Liputan6.com, Jakarta - Politikus Partai Golkar Jusuf Hamka tiba di DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Palmerah, Jakarta Barat (Jakbar) pada hari ini, Senin (12/8/2024). Jusuf Hamka menyerahkan surat pengunduran diri sebagai kader Partai Golkar.
Berdasarkan pantauan, Jusuf Hamka atau yang akrab disapa Babah Alun ini tiba di DPP Golkar sekira pukul 10.03 WIB, Senin (12/8/2024). Dia berpakaian santai, mengenakan kemeja, dan jeans denim.
Baca Juga
Terlihat, Babah Alun juga membawa surat pengunduran diri yang dibawa dalam satu amplop. Babah Alun juga sempat mengeluarkan surat yang ia tulis tangan itu.
Advertisement
"Sebentar ya, mau dikasih dulu (surat pengunduran diri) ke atas," kata Babah Alun, Senin (12/8/2024).
Adapun dalam surat pengunduran diri itu, surat ditulis oleh Jusuf Hamka di Bandung, Jawa Barat pada 11 Agustus 2024. Dia bilang, surat pengunduran diri diserahkan kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Lodewijk F Paulus.
Dilihat Liputan6.com, total ada empat poin yang ditulis Jusuf Hamka sebagai alasan memutuskan mundur dari Partai Golkar. Pertama, terkait usianya yang sudah sepuh.
"Adapun alasan saya untuk itu sebagai berikut, usia saya yang telah sepuh," tulis Jusuf Hamka.
Alasan kedua, Jusuf Hamka menyebut ia mengikuti saran dari keluarga besarnya. Tepatnya, dari istri dan anak-anak Jusuf Hamka.
Kemudian, bos Jalan Tol itu mengatakan, tidak sepenuhnya keluar dari Partai Golkar karena mengikuti jejak Airlangga Hartarto yang lebih dulu mundur dari jabatan Ketua Umum (Ketum) Golkar. Menurut dia, keputusan mundur dari Golkar telah terbesit sejak lama.
Berikut sederet pernyataan Jusuf Hamka usai menyerahkan surat pengunduran diri ke DPP Partai Golkar dihimpun Liputan6.com:
1. Surat Pengunduran Diri Ditulis Sendiri di Bandung
Politikus Partai Golkar Jusuf Hamka tiba di DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Palmerah, Jakarta Barat (Jakbar). Dia bakal menyerahkan surat pengunduran diri sebagai kader Partai Golkar.
Berdasarkan pantauan, Jusuf Hamka atau yang akrab disapa Babah Alun ini tiba di DPP Golkar sekira pukul 10.03 WIB, Senin (12/8/2024). Dia berpakaian santai, mengenakan kemeja dan jeans denim.
Terlihat, Babah Alun juga membawa surat pengunduran diri yang dibawa dalam satu amplop. Babah Alun juga sempat mengeluarkan surat yang ia tulis tangan itu.
"Sebentar ya, mau dikasih dulu (surat pengunduran diri) ke atas," kata Babah Alun.
Advertisement
2. Sebut Ada Empat Poin Alasan Pengunduran Diri
Dilihat Liputan6.com, total ada empat poin yang ditulis Jusuf Hamka sebagai alasan memutuskan mundur dari Partai Golkar. Pertama, terkait usianya yang sudah sepuh.
"Adapun alasan saya untuk itu sebagai berikut, usia saya yang telah sepuh," tulis Jusuf Hamka.
Alasan kedua, Jusuf Hamka menyebut ia mengikuti saran dari keluarga besarnya. Tepatnya, dari istri dan anak-anak Jusuf Hamka.
Ketiga, Jusuf Hamka menyatakan bakal melanjutkan program membangun masjid Babah Alun di total 38 provinsi di Tanah Air. Terakhir, dia akan kembali menjalani aktivitas sebagai pekerja sosial.
"Kembali ke cita-cita saya sebagai pekerja sosial untuk mengikuti Bunda Theresa. Demikian surat ini saya buat dan atas perhatiannya kami katakan banyak terima kasih," demikian isi surat tersebut.
