Liputan6.com, Penajam Paser Utara - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membandingkan kualitas udara atau air quality Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur dan Jakarta. Dia menyebut kualitas udara di IKN berada di angka 6, sedangkan Jakarta 190.
Padahal, standar kualitas udara yang baik berada di angka 0-50. Hal ini menandakan bahwa kualitas udara di IKN sangat baik dan bagus.
Baca Juga
"Supaya bapak/ibu tahu, di sini air quality index-nya, indeks kualitas udaranya itu di angka 6. Padahal maksimal itu 50. Tapi di sini hanya 6, dan di Jakarta kira-kira hariannya 190," kata Jokowi saat bersilaturahmi dengan Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama se-Indonesia di Istana Negara IKN, Kalimantan Timur, Rabu (25/9/2024).
Advertisement
Dia menyebut kualitas udara di Jabodetabek dan Jawa juga di atas 100. Untuk itu, kata Jokowi, pemerintah membangun IKN dengan konsep kota hijau dengan emisi paling rendah sehingga tak berpolusi.
"Inilah gambaran kota masa depan, kota hijau dengan emisi rendah, kota yang ramah karena banyak ruang terbuka hijaunya," ujarnya.
Di sisi lain, Jokowi mengaku senang Istana Kepresidenan maupun kantor-kantor kementerian di IKN sepenuhnya dikerjakan oleh anak bangsa. Tak hanya itu, material untuk membangun gedung-gedung pemerintahan di IKN mayoritas menggunakan bahan lokal.
"Setelah ini selesai Istana-nya, kemudian gedung Menko-nya juga hampir selesai, saya senang bahwa yang mengerjakan 100 persen adalah putra putri terbaik kita semua nya. Bahannya hampir 99 persen dari bahan lokal semuanya, tidak ada unsur-unsur yang lain," jelas Jokowi.
Pembangunan IKN Butuh Waktu 20 Tahun
Dia mengungkapkan bahwa pembangunan IKN membutuhkan waktu hingga 20 tahun. Jokowi menyampaikan IKN dirancang sebagai kota inklusif untuk semua golongan.
"Kita juga ingin IKN jadi kota global, tapi juga kota majemuk yang mampu memberikan signifikan dalam memperoleh kerukunan dan kebhinekaan kita sebagai sebuah bangsa besar," tutur Jokowi.
Advertisement