Liputan6.com, Penajam Paser Utara - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan rencana pembangunan Indonesia hingga 10 tahun mendatang bukan lagi kewenangannya. Jokowi menyebut hal itu merupakan kewenangan Presiden terpilih RI periode 2024-2029, Prabowo Subianto.
"Untuk desain-desain (pembangunan) ke depan, 5 tahun yang akan datang, 10 tahun yang akan datang, silakan tanyakan ke Pak Prabowo Subianto," kata Jokowi kepada wartawan di Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Sabtu (17/8/2024).
Baca Juga
Dia menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara besar sehingga pemerataan pembangunan tak boleh fokus di Pulau Jawa saja. Jokowi menilai pembangunan di Indonesia harus dimulai dari pinggiran dan wilayah terluar.
Advertisement
"Negara ini negara besar, Indonesia ini negara besar, perlu pemerataan di semua wilayah, timur, tengah, barat, semuanya harus mendapatkan kue yang sama," jelasnya.
"Sehingga 10 tahun yang lalu saya menyampaikan bukan Jawa sentris, tapi Indonesia sentris. Tidak dari pusat, tetapi membangun dari pinggiran, membangun dari desa, membangun dari wilayah terluar," sambung Jokowi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim selama 10 tahun melakukan pembangunan yang dimulai dari pinggiran, dan daerah terluar telah menurunkan biaya logistik hingga 14 persen.
"Selama 10 tahun membangun sebuah fondasi dan peradaban baru, dengan pembangunan yang Indonesia sentris, membangun dari pinggiran, membangun dari desa dan membangun dari daerah terluar. Dengan pembangunan itu, kita berhasil menurunkan biaya logistik dari sebelumnya 24 persen menjadi 14 persen di tahun 2023," ujar Jokowi saat pidato di sidang tahunan MPR, Jumat, (16/8/2024).
Capaian Pembangunan Era Jokowi
Sampai saat ini, kata Jokowi, pemerintah telah membangun 366 ribu kilometer jalan desa, 1,9 juta meter jembatan desa, 2.700 kilometer jalan tol baru, 6.000 kilometer jalan nasional, 50 pelabuhan dan bandara baru, serta 43 bendungan, dan 1,1 juta hektare jaringan irigasi baru.
Dengan pembangunan ini, kata Jokowi bisa meningkatkan daya saing dari sebelumnya peringkat 44 menjadi peringkat 27 ditahun 2024.
"Kita mampu memperkuat persatuan karena akses yang lebih merata dan berkeadilan," kata dia.
Selain itu, ketangguhan kita sebagai sebuah bangsa juga terbukti dari daya tahan dalam menghadapi pandemi Covid-19, dalam menghadapi perubahan iklim, dan dalam menghadapi geopolitik dunia yang semakin memanas.
"Patut kita syukuri, alhamdulillah, Indonesia merupakan satu dari sedikit negara yang mampu pulih lebih cepat, bahkan terus bertumbuh," kata Jokowi.
Advertisement
Klaim Ekonomi Papua Tumbuh di Atas 6 Persen
Bahkan, kata dia, pertumbuhan ekonomi terjaga di atas 5 persen, walau banyak negara tidak tumbuh, bahkan melambat.
Dia mencontohkan, wilayah Indonesia Timur seperti Papua dan Maluku justru mampu tumbuh di atas 6 persen dan Maluku Utara mampu tumbuh di atas 20%.
"Inflasi juga terkendali di kisaran 2-3 persen saat banyak negara mengalami kenaikan yang luar biasa, bahkan ada yang mencapai lebih dari 200 persen.
"Angka kemiskinan ekstrem mampu kita turunkan dari sebelumnya 6,1 persen menjadi 0,8 persen di tahun 2024. Angka stunting mampu kita kurangi dari sebelumnya 37,2 persen menjadi 21,5 persen ditahun 2023. Tingkat pengangguran juga mampu kita tekan dari sebelumnya 5,7 persen menjadi 4,8 persen di tahun 2024," ucap Jokowi menandaskan.