3. Sebut Sudah Berpikir Lama, Bukan Karena Ikuti Airlangga Hartarto
Bos Jalan Tol Jusuf Hamka mengatakan, tidak sepenuhnya keluar dari Partai Golkar karena mengikuti jejak Airlangga Hartarto yang lebih dulu mundur dari jabatan Ketua Umum (Ketum) Golkar.
Menurut dia, keputusan mundur dari Golkar telah terbesit sejak lama.
"Enggak juga (ikut jejak Airlangga), saya kebeneran sudah berpikir lama dan momentum pas, Tuhan sayang sama saya," kata Jusuf Hamka.
Pria yang akrab disapa Babah Alun ini membeberkan, sudah tak enak hati sejak digadang-gadang maju untuk pemilihan gubernur (Pilgub) Jakarta 2024. Oleh karenanya, ia mengucap syukur telah mundur dari Golkar.
"Saya sudah bilang pas saya dicalonkan kemarin ini kan saya bilang, inalillahi wa innailaihi rojiun, berarti saya enggak happy, tapi saya harus jalankan. Kalau ditanya hari ini saya sedih, tapi i'm happy, Alhamdulillah buat saya," ucap Babah Alun.
Advertisement
4. Mengaku Belum Komunikasi dengan Airlangga Hartarto
Lebih lanjut, Jusuf Hamka menyebut belum menjalin komunikasi dengan Airlangga soal keputusan mundur sebagai kader Golkar. Namun, ia memastikan bakal berkomunikasi kembali dengan Airlangga.
"Oh pasti, he is my best friend. Buat saya pertemanan adalah pertama. Kesetiaan utama," katanya.
Bagi Jusuf Hamka, Airlangga adalah figur yang baik. Selain itu, dia juga menilai Airlangga sebagai sosok yang mempunyai kepemimpinan yang kuat.
"Saya kenal Pak Airlangga, saya kenal ayahnya, saya hutang budi. Dan Pak Airlangga orang yang baik seperti ayahnya dan strong leadership jadi buat saya ya, he is a good man," ujar Jusuf Hamka.
5. Akui Ragu Airlangga Mundur dari Ketua Umum Golkar karena Keinginan Pribadi
Pengusaha jalan tol Jusuf Hamka alias Babah Alun mengaku ragu jika Airlangga Hartarto mundur dari ketua umum Partai Golkar karena keinginan pribadi.
"Kalaupun, kalaupun itu keinginan beliau pribadi, saya juga ragu kalau ditanya," kata Babah Alun.
Namun, ketika ditanya apakah Airlangga Hartarto mundur karena dipaksa oleh pihak lain, Babah Alun enggan menjawab. Dia menyebut hanya Tuhan dan Airlangga yang mengetahuinya.
"Tapi kalau ada yang memaksa mundur atau tidak, waallahu a'lam bishawab," ujar Jusuf Hamka.
Lebih lanjut, Jusuf Hamka hingga kini belum berkomunikasi dengan Airlangga usai keputusan mundur sebagai ketua umum Partai Golkar.
Namun, Babah Alun memastikan akan segera berkomunikasi dengan Airlangga dan takkan meninggalkannya.
"Pak Airlangga you are not alone, i will be with you and i don’t let you walk alone," ujar Babah Alun.
Advertisement
6. Sebut Airlangga Hartarto Dizalimi
Jusuf Hamka menilai, Airlangga Hartarto telah dizalami. Kondisi itu membuat Airlangga mundur dari posisi sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
"Dengar (dizalimi) banyak, i know too much but i don't want to talk too much oke," kata dia.
Kendati demikian, pria yang kerap disapa Babah Alun ini tidak secara lugas menjawab pihak yang menzalimi Airlangga. Termasuk sosok yang menzalimi dari luar atau internal Golkar.
"Masalah dizalimi dari luar atau dalam, saya juga enggak tahu ya kan," ujar dia.
Lebih lanjut, Jusuf Hamka mengatakan bahwa Airlangga terzalimi. Dia pun tidak ingin mengalami hal sama saat terjun di dunia politik.
Oleh sebab itu, dia memutuskan untuk keluar dari kepengurusan Partai Golkar. Dia telah menyampaikan surat yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Lodewijk Freidrich Paulus.
"Jadi mungkin buat saya, lebih pantas saya dagang nasi kuning saja, daripada ikut di Partai Kuning lagi," jelas Jusuf Hamka.