Liputan6.com, Jakarta - Festival Kanuhi Arah Mandungin Dusun yang digelar di Desa Siulak Panjang mengangkat kembali upacara adat Kanuhi Arah, sebuah tradisi warisan turun-temurun di Kerinci, Provinsi Jambi.
Upacara Kanuhi Arah adalah bentuk kenduri adat sarat makna yang berperan sebagai jembatan antara generasi dalam menghormati leluhur dan memohon keselamatan serta keberkahan dari Yang Maha Kuasa.
Advertisement
Baca Juga
"Penyelenggaraan festival ini sejalan dengan misi pemerintah untuk mendorong pelestarian budaya-budaya lokal di Nusantara yang beragam," ujar Pamong Budaya Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Kementerian Kebudayaan Meta Ambar Pana melalui keterangan tertulis, Jumat (15/11/2024).
Advertisement
Menurutnya, Festival Kanuhi Arah Mandungin Dusun merupakan wadah yang memperlihatkan keluhuran adat dan kearifan masyarakat Siulak Panjang. Melalui Kanuhi Arah, masyarakat merayakan harmoni dan penghormatan terhadap lingkungan, leluhur, dan sesama.
"Kami mendukung upaya seperti ini yang dapat menginspirasi dan memberikan edukasi kepada generasi muda tentang pentingnya merawat dan meneruskan budaya leluhur," ucap Meta.
Kemudian, Direktur Festival Kanuhi Arah Mandungin Dusun, Almi Denso Saputra menambahkan, festival ini dikemas untuk menarik minat masyarakat luas agar lebih mengenal dan menghargai warisan budaya Desa Siulak Panjang.
"Kanuhi Arah memiliki tujuan yang mendalam, mulai dari ungkapan rasa syukur, pembersihan benda-benda pusaka, hingga pelantikan pemuka adat yang baru," kata dia.
"Ini merupakan momen berkumpul bagi sanak keluarga di rumah pusaka. Tradisi ini adalah pengikat kebersamaan dan menjadi sarana penting untuk melestarikan nilai-nilai leluhur," jelas Almi.
Â
Miliki Beberapa Prosesi
Upacara Kanuhi Arah sendiri dilaksanakan melalui beberapa prosesi yang menjadi inti dari festival. Salah satunya adalah Tolak Bala, yang dikenal dengan istilah Mendingin Dusun.
Prosesi ini diadakan sebagai wujud permohonan keselamatan bagi seluruh penduduk desa. Selain itu, ada pula prosesi Naik Sko dan Mandi Balimau, yang merupakan bagian dari ritual adat untuk membersihkan diri secara lahir dan batin. Di akhir acara, seluruh keluarga besar berkumpul dalam Kanuhi Basamo sebagai simbol kebersamaan.
Lalu Depati Mangku Bumi Kulit Putih Sibo Dirajo dari Siulak Panjang, Yasir Arafat menjelaskan, upacara ini tidak hanya menjadi perwujudan budaya, tetapi juga sarana introspeksi dan refleksi bagi masyarakat.
"Kanuhi Arah adalah kesempatan untuk mengingatkan masyarakat akan nilai-nilai kearifan lokal, menjaga harmoni dengan alam, dan merawat hubungan dengan leluhur serta sesama," kata dia.
"Kami berharap upacara ini dapat memperkuat semangat gotong royong dan menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam melanjutkan tradisi," sambung Yasir.
Dia menyebut, Festival Kanuhi Arah Mandungin Dusun tahun ini berhasil memadukan tradisi dan seni budaya dalam satu rangkaian acara yang edukatif dan menghibur.
"Melalui upacara adat ini, Desa Siulak Panjang tidak hanya merayakan budaya, tetapi juga menunjukkan bahwa tradisi dapat menjadi bagian penting dari masa kini dan masa depan," tandas Yasir.
Â
Advertisement
Festival Kanuhi Arah Mandungin Dusun
Untuk diketahui, Festival Kanuhi Arah Mandungin Dusun merupakan satu dari 12 festival budaya Kenduri Swarnabhumi 2024 yang diharapkan menjadi katalis bagi upaya pelestarian budaya dan lingkungan di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Batanghari, membangkitkan kesadaran akan pentingnya menjaga warisan nenek moyang untuk generasi mendatang.
Kenduri Swarnabhumi sendiri akan digelar di DAS Batanghari, yakni di 10 Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi dan satu Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat dengan mengangkat narasi hubungan penting antara kebudayaan dengan pelestarian lingkungan, khususnya sungai, dan sebaliknya juga tentang pelestarian lingkungan untuk kebudayaan berkelanjutan.
Rangkaian pagelaran festival budaya yang akan diselenggarakan oleh masyarakat setempat ini, menjadi momentum memperkuat semangat kemandirian dalam mengangkat kearifan lokalnya.
Setiap festival yang digelar akan berkoordinasi dengan Direktur Festival dan Kurator Lokal serta didukung Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Perfilman Musik dan Media.