Liputan6.com, Entikong Berkat pembangunan yang digalakkan oleh Presiden Joko Widodo, wajah Entikong berubah drastis. Dulu, pemandangan yang terlihat sepi dan terbengkalai, Entikong pun mulai semakin menunjukkan kondisi pembangunan yang masif.
Jalan-jalan yang dulunya berdebu, kini sudah beraspal mulus dan infrastruktur yang memadai mulai terlihat di setiap sudut. Masyarakat setempat, yang dulunya terjebak dalam keterbatasan, kini mulai merasakan dampak positif dari pembangunan.
Baca Juga
Salah satu bangunan megah terlihat di Entikong adalah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong yang berlokasi di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, perbatasan Indonesia-Malaysia. Burung Garuda terlihat gagah dan membentangkan sayapnya tepat di sebuah bangunan megah berbentuk rumah panjang.
Advertisement
Terlihat, cantik benuansa putih dengan perisai ukiran adat Dayak yang indah dan terpahat pada dinding bagian depan, sungguh artistik. Bangunan itu seolah menjadi magnet, menyedot khalayak ramai dan orang-orang pun terus bedatangan.
Bahkan, ada warga Serian di Sarawak, Malaysia menguraikan keinginannya untuk saling bertukar pemimpin setelah menyaksikan PLBN Entikong yang megah dan maraknya pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Melihat wajah Entikong sekarang ini tidak ubahnya menatap resort atau mall di Jakarta. Sejak 2015, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diperintahkan Presiden Jokowi 'menyulap' kawasan terbelakang menjadi beranda depan.
"Ini masalah kebanggaan, masalah nasionalisme, masalah martabat dan harga diri kita. Kalau saya tidak mau seperti itu. Di sana saya bisa melihat, yang di sebelah sangat megah, yang di kita sangat jelek sekali. Saat itu juga saya perintahkan Menteri PU seminggu harus diruntuhkan," ujar Presiden Joko Widodo saat meresmikan PLBN Entikong, 21 Desember 2016.
Berubah Total
PLBN Entikong sudah berubah total. Tak ada lagi tampak bangunan tua yang lusuh seperti sebelumnya. Bahkan, dulunya sering diledek seperti kandang ayam oleh si tetangga, Malaysia yang punya bangunan pos lintas perbatasan megah. Lebih bagus.
"Saya minta dua tahun harus lebih baik dari yang di sana. Inilah sebuah kebanggaan yang ingin kita bangun, bahwa kita ini negara besar. Nyatanya kita bisa kan? Asal punya niat, asal ada kemauan pasti bisa. Tidak ada yang tidak bisa kita buat," tegas Jokowi.
Pembangunan wilayah perbatasan tidak cukup sebatas bangunan fisik semata. Karena itu, Jokowi juga menginstruksikan untuk segera menggerakkan roda perekonomian di kawasan tersebut.
Untuk itu, di sekitar PLBN tersebut, Jokowi meminta agar dibangun pasar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
"Nanti kalau tambah pasar yang besar di situ sudah ada pergerakan ekonomi. Saya kira inilah manfaat yang kita dapatkan dari adanya perbatasan di Entikong ini sebagai kawasan terdepan kita," ucapnya.
Kini situasinya berubah dan pos lintas batas pertama di Indonesia yang beroperasi sejak 1 Oktober 1989 memiliki penampilan keren dan membanggakan bagi warga perbatasan.
"Presiden Jokowi tidak saja memberikan kebahagian bagi kami yang tinggal menetap di tapal batas negara Entikong, tetapi juga kebanggaan yang tiada tara sebagai warga negara yang selama ini dianggap sebelah mata oleh negara jiran," ujar Honoris Yance, warga sekitar PLBN Entikong.
Advertisement
WIKA Jadi Pelaksana Konstruksi
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) merupakan pelaksana konstruksi yang dipercaya pemerintah untuk melakukan perombakan total Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat dengan nilai proyek Rp152,49 miliar.
Lingkup pekerjaan meliputi struktur, arsitektur, mechanical, eletrical, plumbing, dan elektronika. Pada tahap pertama, pekerjaan difokuskan kepada pembangunan bangunan utama, kargo, utilitas dan pos pemeriksaan.
Selain bangunan utama PLBN, di dalamnya terdapat pemeriksaan kargo kedatangan dan keberangkatan, mes pegawai, klinik, rumah detensi, masjid, pasar tradisional, area parkir, terminal barang dan penumpang.
Selain itu, PLBN Entikong yang memiliki luas lahan 10,26 Ha dan bangunan seluas 19.431 m2 di zona inti, sub inti, dan pendukung, juga memiliki alur untuk pedestrian yang apik.
Area pemeriksaan keimigrasian pun jauh lebih modern layaknya fasilitas serupa di bandara. Biasanya, Tugu Garuda dan hiasan motif Dayak menjadi spot foto yang banyak dipilih oleh pelintas batas.
Tekad Jokowi membangun perbatasan tak saja sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menebalkan kemampuan dan kebanggaan pada negeri sendiri.
(*)