jangan Takut, Kalau Kamu Diambil Aku Pergi ke Kapolri

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri meminta Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto tidak takut apabila nanti ditangkap oleh KPK. Ia menyebut siap menemui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, jika Hasto benar akan ditangkap. 

Hal itu disampaikan Megawati saat menjadi pembicara utama di acara Mukernas Partai Perindo, di MNC Tower, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2024).

“Jadi saya bilang sama Hasto, 'Udah enggak usah takut, nanti kalau kamu diambil aku pergi ke Kapolri', aku bilang gitu. Coba pingin apa ngomong sih Kapolri itu. Lho iya lah. Enak aja. Masukin itu ke media,” kata Mega.

Mega meminta semua pihak untuk tidak takut adanya intimidasi, sebab apabila kita benar, maka akan selalu menang.

“Saya herannya sekarang kalian ini, ini maaf ya, penuh dengan rasa ketakutan, saya pikir opo toh yo. Mbok saya kan selalu mengajarkan kebenaran is kebenaran. satyam eva jayate. Jadi ya sudahlah. Ngapain sih gitu,” katanya.

Saat ini, Megawati mengaku heran alasan PDIP kerap diincar dan dicari-cari kesalahannya. Namun, tidak ada yang berani menangkap dirinya, justru orang-orang disekelilingnya yang dijerat kasus.

“Kenapa kami dibeginikan coba? Saya sampai tanya PDI Perjuangan, saya kan nanya sama ahli tata negara, pengacara, sebenarnya salah saya ini opo toh. Coba pikir, coba kalau bisa. Tapi mau ngambil saya pada enggak berani. Jadi yang seserangnya di sekeliling saya gitu loh. Aduh kayaknya saya ini bodoh buanget ya. Saya ini cuma diem ajalah. Yaudah gitu ya gitu biarin dah,” tegasnya.

Tak Perlu Melawan

Mega mengaku meski dirinya mampu melawan dan memiliki anak buah yang kuat, ia memutuskan tak perlu melawan.

“Karena buat apa? Karena saya itu mikir kalau saya lawan, anak-anak saya itu banyak preman lho. Enggak ada takut lho. Kali ini mereka hanya bilang 'ibu sabar banget, ibu sabar banget, ibu sabar banget', udah diem aja, kubilang. Nanti juga selesai. Gitu,” tambah Megawati.

“Karena apa? Saya bukannya untuk saya. Ini buat bangsa dan negara. Saya tidak mau bahwa negara kita dikocak-kacik enggak jelas dengan aturan-aturan yang dirubah semaunya sendiri,” pungkasnya.

 

Reporter: Rahmat Baihaqi/Merdeka

Infografis Mimpi SBY Naik Kereta Bersama Jokowi dan Megawati. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Mimpi SBY Naik Kereta Bersama Jokowi dan Megawati. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya