Jokowi Resmikan Gedung RS Kemenkes Surabaya, Habiskan Anggaran hingga Rp 2 Triliun

Jokowi menekankan pentingnya pembangunan RS Kemenkes Surabaya untuk menampung pasien-pasien stroke, serangan jantung, dan kanker.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 06 Sep 2024, 08:48 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2024, 08:48 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Gedung Rumah Sakit (RS) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Surabaya di Jawa Timur, Jumat (6/9/2024).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Gedung Rumah Sakit (RS) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Surabaya di Jawa Timur, Jumat (6/9/2024). (Lizsa Egeham).

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Gedung Rumah Sakit (RS) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Surabaya di Jawa Timur, Jumat (6/9/2024). Jokowi mengatakan rumah sakit ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 2,01 triliun untuk pembangunan, peralatan, hingga sumber daya manusia (SDM).

"Dibiayai dengan anggaran gede sekali Rp1,6 triliun. Plus peralatannya, (Rp1,6 triliun) itu baru gedungnya, peralatannya Rp 368 miliar," kata Jokowi saat peresmian, Jumat (6/9/2024).

"Plus masih ada anggaran lagi untuk SDM Rp 50 miliar. Jadi menelan biaya yang tidak kecil," sambungnya.

Dia menekankan pentingnya pembangunan RS Kemenkes Surabaya untuk menampung pasien-pasien stroke, serangan jantung, dan kanker. Terlebih, angka kematian pasien akibat penyakit tersebut di Jawa Timur cukup tinggi.

"Penyebab kematian tertinggi di negara kita itu adalah karena penyakit stroke, serangan jantung, dan kanker. Dan Jawa Timur ini menempati urutan ketiga setelah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Hati- hati mengenai hal ini. Sehingga pembangunan RS Kemenkes di Surabaya ini sangat-sangat penting dalam rangka itu," jelasnya.

Jokowi menuturkan pemerintah menambah 867 tempat tidur untuk pasien di RS Kemenkes Surabaya. Rumah sakit ini nantinya bisa menampung pasien-pasien dari Jawa Timur dan Indonesia bagian timur.

"Ini untuk Surabaya, ini untuk Jawa Timur, dan nanti sebagian menjadi hub dari Indonesia bagian timur," tutur dia.

Menurut dia, pemerintah tidak masalah mengeluarkan anggaran besar untuk pembangunan rumah sakit, asalkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat semakin baik. Dia juga meminta agar ruangan, tempat tidur, hingga penerangan di rumah sakit semakin baik.

"Saya lihat kalau ke rumah sakit di daerah saya ini kan sudah masuk berapa puluh atau berapa ratus rumah sakit di daerah, gelap. Gelap, enggak seperti yang baru saja saya lihat tadi, terang, terang benderang," ungkap dia.

"Itu yang kita inginkan agar para pasien cepat sembuh dan pelayanan terhadap masyarakat semakin baik," imbuh Jokowi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jokowi Ungkap Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia karena Stroke dan Jantung

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Gedung RS Kementerian Kesehatan di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (6/9/2024).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Gedung RS Kementerian Kesehatan di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (6/9/2024). (Lizsa Egeham).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Gedung RS Kementerian Kesehatan di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (6/9/2024). Dalam pidatonya, Jokowi mengungkapkan penyebab kematian tertinggi di RI karena penyakit stroke, jantung dan kanker.

Menurutnya, tingkat kematian karena penyakit tersebut berada di provinsi Jawa Timur yang menempati urutan ketiga setelah Yogyakarta dan Jawa Tengah.

"Penyebab kematian tertinggi di negara kita itu adalah karena penyakit stroke, serangan jantung, dan kanker, dan Jawa Timur ini menempati urutan ketiga setelah Yogyakarta, Jawa Tengah hati-hati mengenai hal ini," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, RS Kemenkes di Surabaya ini dibangun untuk mengatasi tingginya penyakit tersebut. 

"Pembangunan RS ini penting dalam rangka itu dan kita juga tidak ingin yang sakit-sakit dari kita perginya ke Singapura, perginya ke Malaysia," sambungnya.


Serasa Hotel Bintang Lima

Jokowi memuji kemegahan RS Kemenkes di Surabaya ini yang serasa hotel bintang lima. Dia yakin jika pelayanan RS ini juga baik maka bisa mencegah masyarakat untuk berobat ke luar negeri.

Menurutnya, Indonesia telah kehilangan potensi Rp 180 triliun karena warga tidak mau berobat di dalam negeri.

"Ini akan mencegah kehilangan devisa kita kurang lebih 180 triliun setiap tahunnya karena masyarakat kita pergi ke Singapura, Jepang, Malaysia, Amerika untuk berobat, Rp180 triliun gede sekali," ujar Jokowi.

Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya